meningitis tersebut juga pernah terjadi dan menyebabkan wabah (outbreak).
Jakarta, Kabar adanya kontaminasi bakteri Enterobacter Sakazakii dalam beberapa merek susu formula terlanjur heboh di masyarakat. Satu hal yang sering dilupakan adalah tidak ada satupun susu formula yang benar-benar bebas dari kontaminasi bakteri.
"Susu formula tidak sesteril yang dibayangkan orang. Kalaupun hari ini diumumkan merek apa saja yang terkontaminasi, saya bilang semua merek bisa terkontaminasi," ungkap pakar laktasi, Dr Utami Roesli, SpA, MBA, IBCLC saat dihubungi detikHealth, Kamis (10/2/2011).
Menurutnya, kontaminasi bakteri Enterobacter Sakazakii dalam susu formula bukan hal baru dalam industri susu. Bahkan di Amerika Serikat yang teknologinya lebih maju, kontaminasi bakteri penyebab
meningitis tersebut juga pernah terjadi dan menyebabkan wabah (outbreak).
Namun Dr Utami menambahkan bahwa tidak semua orang punya risiko tinggi untuk terinfeksi Enterobacter Sakazakii. Risiko infeksi hanya tinggi pada bayi baru lahir, terutama yang lahir prematur atau memiliki berat badan rendah.
Sehingga untuk bayi baru lahir, susu formula jelas sangat tidak dianjurkan. Selain karena tidak ada susu formula yang benar-benar steril, bayi baru lahir idealnya harus mendapatkan ASI (Air Susu Ibu) melalui program Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
"Memang ada beberapa ibu yang tidak bisa menyusui, tapi kebanyakan kendalanya hanya soal informasi. Jadi daripada mengumumkan merek bakteri yang terkontaminasi, lebih baik sebarkan informasi soal pentingnya ASI dan IMD," tambah Dr Utami.
Dr Utami juga tidak sepakat dengan anggapan bahwa pengawasan susu formula di Singapura dan Amerika adalah yang terbaik sehingga bisa dijadikan patokan soal keamanan susu formula. Singapura bukan yang paling baik dalam menangani susu formula, sedangkan Amerika beberapa kali juga mengalami outbreak Enterobacter Sakazakii.
"Negara yang paling bagus untuk urusan susu adalah Skandinavia. Di sana sulit sekali menemukan susu formula karena warganya punya kesadaran tinggi untuk kembali ke ASI. Untuk yang dewasa, segala nutrisi dalam susu terutama protein juga bisa didapat dari makanan lain," pungkas Dr Utami.
Bakteri Susu Bisa Mati Asal Dimasak Benar
Susu formula tidak termasuk kategori produk yang steril sehingga tidak ada produk susu formula yang benar-benar bebas dari kontaminasi bakteri. Untuk mencegah risiko infeksi, pastikan susu formula dimasak dengan benar sebelum dikonsumsi.
"Bakteri dalam susu akan mati jika dimasak dengan benar. Biasanya dengan pemanasan pada suhu 72 derajat celcius sudah mati," kata pakar laktasi Dr Utami Roesli.
Meskipun bisa mati dengan pemanasan, Dr Utami mengatakan bahwa minum susu bukanlah suatu keharusan. Bukan hanya karena ada risiko kontaminasi bakteri, tetapi menurutnya segala jenis nutrisi dalam susu terutama protein bisa diperoleh dari sumber makanan yang lain
(up/ir)
"Susu formula tidak sesteril yang dibayangkan orang. Kalaupun hari ini diumumkan merek apa saja yang terkontaminasi, saya bilang semua merek bisa terkontaminasi," ungkap pakar laktasi, Dr Utami Roesli, SpA, MBA, IBCLC saat dihubungi detikHealth, Kamis (10/2/2011).
Menurutnya, kontaminasi bakteri Enterobacter Sakazakii dalam susu formula bukan hal baru dalam industri susu. Bahkan di Amerika Serikat yang teknologinya lebih maju, kontaminasi bakteri penyebab
meningitis tersebut juga pernah terjadi dan menyebabkan wabah (outbreak).
Namun Dr Utami menambahkan bahwa tidak semua orang punya risiko tinggi untuk terinfeksi Enterobacter Sakazakii. Risiko infeksi hanya tinggi pada bayi baru lahir, terutama yang lahir prematur atau memiliki berat badan rendah.
Sehingga untuk bayi baru lahir, susu formula jelas sangat tidak dianjurkan. Selain karena tidak ada susu formula yang benar-benar steril, bayi baru lahir idealnya harus mendapatkan ASI (Air Susu Ibu) melalui program Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
"Memang ada beberapa ibu yang tidak bisa menyusui, tapi kebanyakan kendalanya hanya soal informasi. Jadi daripada mengumumkan merek bakteri yang terkontaminasi, lebih baik sebarkan informasi soal pentingnya ASI dan IMD," tambah Dr Utami.
Dr Utami juga tidak sepakat dengan anggapan bahwa pengawasan susu formula di Singapura dan Amerika adalah yang terbaik sehingga bisa dijadikan patokan soal keamanan susu formula. Singapura bukan yang paling baik dalam menangani susu formula, sedangkan Amerika beberapa kali juga mengalami outbreak Enterobacter Sakazakii.
"Negara yang paling bagus untuk urusan susu adalah Skandinavia. Di sana sulit sekali menemukan susu formula karena warganya punya kesadaran tinggi untuk kembali ke ASI. Untuk yang dewasa, segala nutrisi dalam susu terutama protein juga bisa didapat dari makanan lain," pungkas Dr Utami.
Bakteri Susu Bisa Mati Asal Dimasak Benar
Susu formula tidak termasuk kategori produk yang steril sehingga tidak ada produk susu formula yang benar-benar bebas dari kontaminasi bakteri. Untuk mencegah risiko infeksi, pastikan susu formula dimasak dengan benar sebelum dikonsumsi.
"Bakteri dalam susu akan mati jika dimasak dengan benar. Biasanya dengan pemanasan pada suhu 72 derajat celcius sudah mati," kata pakar laktasi Dr Utami Roesli.
Meskipun bisa mati dengan pemanasan, Dr Utami mengatakan bahwa minum susu bukanlah suatu keharusan. Bukan hanya karena ada risiko kontaminasi bakteri, tetapi menurutnya segala jenis nutrisi dalam susu terutama protein bisa diperoleh dari sumber makanan yang lain
(up/ir)