Di hari ovulasi tiba, konsentrasi kadar beberapa hormonal sistem reproduksi melonjak naik seperti hormon Estrogen, LH, FSH, Prolactin. Cara melacak fluktuasi kadar hormon ini dapat dilakukan melalui pengamatan pada air liur (Saliva).
Pada hari ovulasi, anatomi air liur mengalami perubahan yang dikenal dengan istilah Saliva Ferning. Istilah "Ferning" berkaitan dengan bentuk kristal air liur yang apabila diamati dengan mikroskop berbentuk seperti daun pakis. Bila anda melihat struktur kristal air liur berpola atau berbentuk seperti daun pakis, maka berarti anda sedang memasuki masa tersubur untuk mendapat kehamilan.
Perbesaran mikroskop kristal air liur (kiri) yang mirip dengan daun pakis (kanan).
Perubahan anatomi air liur bersamaan dengan melonjaknya kadar hormon LH dalam tubuh, sedangkan lonjakan hormon LH terjadi pada ovulasi. Oleh karena itulah observasi pada air liur ini dapat menjadi instrumen kapan hari tersubur untuk mendapatkan kehamilan.
Teknik mengobservasi air liur termasuk teknik rumit karena membutuhkan ketelitian dan mikroskop untuk melihatnya. Kini sudah banyak tersedia alat bantu untuk mengobservasi air liur guna mendeteksi hari ovulasi anda, mungkin bisa anda pelajari lebih lanjut dengan mencarinya di Google dengan kata kunci "Saliva Ovulation Test" atau "Saliva Fertile Test". Alat bantu tersebut terkadang dilengkapi pula dengan mikroskop portable, contoh gambar kristal air liur untuk anda bandingkan, dan tentunya buku petunjuk.
Berikut ini contoh pola perubahan anatomi kristal air liur yang berubah seiring dengan datangnya hari ovulasi. Sehingga dengan mengetahui perubahan air liur ini, anda bisa mendeteksi kapan hari tersubur untuk mendapat kehamilan.
Gambar pertama (kiri) kristal air liur di masa yang belum subur. Gambar kedua (tengah) adalah contoh kristal air liur yang sudah mulai menampakkan pola seperti daun pakis, ini adalah masa transisi menuju ovulasi. Gambar ketiga (kanan) adalah bentuk kristal air liur yang dominan berbentuk seperti daun pakis, hal ini menunjukkan tubuh sedang memasuki masa ovulasi.
ARTIKEL TERKAIT: