Mempunyai kehidupan pribadi dan keluarga yang harus dijaga privasinya. Namun ada yang mengganjal dalam hati saya, selama saya praktek walaupun masih tujuh tahun, sudah lebih dari sepuluh kali saya menerima “curhat” dari pasien yang sedang mengalami broken home.
Mulai dari suami atau istrinya selingkuh, jarang pulang rumah, suami berjudi, anak-anak mulai ada yang menjadi peminum dan sebagainya dan sebagainya.
Dokter yang perceraiannya baru diurus oleh teman pengacara tadi adalah senior jauh di atas saya. Mestinya sudah jauh lebih banyak pasangan-pasangan dari pasien-pasiennya yang berkonsultasi mengenai masalah keluarga yang dialami.
Ternyata dia sendiri mengalami masalah yang sama dengan yang dialami oleh pasien-pasiennya.
Lalu kepada siapakah dokter-dokter berkonsultasi ketika dia mempunyai masalah pribadi?
Kepada siapakah dokter-dokter berkonsultasi ketika dia mempunyai masalah kecanduan obat? Kepada siapakah dokter-dokter berkonsultasi ketika dia mempunyai masalah dengan keluarga? Sementara orang-orang di sekitar sudah menganggap dokter berada di posisi atas, sehingga layak sebagai tempat konsultasi. Inilah ironisnya, ketika dokter mempunyai masalah pribadi atau masalah keluarga yang sangat privat, dokter kesulitan menemukan orang, tempat, serta ruang untuk menumpahkan dan mencoba mengurai segala permasalahan yang ada. Bahkan ada dokter senior yang meninggal bunuh diri karena menghadapi masalah keluarga yang sangat pelik, sementara dia sendiri diposisikan oleh lingkungannya sebagai orang yang matang secara pribadi, mental, psiko religiusnya…..
Dalam taraf tertentu, dokter dipersepsi sebagai “sosok heroik” yang serba bisa, serba ada waktu untuk menolong, “sosok malaikat” yang selalu longgar hatinya, yang selalu memberikan yang terbaik ketika diminta memberikan pertolongan dan sebagainya dan sebagainya. Padahal hati kita emosi dan moodnya naik turun, iman juga naik turun, kelonggaran dan kelapangan hati juga naik turun. Pernah be-te, bad mood, sedang sempit, habis dirundung banyak masalah……..tuntutan di luar
Karena itu seperti lagunya grup band Serieus, ingin kuteriakkaaaaaaaaaan …………… “rocker [DOKTER] juga manusia…… punya rasa….punya hati..!!!
Don’t take care it… sekedar ungkapan hati….