Berikut uraian tentang ketidaksuburan pada wanita yang saya sadur dari sebuah artikel dari The New York Times yang menurut saya cukup dapat dipahami dengan mudah karena uraiannya yang singkat dan padat. Sesuai sumbernya, maka saya pun membagi-baginya dalam beberapa artikel yang saling terkait, mudah-mudahan bermanfaat...
Sumber artikel : ditranslasikan dari "Infertility in Women" - The New York Times
Photo courtesy by Sean Fisher - "Unconditional"
Image courtesy by A.D.A.M., Inc.
Photo courtesy by Sean Fisher - "Unconditional"
Image courtesy by A.D.A.M., Inc.
PEMAHAMAN DASAR
Ketidaksuburan atau infertilitas (Infertility) adalah ketidakberhasilan sebuah pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah satu tahun berhubungan seks secara teratur dan tanpa pelindung (kontrasepsi). Baik pada laki-laki atau perempuan, proses fertilitas sangatlah kompleks.
Setiap pasangan punya resiko infertilitas sebesar 10%. Bahkan dalam kondisi yang ideal pun, kemungkinan seorang wanita untuk bisa hamil dalam satu siklus menstruasi hanya sekitar 30%. Saat pembuahan terjadi, hanya sekitar 50-60% kehamilan yang berhasil dalam minggu ke-20. (Ketidakmampuan seorang wanita dalam proses kelahiran hidup dikarenakan ketidaknormalan atau kelainan yang menyebabkan keguguran, hal ini dikenal dengan istilah infecundity)
Sekitar sepertiga dari masalah-masalah infertilitas adalah ketidaksuburan pada wanita, sedangkan sepertiga lainnya berada pada ketidaksuburan pria. Pada beberapa kasus tertentu, ketidaksuburan sama-sama terjadi pada pria dan wanita. Sehingga, penting kiranya masing-masing pasangan untuk dilakukan pemeriksaan dalam waktu yang sama, tidak hanya pada wanita saja.
SISTEM REPRODUKSI WANITA
Organ utama dan struktur dalam sistem reproduksi wanita adalah sebagai berikut:
- Uterus atau Rahim yang berbentuk seperti buah pir, merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di panggul perempuan antara antara Kandung Kemih (Bladder) dan Usus Bawah/Rendah (Lower Intestine) atau Rectum. Ia terdiri dari dua bagian, bagian tubuh dan leher (cervix).
- Saat wanita dalam kondisi tidak hamil, bagian tubuh dari rahim berukuran sebesar kepalan tangan, dengan dinding-dindingnya menyusut dan rata terhadap lainnya. Dalam masa kehamilan, dinding-dinding rahim tersebut mengembang seiring dengan berkembangnya janin.
- Bagian leher rahim (cervix) merupakan bagian terbawah dari rahim. Ia mempunyai sebuah jalur kanal yang menghubungkan antara ruang pada tubuh rahim dengan ruang vagina yang disebut dengan "Os". Os berperan untuk memungkinkan darah menstruasi mengalir keluar dari rahim menuju ruang vagina.
- Lapisan dalam dari rahim disebut dengan Endometrium. Selama kehamilan, lapisan ini semakin tebal dan menjadi sangat kaya akan pembuluh darah untuk menunjang pertumbuhan janin. Tetapi bila tidak terjadi kehamilan, suplai pembuluh darah dari endometrium menjadi sebuah aliran darah menstruasi. Aliran menstruasi juga mengandung pembuluh darah dan lendir (mucus) dari leher rahim dan vagina.
- Pada kedua sisi atas ruang tubuh rahim terdapat dua tabung yang disebut Tuba Falopi atau Fallopian Tubes. Masing-masing tabung ini berujung pada organ yang dinamakan Ovarium (ovary).
- Ovarium merupakan pusat produksi sel telur yang terdiri dari 200.000-400.000 kantung Follicle. Kantung follicle ini berisi material-material yang sangat penting untuk membentuk sel telur matang (Ova).
- Sel telur yang sudah matang selanjutnya melakukan perjalanan melalui Tuba Falopi menuju ruang rahim untuk berkembang menjadi janin. Fungsi utama dari rahim ini adalah untuk memelihara perkembangan janin hingga kelahiran.
HORMON-HORMON DALAM SISTEM REPRODUKSI
Pusat pengendalian sistem reproduksi manusia berada di otak, yaitu pada Hypothalamus dan Kelenjar Pituitary. Keduanya mengatur reproduksi manusia dengan merilis hormon yang kemudian hormon tersebut memicu organ-organ tertentu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam membentuk sebuah sistem reproduksi. Seperti misalnya memicu Kelenjar Thyroid yang ada di tenggorokan untuk memproduksi hormon-hormon pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
Pada wanita, terdapat 6 (enam) hormon kunci yang berperan sebagai "pengantar pesan kimiawi" (chemical messengers) yang mengatur sistem reproduksi:
- Pertama-tama, Hypothalamus merilis hormon Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH).
- Hormon GnRH selanjutnya menstimulasi (memberikan perintah) Kelenjar Pituitary untuk memproduksi hormon Follicle-Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Pada pria, hormon LH tidak diproduksi. Hormon FSH dan LH pada wanita mempunyai peranan penting dalam mengatur masa pubertas, perkembangan seksual, dan fungsi reproduksi.
