...Dan jika kalian tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
[Q.S. an-Nisaa' 4:19]
[Q.S. an-Nisaa' 4:19]
ATAS DOSA APAKAH BAYI PEREMPUAN ITU HINGGA KITA TIDAK MENYUKAINYA?
Mengapa kita harus kecewa dengan bayi perempuan? Padahal Allah SWT. telah memuliakan mereka. Salah satu misi yang diemban Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam (saw.) dalam mendakwahkan Islam pada penduduk Arab saat itu adalah untuk menghapus pemikiran yang terbelakang bahwa mempunyai bayi perempuan adalah aib. Hingga Arab jahiliyah pada saat itu tidak segan-segan untuk mengubur bayi-bayi perempuan yang tidak berdosa tersebut, dan Allah SWT. mencela perbuatan ini:
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup). Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. [Q.S. an-Nahl 16:58-59]
Mungkin kita tidak akan sekejam itu, tetapi rasa kecewa dengan lahirnya anak perempuan karena yang kita harapkan bayi laki-laki, sungguh akan mempengaruhi cara kita membesarkan anak perempuan tersebut. Mungkin kita akan lebih banyak memarahinya, tidak begitu peduli dengan perkembangannya, bahkan mungkin kita akan tidak akan menganggapnya sebagai anak kita, na audzubillahi min dzalik...
Dulu, terjadi pembunuhan fisik terhadap bayi perempuan, namun tanpa kita sadari, kita pun nyaris berlaku sama hanya karena kekecewaan kita terhadap bayi kita yang perempuan. Kekecewaan tersebut bisa menjadi sumber awal dari petaka terjadinya "pembunuhan karakter" si anak yang pada akhirnya akan menyiksa batinnya. Ia akan selalu dihantui perasaan menyesal menjadi seorang perempuan karena ia beranggapan ia telah menjadi sosok yang tidak diinginkan oleh kita, dan ia pun akan merasa seperti tidak merasa punya sosok orang tua. Semuanya itu hanya bermula dari rasa kekecewaan kita.
Tidakkah kita sadari, bagaimana bila seandainya Allah SWT. menciptakan kita justru sebagai bayi perempuan? Tentunya kita pun akan merasakan hal yang serupa.
Begitu memperhatikannya Allah terhadap nasib bayi-bayi perempuan, hingga Allah pun berbalik bertanya menyindir kepada kita:
Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh? [Q.S. at-Takwiir 81:8-9]
KEMULIAAN ITU TIDAK TERLETAK PADA GENDER
Sesungguhnya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang telah berfirman:
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami-lah Yang akan memberi rizki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. [Q.S. al-Israa' 17:31]
Inilah jaminan dari Allah Azza wa Jalla, bahwa gender anak tidak menentukan apakah ia akan menjadi anak kebanggaan kita sebagai orang tuanya, atau apakah kelak ia malah menyusahkan kita? Sungguh, gender anak tidak ada sangkut pautnya dengan kekhawatiran kita yang berlebihan dan mengada-ada tersebut.
Yang menjadi tolak ukur dari kesuksesan dan keberhasilan hidup dari setiap manusia adalah derajat ketakwaannya, bukan gender. Sesungguhnya Allah Ta'ala telah berfirman:
...Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu... [Q.S. al-Hujuraat 49:13]
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. [Q.S. an-Nahl 16:97]
TIDAK PERLU KECEWA, KARENA ALLAH TELAH MEMULIAKAN ANAK PEREMPUAN
Di dalam Islam, mempunyai anak perempuan adalah ibadah dan tentunya hal ini terdapat keutamaan dan kemuliaan di dalamnya. Berikut adalah sabda Rasulullah saw. yang menggambarkan keutamaan dan kemuliaan mempunyai dan mengasuh anak perempuan:
- Dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa mengasuh dua orang anak perempuan sehingga berumur baligh, maka dia akan datang pada hari Kiamat kelak, sedang aku dan dirinya seperti ini". Dan beliau menghimpun kedua jarinya. [H.R. Muslim]
- Dari 'Uqbah bin 'Amir, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa memiliki tiga orang anak perempuan, lalu dia bersabar dalam menghadapinya serta memberikan pakaian kepadanya dari hasil usahanya, maka anak-anak itu akan menjadi dinding pemisah baginya dari siksa Neraka." [H.R. Bukhari]
- Dari 'Aisyah, ia berkata: Ada seorang wanita yang masuk menemuiku dengan membawa dua orang anak perempuan untuk meminta-minta, tetapi aku tidak mempunyai apa-apa kecuali hanya satu butir kurma. Lalu aku memberikan kurma itu kepadanya. Selanjutnya, wanita itu membagi satu butir kurma itu untuk kedua anak perempuannya sedang dia sendiri tidak ikut memakannya. Lantas, wanita itu bangkit dan keluar. Kemudian Nabi saw. datang kepada kami, maka aku ceritakan peristiwa itu kepada beliau, maka beliau pun berkata, "Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, lalu dia mengasuhnya dengan baik, maka anak-anak perempuan itu akan menjadi tirai pemisah dari api Neraka." [H.R. Bukhari dan Muslim]