Betapa pun dianggap bertanggung-jawab atas kematian puluhan juta jiwa semasa Perang Dunia II, Adolf Hitler akan tetap dicatat sebagai penentu sejarah dunia. Ia adalah satu dari segelintir tentara rendahan yang sanggup tampil menjadi hantu dunia, membawa Jerman keluar dari cengkeraman Sekutu dan bangkit menjadi penguasa Eropa. Sebuah upaya besar yang bahkan seorang jenderal Sekutu pun kecil kemungkinan tak akan sanggup melakukannya.
Tak heran jika kemudian banyak ahli sejarah, politik, bahkan kejiwaan, lalu tertarik membedah profil Hitler secara mendalam. Nazi, partai berpengaruh yang ia pimpin, serta The Third Reich, visi masa depan Jerman yang ia perjuangkan, memang merupakan fenomena tersendiri. Begitu pula dengan angkatan perang Jerman yang sanggup merangsek begitu cepat ke negara-negara sekitar Jerman. Namun, Hitler adalah sosok central yang jauh lebih fenomenal.
Berbagai penilaian diberikan oleh para pengamat, sejawat, dan orang-orang yang pernah berada di lingkaran terdalamnya. Ada yang menyebutnya sebagai nasionalis sejati, orator yang sanggup mempengaruhi orang, penjahat perang yang sadis, psikopat. Tetapi ada pula yang menyebutnya sebagai pemimpin agung serta pemimpin yang lembut dan Leman yang kebapakan. Profilnya amat variatif. Apakah ini berarti bahwa Hitler memiliki gejala "Split Personality" ? atau kepribadian ganda?
Hitler adalah orang yang luar biasa, dalam 20 tahun dia bisa memajukan diri dari seorang gembel pengangguran (1914) menjadi Fuhrer (1934) tanpa koneksi, duit, atau pendidikan. Prestasi - prestasinya tidak bisa dianggap main - main. Dia bisa memulihkan ekonomi Jerman (tingkat pengangguran Jerman 1935 = 0%) dan menjadikan Wehrmacht sbg angkatan perang terkuat di dunia walaupun di embargo oleh negara eropa di sekitarnya. Seandainya Hitler tidak berambisi menguasai Prancis, cukup Austria dan Polandia serta tidak menyelenggarakan Holocaust, pastilah sekarang dia menjadi idola. Sehingga Hitler sering di gelari si Evil Genius.
Ada beberapa teori analisis dan fakta - fakta unik tentang kepribadian Hitler yang akan saya paparkan dalam poin per poin. Dimana setiap poin ini memiliki pendukung dan penentang. Patut di catat bahwa Hitler adalah pihak yang kalah (yang menang adalah sekutu) dalam perang. Sehingga apa yang anda baca bisa saja dusta/fitnah terhadap Hitler, karena sejarah di buat oleh pemenang. Sehingga penilaian akhir saya serahkan kepada anda untuk percaya atau tidak. Teori/fakta tersebut adalah sebagai berikut :
- Hitler sebetulnya hanyalah seorang romantik narsisis yang sakit karena punya fantasi terlampau tinggi tentang romantisme dia akan gemerlapnya hidup kaum bourjois dan romantisme musik-musik wagner. Hal ini dibantah dengan tekad dia yang kuat sampai - sampai dia merelakan dirinya di penjara karena menentang pemerintahan Jerman pada saat itu.
- Hitler sendiri minim pengetahuannya tentang politik dan filsafat, di ruang kerja dan rumah tinggal dia tidak ada satu pun buku. Dia tidak pernah membaca apalagi menulis. Jiwa seni Hitler memang tinggi, diapun karena sangat sensitif jadi sangat hebat berpidato, ditambah fantasi dia yang tinggi. Semua pidatonya pun selalu sama, dan dirancang oleh Goebbels. Kalau bisa dibilang Goebels adalah bapak propaganda abad 20-an. Dia yang berkata bahwa "Jika tembok putih dibilang merah terus menerus, maka lama-lama orang akan bilang itu tembok merah". Propagandanya jauh tersebar melampaui front front pertempuran, dari tempatnya ia menciptakan propaganda-propaganda tersebut dan sangat efektif.
- Hitler adalah orang yang minder dan menderita penyakit mental menurut pakar psiko-historik, katanya hal ini bukan spekulasi semata, tapi dari penelitian mendalam oleh profesor-profesor psikologi. Hal ini bisa disimpulkan dari penggambaran kekejaman Hitler, masa mudanya yang penuh masalah, psiko, sampai dia menjadikan desa tempat orangtuanya dulu sebagai tempat latihan agar hancur semua bukti-bukti dia masa kecil.
- Sewaktu masih jadi kopral di Perang Dunia I Hitler sangat hebat, tidak ada rasa takut, semangat. Kalau tentara yang lain jadi tentara karena terpaksa atau alasan ekonomi, Hitler jadi tentara memang karena semangat membela. Rekan - rekan satu divisinya banyak yang mati sedangkan Hitler tidak. Akhirnya dia merasa kalau "takdir" membuat dirinya tetap hidup ... dan memimpin bangsa Jerman. Ditambah lagi Jerman mengaku kalah di PD II, sehingga membuat Hitler makin marah. Padahal pada awalnya dia masuk militer (wamil) biar dapat makan. Ternyata dia "senang" karena terlampiaskan semua penderitaan masa kecilnya dulu karena sering dipukul dan dikucilkan dengan cara membunuh orang (musuh). Hal inipun berlanjut sampai dia menjadi Fuhrer.
