“wuuutss” tangannya menyabet lalat dan kena… kemudian memasukkan lalat itu ke dalam kantung plastik. Satu… dua….tiga……
“Satu… dua ….tiga….empat…..
Tingkahnya yang aneh menangkapi lalat itu jadi perhatian banyak orang, tidak saja pelanggan warung, tetapi juga orang-orang pasar yang lalu lalang.
“seribu dikalikan
Semua orang yang berada di situ, sudah tahu siapa pak Hendro, orang barusan disebut Tobil. Pak Hendro adalah pengusaha yang dekat dengan banyak orang kecil.
……………………………………..
Setelah peristiwa itu…pak Hendro kebanjiran orang yang berkepentingan untuk menukarkan lalat yang bisa ditukar uang @ lalat = Rp. 1.0000,-. Pak Hendro jelas tidak terima dengan perlakuan ini.
“Saya ga pernah menerima orang jualan lalat @ Rp. 1.000,-. Siapa bilang saya menerima pembelian lalat @ Rp. 1.000,-.?” Tanya pak Hendro dengan nada berang.
“T o b i l” kata orang-orang yang sudah terlanjur membawa berbungkus-bungkus lalat.
“Sialan”
…………………………………………
Kali ini, orang ramai-ramai mendatangi rumah pak Hendro, dengan pakaian resmi, lengkap.
Akan tetapi……
Rumah pak Hendro tidak ada apa-apa. Maksudnya, tidak ada gelagat yang menunjukkan bahwa diri dan keluarganya mempunyai hajat besar. Maksudnya lagi… mempunyai hajat sesuai dengan undangan yang telah beredar di kalangan hadirin. Yaitu pak Hendro sedang punya hajat menikahkan putrinya.
Semua yang datang kecewa, heran dan tidak tahu marah dengan siapa. Mengapa mereka semua berada di
Ternyata semuanya berhubungan dengan si Tobil. Baddallaa..
“Sialan… Tobil”
………………………………………………………
Mencoreng muka itu jauh lebih mudah dari pada membangun nama baik. Pepatah mengatakan air susu satu belanga atau satu bak bisa rusak hanya oleh nila setitik. Sebaliknya membangun nama baik butuh proses yang lama. Kalo kita melihat bagaimana prosesnya nabi Muhammad SAW diberikan gelar oleh kaumnya, ternyata memakan waktu puluhan tahun, jauh sebelum beliau ini diangkat rasul oleh Allah SWT.
Dalam dunia bisnis pun juga demikian. Perusahaan Toyota bisa memiliki nama besar setelah sampai pada generasi kedua. Perusahaan-perusahaan besar lain, seperti Unilever, Honda, General Electric dan juga Astra International, juga membutuhkan waktu puluhan tahun. Nama baik terbangun dalam hitungan decade. Bukan hasil sulap menyulap semalam langsung jadi, tetapi, diisi perjuangan untuk menghasilkan konsistensi mutu dan hasil kerja yang baik secara keras, begitu dan begitu serta terus dan terus menerus, dalam hitungan dekade baru orang memberikan pengakuan nama baik.
Pakar pemasaran Al-Ries mengatakan brand (nama baik) is not build in one night but it build in decade.
Jadi bagaimana si Tobil bisa membangun nama baik suatu ketika dia sadar, sementara orang makin lama makin tersadarkan dia sebagai orang yang suka ngerjain ato suka membangun nama buruk buat dirinya sendiri.
NAMA BAIK ITU HARUS DIBANGUN