- FSH dan LH kemudian memberikan perintah kepada Ovarium untuk memproduksi hormon-hormon yang diperlukan untuk kesinambungan kesehatan dalam sistem reproduksi seperti misalnya Estrogen, Progesterone, Testosterone, dll.
OVULASI
Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur matang (Ovu) oleh Ovarium. Sel telur matang tersebut kemudian melakukan perjalanan menuju Tuba Falopi tempat di mana akan dibuahi oleh sperma atau yang dikenal dengan proses Fertilisasi, dan bila sudah dibuahi ia akan berpindah ke rahim (Uterus).
Proses fertilisasi sebenarnya sangatlah kompleks, tergantung akan kondisi sehat tidaknya interaksi antara organ-organ reproduksi dengan hormon-hormon baik pada wanita maupun pria. Selain itu, sistem reproduksi dibatasi pula oleh siklus fase menstruasi pada wanita. Namun demikian, rata-rata 80% pasangan berhasil melakukan fertilisasi dalam rentang waktu satu tahun, 15% di antaranya mampu hamil dalam waktu satu bulan dari usaha pertama mereka. Sekitar 60% pasangan bisa mencapai kehamilan dalam rentang waktu 6 bulan.
Kemampuan seorang wanita dalam memproduksi anak, dimulai setelah ia memasuki masa pubertas dan mulai menstruasi.
- Seiring dengan dimulainya siklus menstruasi, hormon FSH memberikan perintah kepada kantung-kantung Follicle untuk mematangkan sel telur selama periode 2 minggu sampai ukurannya mencapai tiga kali lipat. Pada akhirnya hanya satu kantung Follice yang akan bekerja selama siklus tersebut.
- FSH kemudian memberi sinyal kepada satu Follicle yang dominan untuk memproduksi Estrogen yang kemudian untuk dikirimkan melalui pembuluh darah menuju Uterus (Rahim). Setelah tiba di rahim, Estrogen kemudian menstimulasi sel-sel yang ada di lapisan rahim untuk mulai mereproduksi sehingga dinding-dinding rahim menjadi lebih tebal.
- Jumlah kadar Estrogen mencapai puncaknya sekitar hari ke-14 dalam siklus menstruasi. Pada saat itu, mereka memicu suatu gelombang hingga menyebabkan dirilisnya hormon LH.
LH memainkan dua peranan penting:
- Pertama, lonjakan jumlah hormon LH pada hari ke-14 telah menstimulasi terjadinya Ovulasi. Kantung Follicle yang dominan akhirnya memecahkan kantungnya lalu melepaskan sel telur matang tersebut untuk dikirimkan ke salah satu saluran Tuba Falopi, setibanya di sana, sel telur kemudian diletakkan untuk proses fertilisasi.
- LH kemudian memicu kantung Follicle yang sudah pecah untuk berkembang menjadi Corpus Luteum. Corpus Luteum ini kelak akan menjadi sumber pensuplai Estrogen dan Progesteron yang dibutuhkan selama kehamilan berlangsung.
Gambar di atas mengilustrasikan tahapan normal dari perkembangan sel telur di dalam Ovarium.
FERTILISASI
Masa Subur (Fertile Window) normalnya berlangsung selama 6 hari dan dimulai pada 5 hari sebelum ovulasi dan berakhir setelah ovulasi terjadi. Tetapi terkadang dalam beberapa kasus dapat terjadi lebih awal atau terlambat. Untuk menghitung dengan pasti kapan masa subur anda, bisa digunakan dengan bantuan Kalkulator Hari Subur dalam blog ini [klik di sini].
Berikut proses fertilisasi secara singkat:
- Sperma yang berhasil masuk ke Tuba Falopi bisa bertahan hidup hingga 3 hari. Sedangkan sel telur yang siap dibuahi hanya dapat bertahan hidup 12-24 jam bila tidak dibuahi oleh sperma.
- Bila sel telur dibuahi oleh sperma, maka dalam 2-4 hari kemudian akan berpindah dari Tuba Falopi ke ruang rahim (Uterus). Sel telur tersebut kemudian ditanam dalam lapisan rahim dan memulai masa inkubasi 9 bulan.
- Seiring dengan masa inkubasi tersebut, terbentuklah Placenta di area inkubasi. Placenta merupakan sebuah selimut tebal yang membungkus pembuluh-pembuluh darah yang menyalurkan asupan seperti oksigen, nutrisi, dan hormon-hormon bagi perkembangan dan pertumbuhan janin tersebut.
Di dalam placenta, terjadi lalulintas pertukaran nutrisi, ampas, dan gas antara darah ibu dengan darahnya sang janin.
- Selama kehamilan, Corpus Luteum secara kontinyu terus memproduksi Estrogen dan Progesterone.
- Bila sel telur tidak dibuahi oleh sperma, maka Corpus Luteum akan mengalami degenerasi (penyusutan) hingga menjadi Corpus Albicans, selain itu jumlah kadar Estrogen dan Progesterone pun mengalami penurunan drastis. Akhirnya lapisan dalam rahim (Endometrium Lining) mengelupas dan memuntahkan darah dan lendir yang dikandungnya yang dikenal sebagai darah menstruasi.
ARTIKEL LANJUTAN :