Jurnal American Academy of Pediatrics, PEDIATRICS, edisi 7 Desember 2009, telah memberitakan penelitian sekelompok ahli medis dari Israel melakukan studi tentang efek musik sonata karya Mozart terhadap bayi-bayi prematur (preterm infants) yang berusia 30-37 minggu dari kelahirannya. Studi ini dilakukan di ruang NICU, Lis Maternity Hospital, Tel Aviv Medical Center (Tel Aviv, Israel), dengan tim yang terdiri dari Ronit Lubetzky, M.D., Francis B. Mimouni, M.D., Shaul Dollberg, M.D., Ram Reifen, M.D., Gina Ashbel, R.N., Dror Mandel, M.Da.
Rauscher et.al.[1] menemukan bahwa sebuah kelompok yang terdiri dari 36 lulusan akademi telah mengalami peningkatan kecerdasan spasial-temporalnya setelah mendengarkan musik sonata Mozart selama 10 menit. Penemuan mereka yang kemudian dikenal sebagai “Mozart Effect”, didasarkan atas perbaikan kinerja dari aktifitas neurofisiologis setelah dikaitkan dengan mendengarkan musik. [2,3]
Efek ini tidak hanya berdampak pada orang dewasa saja, dan musik telah terbukti dapat menurunkan tingkat stres bahkan pada bayi prematur sekalipun.[3-6] Dalam kelompok pasien tersebut, musik dapat menurunkan beberapa hal seperti detak jantung, tingkat hormon cortisol pada ludah, dan perilaku stres, serta di sisi lain meningkatkan sirkulasi oksigen, tingkat penyerapan nonnutritive, bahkan berat badan, sehingga mengurangi pula lama tinggal di rumah sakit.[3-6]
Mekanisme dari efek musik terhadap berat badan masih belum diketahui. Namun mekanismenya diketahui berpotensi terhadap peningkatan efisiensi metabolisme.
Penelitian ini lebih tertuju untuk menguji hipotesis efek musik Mozart dalam mengurangi tingkat Resting Energy Expenditure (REE) pada bayi-bayi prematur yang tumbuh sehat.
HASIL PENELITIAN
Dari 20 bayi prematur yang direkrut dalam studi ini, salah satu bayi tidak diikutsertakan karena diketahui menderita Tachycardia sesaat sebelum pengukuran dimulai. Satu bayi lagi tidak diikutsertakan karena gerakan tubuhnya yang berlebihan selama pengukuran tahap kedua. Pergerakan yang berlebih pada bayi diobservasi selama sesi tanpa iringan musik dan dengan demikian hal tersebut bukan merupakan dampak buruk dari musik.
Karakteristik dari bayi-bayi yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 1 yang menggambarkan juga gender mereka, berat lahir, usia kehamilan, skor Apgar, berat badan, dan usia kronologis pada saat penelitian, pemberian obat utama atau prosedur-prosedur yang dilakukan. Dari catatan, 8 dari 18 bayi dalam riwayatnya saat lahir prematur pernah diberikan kafein tetapi tidak mempunyai gejala apnea aktif, dan tidak ada pengubahan dosis obat selama dua periode penelitian. Secara acak, 5 dari 18 bayi pertama kali diteliti selama periode iringan musik.
Tabel 2 memperlihatkan hasil dari pengukuran REE. REE didapat sama selama 10 menit pertama pada kedua kelompok acak tersebut. Pada periode 10 menit berikutnya, para bayi yang diperdengarkan musik, secara signifikan, memiliki tingkat REE yang lebih rendah dibandingkan para bayi yang tidak diperdengarkan musik (P = .028). Hal ini pun terjadi selama periode 10 menit ketiga (P = .03) Dengan demikian, secara rata-rata, besarnya efek dari musik terhadap tingkat REE ditekan hingga 10%-13% dari asalnya, efek tersebut diperoleh dalam waktu 10-30 menit. Ketika analisis multi regresi digunakan, efek musik terhadap REE didapatkan signifikan, bahkan setelah diperkenalkan asupan kafein sebagai sebuah ujian potensial.
Dengan ditemukannya penurunan tingkat REE ini, para peniliti berspekulasi bahwa pengaruh dari musik terhadap REE ini mungkin dapat menjelaskan adanya peningkatan berat badan sebagai hasil dari efek diperdengarkannya musik Mozart ini.
CONTOH MUSIK SONATA MOZART UNTUK BAYI
http://www.classicsonline.com/catalogue/product.aspx?pid=604265
DAFTAR ISTILAH
- Cortisol dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan merupakan hormon yang penting bagi kesehatan yang normal. Normalnya, cortisol dikeluarkan melalui pola harian yang khas yang dinamakan circadian rhythm, cortisol mencapai tingkat puncaknya di pagi hari (biasanya antara jam 7 dan 8 pagi) dan menurun lam tingkat substansial yang lebih rendah pada malam hari.
- Salivary Cortisol adalah kandungan hormon cortisol pada ludah.
- Resting Energy Expenditure (REE) adalah jumlah kalori yang dibutuhkan dalam periode 24 jam oleh tubuh selama dalam kondisi istirahat.
- Tachycardia adalah kecepatan detak jantung yang melebihi detak jantung normal pada kondisi jantung seseorang sedang istirahat atau tidur.
- Apnea adalah berhentinya bernapas selama paling lama 15 detik. Hal ini biasa terjadi pada bayi di bulan-bulan pertamanya. Ketika apnea muncul, detak jantung seringkali turun, lihat juga istilah Bradycardia. Selama terjadinya apnea, tidak ada pergerakan dari otot respirasi dan volume dari paru-paru sejak awal tidak ada perubahan. Apnea pada orang dewasa dapat ditimbulkan dari akibat induksi obat seperti keracunan narkotika, dari induksi mekanika seperti tercekik atau tersedak, atau dari penyakit neurologis dan trauma.
REFERENSI
- Rauscher FH, Shaw GL, Ky KN. Listening to Mozart enhances spatial-temporal reasoning: towards a neurophysiological basis. Neurosci Lett. 1995;185(1):44–47
- Hughes JR. The Mozart effect. Epilepsy Behav. 2001;2(5):396–417
- Standley JM. A meta-analysis of the efficacy of music therapy for premature infants. J Pediatr Nurs. 2002;17(2):107–113
- Standley JM. The effect of music and multimodal stimulation on responses of premature infants in neonatal intensive care. Pediatr Nurs. 1998;24(6):532–538
- Arnon S, Shapsa A, Forman L, et al. Live music is beneficial to preterm infants in the neonatal intensive care unit environment. Birth. 2006;33(2):131–136
- Standley JM, Moore RS. Therapeutic effects of music and mother’s voice on premature infants. Pediatr Nurs. 1995;21(6):509 –512, 574