“Kamu tahu ga, bulan itu bentuknya lonjong. Tuh lihat lonjong kan” kata salah satu pemabuk
“Kamu keliru! Yang benar itu bujur sangkar! Tuh lihat kotak bujur sangkar kan!” kata pemabuk yang lain
“Salah! Yang benar lonjong!”
“Kamu salah besar! Yang benar kotak!”
Beberapa saat setelah terjadi perdebatan seru muncul orang lain yang sedang lewat
“Eh Sadar ga sih kalo kita ini sama-sama mabuk, sebaiknya kita tanya ke orang yang lewat itu”
“Ya baiknya memang begitu”
Orang lewat tadi dipanggil dan ternyata dia menghampiri kedua pemabuk itu
“Eh Mas, kita kan sedang kebingungan, bulan itu bentuknya apa sih, lonjong atau bujur sangkar. Mas bisa memberitahu kami?”
“Wah kalau itu ga tahu ya, saya bukan orang sini pak!”
Ternyata … sama-sama orang mabuknya?!#
Industri di sektor layanan jasa, seperti layanan kesehatan, pengetahuan adalah salah satu komponen yang prima. Setiap fitur yang ditawarkan organisasi layanan kesehatan harus benar-benar terdistribusi ke seluruh karyawan baik dokter umum, dokter spesialis maupun perawat, fisioterapis, nutrisionis, bahkan sampai tukang parkir idealnya harus mengetahuinya.
Para pelanggan, biasanya akan menanyakan kepada siapa saja yang mudah untuk ditemui. Ketika kebingungan, bisa jadi dia akan menanyakannya kepada petugas parkir ketika habis memarkirkan kendaraannya. Atau menanyakannya kepada perawat, dan ini adalah hal yang lumrah dilakukan. Atau bisa jadi dia menanyakan kepada dokter umum yang kebetulan sedang menulis di status penderita. Atau dia menanyakan ke dokter spesialis yang kebetulan sedang lewat.
Nah kalau jawaban dari staf rumah sakit ini adalah “wah ga tahu ya” kan hampir mirip dengan “wah kalau itu ga tahu ya, saya bukan orang sini pak!”
Glodak!