Enterobacter sakazakii - bakteri yang namanya tengah naik daun, diduga bakteri ini terdapat pada susu formula. Nama Enterobacter sakazakii naik daun setelah publikasi penelitian oleh ilmuwan IPB pada tahun 2008 yang lalu. Adalah David M. L Tobing seorang advokat yang peduli pada nasib konsumen dan memenangkan gugatannya sampai tingkat MA. David M. L Tobing juga pernah menggugat lambang garuda milik timnas PSSI pada piala AFF tahun lalu, ingat kan?
Susu formula sendiri tidak termasuk kategori produk yang steril sehingga tidak ada produk susu formula yang benar-benar bebas dari kontaminasi bakteri. Bakteri Enterobacter sakazakii sendiri dapat mengeluarkan Endotoksin yang akan menyebabkan diare, enteritis (radang usus), sepsis (infeksi menyeluruh yang disebabkan oleh hasil proses pembusukan), dan meningitis (peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang).
Penelitian ilmuwan IPB bisa dilihat di:
Susu formula sendiri tidak termasuk kategori produk yang steril sehingga tidak ada produk susu formula yang benar-benar bebas dari kontaminasi bakteri. Bakteri Enterobacter sakazakii sendiri dapat mengeluarkan Endotoksin yang akan menyebabkan diare, enteritis (radang usus), sepsis (infeksi menyeluruh yang disebabkan oleh hasil proses pembusukan), dan meningitis (peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang).
Penelitian ilmuwan IPB bisa dilihat di:
Potensi Kejadian Meningitis pada Neonatus Akibat Infeksi Enterobacter sakazakii yang Diisolasi dari Makanan Bayi dan Susu Formula
Dari situs Fakultas Pertanian IPB, ada beberapa cara agar infeksi E. Sakazakii dikurangi. Bila si kecil terpaksa minum susu formula, ada beberapa cara penyajian agar lebih aman bagi kesehatan.
1. Bila sebelumnya menyeduh susu dengan air hangat, kini ubahlah cara penyajiannya. Yakni, merendam susu bubuk dengan air panas (85-100°C) selama 1-2 menit sebelum ditambahkan air dingin untuk mereduksi jumlah koloni hidup bakteri.
2. Tidak menggunakan produk susu bubuk yang kemasannya telah terbuka cukup lama, lebih dari 8 hari atau dibeli dalam kemasan yang sudah tidak baik atau bocor.
3. Menyimpan susu bubuk yang telah terbuka kemasannya dalam lemari pendingin bersuhu dibawah 5°C untuk mencegah pertumbuhan mikroba, termasuk E. sakazakii.
4. Mencuci bahan makanan yang biasa dimakan mentah dengan sanitiser, bukan hanya air mengalir, untuk mereduksi kontaminasi mikroba pada bahan pangan tersebut.
5. Tidak dianjurkan menggunakan susu formula bagi bayi di bawah usia 6 bulan. Penggunaan susu formula pada bayi 0-6 bulan sebaiknya berkonsultasi pada dokter atau tenaga medis, terutama sekali bayi lahir prematur atau yang memiliki daya tahan lemah.
6. Waspada terhadap gejala demam dan diare yang merupakan indikasi infeksi, apapun mikroorganismenya, bukan hanya E. sakazakii.
Disadur dari berbagai sumber..
Semoga bermanfaat :)
1. Bila sebelumnya menyeduh susu dengan air hangat, kini ubahlah cara penyajiannya. Yakni, merendam susu bubuk dengan air panas (85-100°C) selama 1-2 menit sebelum ditambahkan air dingin untuk mereduksi jumlah koloni hidup bakteri.
2. Tidak menggunakan produk susu bubuk yang kemasannya telah terbuka cukup lama, lebih dari 8 hari atau dibeli dalam kemasan yang sudah tidak baik atau bocor.
3. Menyimpan susu bubuk yang telah terbuka kemasannya dalam lemari pendingin bersuhu dibawah 5°C untuk mencegah pertumbuhan mikroba, termasuk E. sakazakii.
4. Mencuci bahan makanan yang biasa dimakan mentah dengan sanitiser, bukan hanya air mengalir, untuk mereduksi kontaminasi mikroba pada bahan pangan tersebut.
5. Tidak dianjurkan menggunakan susu formula bagi bayi di bawah usia 6 bulan. Penggunaan susu formula pada bayi 0-6 bulan sebaiknya berkonsultasi pada dokter atau tenaga medis, terutama sekali bayi lahir prematur atau yang memiliki daya tahan lemah.
6. Waspada terhadap gejala demam dan diare yang merupakan indikasi infeksi, apapun mikroorganismenya, bukan hanya E. sakazakii.
Disadur dari berbagai sumber..
Semoga bermanfaat :)