Dok, istri saya dinyatakan dokter punya 3 batu kecil di empedu dan sering merasa sakit apalagi sekarang sedang hamil 6 bulan. Adakah obat yang dapat mengeluarkan batu empedu selain dioperasi? Terimakasih.
Saifudin Fanani (Pria Menikah, 35 Tahun), saifudinfanani@ymail.com
Tinggi Badan 174 cm dan Berat Badan 69 kg
Jawaban
Untuk kasus batu empedu jalan terbaiknya adalah operasi, tetapi karena masih hamil sebaiknya menunggu setelah melahirkan. Untuk sementara hindari makanan berlemak karena fungsi zat empedu adalah mencerna lemak. Jika minum obat-obatan sebaiknya mendapat persetujuan dari spesialis kebidanan dan kandungan.
Gejala batu kantung empedu hampir serupa dengan sakit lambung/maag/gastritis. Batu kantung empedu bisa menyebabkan infeksi kantung empedu yang berulang. Bergeraknya batu misalnya dapat menyebabkan sakit perut yang hebat (kolik) ataupun menyumbatnya batu pada saluran empedu usus juga dapat menyebabkan sakit kuning. Seringkali hal ini dapat menimbulkan radang pankreas (pancreatitis). Jika batu masih ada selama bertahun-tahun, kantung empedu berpotensi menjadi kanker walaupun frekuensinya masih rendah.
Dr. Hermansyur Kartowisastro, SpB-KBD
Saifudin Fanani (Pria Menikah, 35 Tahun), saifudinfanani@ymail.com
Tinggi Badan 174 cm dan Berat Badan 69 kg
Jawaban
Untuk kasus batu empedu jalan terbaiknya adalah operasi, tetapi karena masih hamil sebaiknya menunggu setelah melahirkan. Untuk sementara hindari makanan berlemak karena fungsi zat empedu adalah mencerna lemak. Jika minum obat-obatan sebaiknya mendapat persetujuan dari spesialis kebidanan dan kandungan.
Gejala batu kantung empedu hampir serupa dengan sakit lambung/maag/gastritis. Batu kantung empedu bisa menyebabkan infeksi kantung empedu yang berulang. Bergeraknya batu misalnya dapat menyebabkan sakit perut yang hebat (kolik) ataupun menyumbatnya batu pada saluran empedu usus juga dapat menyebabkan sakit kuning. Seringkali hal ini dapat menimbulkan radang pankreas (pancreatitis). Jika batu masih ada selama bertahun-tahun, kantung empedu berpotensi menjadi kanker walaupun frekuensinya masih rendah.
Dr. Hermansyur Kartowisastro, SpB-KBD
