Kanker rongga mulut berkisar 30% terhadap kejadian kanker kepala dan leher dan menjadi tantangan yang signifikan bagi seorang dokter. Perawatannya membutuhkan keahlian dari berbagai disiplin ilmu dan terkomplikasi dengan peran kompleks dari sebuah organ mulut dalam berbicara, mengunyah dan menelan.
Karsinoma squamosa oral berkisar 90% dari penyakit yang berbahaya yang berpengaruh terhadap rongga mulut, dan difokuskan pembahasannya pada bab ini. Meskipun diskusi terbatas pada perawatan dari sel kanker squamosa, dasar-dasar prinsip onkologik pada bab ini dapat diterapkan pada keganasan lainnya yang berpengaruh rongga mulut.
Bagaimanapun kemajuan diagnosis dan perawatan, kematian yang diakibatkan oleh kanker oral belum berubah secara signifikan dalam kurun waktu 50 tahun ini. Sekitar 50% dari pasien yang didiagnosa kanker, akhirnya akan meninggal karena penyakit mereka. Deteksi dini dan perawatan yang tepat merupakan senjata yang paling efektif untuk melawan kanker rongga mulut ini. Namun, perhatian dan pengetahuan dari kalangan umum maupun profesional mengenai kanker ini masih rendah. Sebuah tajuk rencana yang membahas tentang kanker mulut dengan judul “Penyakit yang Terlupakan”. Insiden dan kematian dari kanker rongga mulut hampir dua kali lipat dari kanker leher rahim (berturut-turut 30,300 vs 13,500 dan 8,000 vs 4,400), namun hanya sedikit orang dewasa yang mampu mengingat kapan pemeriksaan terakhir kanker mulutnya, sedangkan wanita paling banyak memperhatikan mengenai pemeriksaan kandungan dan paps mearnya. Pengetahuan pasien mengenai kenker seperti kanker kulit, payudara, dan prostat meningkat dalam beberapa tahun ini karena adanya kampanye penyadaran di kalangan umum. Bagaimanpun, akhir-akhir ini kanker mulut mulai menerima beberapa perhatian yang sama. Asosiasi Kanker Amerika merekomendasikan hubungan antara kanker dan pemeriksaan, termasuk pengujian kanker organ mulut, setiap 3 tahun untuk pria yang tanpa gejala dan wanita usia 20 sampai 39 tahun dan setiap tahun bagi pria dan wanita usia 40 tahun dan di atasnya. Walaupun organ mulut siap untuk diperiksa, hasil penelitian dari Holmes dan rekannya yang mempermasalahkan apakah perhatian kesehatan secara pofesional juga menyaring bagi yang bersifat asymptomatik.
Sebagai tambahan, gejala yang lebih kecil dari kanker sering tidak terdeteksi dalam penelitian mereka dan akhirnya baru terdeteksi pada tingkat berikutnya. Menariknya lagi, semua gejala kanker dikaitkan dengan praktek gigi, dan biasanya pada tingkatan klinik dan patologik dari kanker yang dikaitkan dengan tenaga dokternya lebih tinggi secara statistik. Hal ini menjadi tidak menguntungkan sejak populasi resiko paling tinggi bagi perkembangan penyakit ini, empat sampai enam kali lebih mungkin bagi mereka yang mencari penanganan dari seorang dokter dibandingkan dengan dokter gigi. Jelasnya, ada sebuah kebutuhan untuk meningkatkan perhatian publik mengenai kanker mulut dan meningkatkan penyaringan bagi kanker mulut tahap awal dengan tujuan untuk meningkatkan hasil bagaimanapun penanganan modalitas yang dikembangkan.
Karsinoma squamosa oral berkisar 90% dari penyakit yang berbahaya yang berpengaruh terhadap rongga mulut, dan difokuskan pembahasannya pada bab ini. Meskipun diskusi terbatas pada perawatan dari sel kanker squamosa, dasar-dasar prinsip onkologik pada bab ini dapat diterapkan pada keganasan lainnya yang berpengaruh rongga mulut.
Bagaimanapun kemajuan diagnosis dan perawatan, kematian yang diakibatkan oleh kanker oral belum berubah secara signifikan dalam kurun waktu 50 tahun ini. Sekitar 50% dari pasien yang didiagnosa kanker, akhirnya akan meninggal karena penyakit mereka. Deteksi dini dan perawatan yang tepat merupakan senjata yang paling efektif untuk melawan kanker rongga mulut ini. Namun, perhatian dan pengetahuan dari kalangan umum maupun profesional mengenai kanker ini masih rendah. Sebuah tajuk rencana yang membahas tentang kanker mulut dengan judul “Penyakit yang Terlupakan”. Insiden dan kematian dari kanker rongga mulut hampir dua kali lipat dari kanker leher rahim (berturut-turut 30,300 vs 13,500 dan 8,000 vs 4,400), namun hanya sedikit orang dewasa yang mampu mengingat kapan pemeriksaan terakhir kanker mulutnya, sedangkan wanita paling banyak memperhatikan mengenai pemeriksaan kandungan dan paps mearnya. Pengetahuan pasien mengenai kenker seperti kanker kulit, payudara, dan prostat meningkat dalam beberapa tahun ini karena adanya kampanye penyadaran di kalangan umum. Bagaimanpun, akhir-akhir ini kanker mulut mulai menerima beberapa perhatian yang sama. Asosiasi Kanker Amerika merekomendasikan hubungan antara kanker dan pemeriksaan, termasuk pengujian kanker organ mulut, setiap 3 tahun untuk pria yang tanpa gejala dan wanita usia 20 sampai 39 tahun dan setiap tahun bagi pria dan wanita usia 40 tahun dan di atasnya. Walaupun organ mulut siap untuk diperiksa, hasil penelitian dari Holmes dan rekannya yang mempermasalahkan apakah perhatian kesehatan secara pofesional juga menyaring bagi yang bersifat asymptomatik.
Sebagai tambahan, gejala yang lebih kecil dari kanker sering tidak terdeteksi dalam penelitian mereka dan akhirnya baru terdeteksi pada tingkat berikutnya. Menariknya lagi, semua gejala kanker dikaitkan dengan praktek gigi, dan biasanya pada tingkatan klinik dan patologik dari kanker yang dikaitkan dengan tenaga dokternya lebih tinggi secara statistik. Hal ini menjadi tidak menguntungkan sejak populasi resiko paling tinggi bagi perkembangan penyakit ini, empat sampai enam kali lebih mungkin bagi mereka yang mencari penanganan dari seorang dokter dibandingkan dengan dokter gigi. Jelasnya, ada sebuah kebutuhan untuk meningkatkan perhatian publik mengenai kanker mulut dan meningkatkan penyaringan bagi kanker mulut tahap awal dengan tujuan untuk meningkatkan hasil bagaimanapun penanganan modalitas yang dikembangkan.