Menurut Pedoman PB IDI, imbal jasa dokter umum: Rp 11 - 17 juta/bulan (2008), dengan ukuran tahun 2011 jadinya: Rp 21 - 27 juta/bulan.
- BPJS menurut pengalaman berbagai negara tidak serta merta, perlu waktu sampai jalan mulus dengan kerja keras sekitar 5-10 tahun.
- Masa transisi ini perlu disikapi:
- Tidak mungkin imbal jasa mencapai target bila tidak bersatu dalam jaringan (bisnis).
- Kalau ini bisnis, dokter tidak tergantikan dan motor utama. Posisi kuat namun daya tawar rendah, tidak bersatu.
- Pasar bawah itu urusan pemerintah, pasar atas silakan ke singapur, yang di-tengah itu yang banyak, mau ke warung becek gak mau, belanja ke singapur berat di ongkos. Menurut AC Nielsen puluhan juta, ini yang digarap alfamart, circle k, indomaret, dlsb.
- Kalau supplai pasar didorong oleh jaringan/tidak nyari sendiri2 hitungannya sederhana: 8 jam kerja/hari x 10 menit/pasien = 50 pasien x Rp 50.000 (konsultasi preventif/promotif/kuratif) = Rp 2.500.000 x 30 hari = Rp 75.000.000/bulan, umumnya margin (nett after tax) dokter sebagai owner adalah 16-20%, ya sekitar Rp 15 juta/bulan tambahkan lagi imbal jasa sebagai dokter pelaksana. Itulah untungnya owner-operator (bukan buruh-majikan).
- Kalau kita mulai sendiri, naiknya lambat tapi bisa pakai jalan toll yaitu sistem waralaba (franchising business): Franchising's primary benefit is risk minimization. Starting a new business is risky. Most studies show that over 90 percent fail within three years. The primary reason that the failure rate is so high is because the owners have to go through the learning curve of operating that specific type business. Franchising reduces that curve substantially.
- Primkop-IDI memulai perjalanan 1.000 li ini dengan melangkah satu kaki dulu. Kemarin, 19/5 di Surabaya dilakukan sosialisasi ide ini, ada hampir 100 dokter umum menghadirinya. Rencana dalam sebulan ini akan roadshow di 10 kota Jawa, Bali, Makassar. Dalam 1-2 tahun ke depan bisa kita bikin franchisor company sendiri.