- Dulu, dipercaya sebagian kalangan bahwa ayah Hitler memiliki darah Yahudi. Namun Ian Kershaw, seorang peneliti Hitler terkemuka, menemukan bahwa hal itu tidak benar.
- Dari beberapa catatan peristiwa (entah propaganda sekutu atau fakta) dapat disimpulkan Hitler melakukan hubungan sex dengan sesama tentara pada saat Perang Dunia I, sehingga dapat disimpulkan Hitler adalah gay. Tetapi hal ini masih sangat disangsikan karena bukti dari yang menuduh masih sangat lemah.
- Hitler mempunyai visi yang megalomania. Banyak yang berpendapat, justru dari karakternya inilah Hitler, yang secara intelijensia sebenarnya pas-pasan, memiliki ambisi yang kelewat batas. la, misalnya, ingin menjadikan Jerman tuan di Bumi ini, atau Lord of the Earth. Untuk itu ia harus lebih dulu memimpin Jerman meraih kembali kedigdayaan Imperium Roma yang pernah berjaya antara tahun 962 hingga 1806. Hitler bisa dijadikan contoh kasus megalomania paling ekstrem dalam sejarah modern. Karakter megalomanianya telah memberi inspirasi serta mendorong untuk menguasai dunia, terlahir kembali menjadi ras superior, dan memicu diri untuk memusnahkan ras lain. Sisi kejiwaan yang satu ini juga telah menggiringnya untuk merusak segala hal yang berada di luar apa yang telah diyakini.
- Hitler sangat membenci Yahudi. Ada beberapa teori mengapa dia bisa menjadi seperti itu. Teori - teori tersebut antara lain :
1. Hitler 3 kali mendaftar menjadi murid di sekolah seni Akademi Fine Arts di Wina, tapi semuanya tidak lolos. Hitler menjadi benci karena mahasiswa yang diterima adalah orang Yahudi dan guru - gurunya juga orang Yahudi.
2. Hitler sangat benci Yahudi karena orang Jerman sebagai ras tertinggi bisa kalah sama yahudi yang ras rendahan/budak di berbagai bidang.Yahudi menurutnya salah satu penyebab pecahnya PD I (pada saat itu orang-orang Yahudi kebanyakan pengusaha sukses dan memegang peranan yang cukup penting dalam perekonomian Jerman ) dan begitu terjadi perang para yahudi -yahudi eksekutif tingkat atas lalu memanfaatkan keadaan tersebut dengan memperkerjakan buruh-buruh Jerman dengan uang yang telah jatuh nilainya..
3. Nenek Hitler yang bekerja sebagai pembantu di keluarga Yahudi kaya diperkosa oleh majikannya sehingga melahirkan ibu Hitler. Dan majikannya tidak mau bertanggungjawab. Tapi sekali lagi teori ini sudah terbantah.
4. Hitler pernah lewat di depan rumah seorang Yahudi dan secara tidak sengaja disiram dengan air kencing. Sekali lagi teori ini sangat berbau spekulasi. Karena tidak didukung fakta - fakta yang nyata.
5. Teori konspirasi, bahwa sebenarnya Hitler telah punya kesepakatan dengan kelompok Zionis untuk menampakkan kesan bahwa orang Yahudi teraniaya dan pantas untuk mendapatkan negara sendiri. Hal ini didukung oleh fakta bahwa ketika insiden "Malam Kaca Pecah" ketika Yahudi berbondong-bondong meninggalkan Jerman, ada 2 orang Yahudi yang meminta ijin khusus untuk meninggalkan Jerman dan diperbolehkan.Siapakah itu ? Dr.Edward Bloch dan seorang Letnan, dokter itu adalah bekas dokter ibunya dulu, sedangkan Letnan tersebut adalah orang yang pernah mengajukannya menjadi Kopral dan memberinya Iron Cross second Class. Artinya Hitler bukanlah orang yang "benci - benci amat" dengan orang Yahudi.
Bagaimanapun keputusannya untuk bunuh diri di ujung keambrukan Jerman Nazi harus dianggap sebagai akhir dari sebuah kisah besar yang ironis sekaligus tragis. Ia berhasil membawa keluar rakyatnya yang tengah didera depresi ekonomi hebat, mampu membangun angkatan perang hingga terdigdaya di Eropa, namun justru memilih mengakhiri hidupnya dengan menelan racun dan menembakkan pistol ke mulut. Bersama istrinya, Eva Braun, ia bunuh diri di bunker bawah kota Berlin pada 30 April 1945, ketika disadari bahwa Rusia, musuh besarnya, telah berhasil menguasai kota ini.
Kepada sejumlah perwira dan dokter yang mendampinginya di hari-hari terakhir, ia menyatakan merasa terhormat coati bunuh diri ketimbang menyerah kepada tentara Rusia atau dihadapkan ke pengadilan perang. Yang begitu luar biasa: ambisinya menguasai Eropa tak pernah padam hingga ia memutuskan bunuh diri.