Belakangan lembaga audit Negara AS mendapati banyaknya anggota lembaga penasehat ACIP dan FDA memiliki konflik kepentingan secara terang-terangan. Mereka mempunyai hubungan keuangan dengan perusahaan-perusahaan farmasi pembuat vaksin. Lembaga tersebut menjelaskan masalah ini dengan menyoroti kasus perijinan vaksin Rotavirus yang ternyata mengakibatkan usus tersumbat. Vaksin ini kemudian ditarik dari peredaran. Banyak korban dari kalangan balita mengalami gangguan kesehatan dan memerlukan pembedahan, sementara satu bayi mati akibat vaksin ini.
Anggota lembaga penasihat FDA yang meluluskan Vaksin Rotavirus itu mengetahui masalah tersebut tetapi mereka malah meluluskan izin produksi dan penyebarannya. Tiga dari lima orang ahli ini mempunyai hubungan keuangan dengan beberapa perusahaan farmasi yang memproduksi vaksin Rotavirus. Kini, semakin banyak orang tua yang tidak percaya pada vaksin. Banyak dana telah dikeluarkan untuk membiayai pengembangan vaksin, termasuk pengawasan dan rehabilitasi akibat dampak buruk vaksin. Para pakar vaksin disuap untuk memutar balikkan opini umum dengan menafikan efek buruk vaksin dan berusaha mengokohkan anggapan bahwa manfaat vaksin lebih banyak dari risikonya.
Anggota lembaga penasihat FDA yang meluluskan Vaksin Rotavirus itu mengetahui masalah tersebut tetapi mereka malah meluluskan izin produksi dan penyebarannya. Tiga dari lima orang ahli ini mempunyai hubungan keuangan dengan beberapa perusahaan farmasi yang memproduksi vaksin Rotavirus. Kini, semakin banyak orang tua yang tidak percaya pada vaksin. Banyak dana telah dikeluarkan untuk membiayai pengembangan vaksin, termasuk pengawasan dan rehabilitasi akibat dampak buruk vaksin. Para pakar vaksin disuap untuk memutar balikkan opini umum dengan menafikan efek buruk vaksin dan berusaha mengokohkan anggapan bahwa manfaat vaksin lebih banyak dari risikonya.