Galau, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi IV halaman berarti kacau (tentang pikiran); “bergalau” berarti (salah satu artinya) kacau tidak keruan (pikiran); dan “kegalauan” berarti sifat (keadaan hal)
Dalam psikologi, galau akan lebih tepat digolongkan sebagai manifestasi kecemasan.
Kecemasan dapat dimasukkan dalam teori psikoanalisis. Sigmund Freud mengatakan kecemasan berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem kontrol atas energi psikis yang ada.
Kecemasan adalah perasaan tak nyaman berupa rasa gelisah, takut, atau khawatir yang merupakan manifestasi dari faktor psikologis dan fisiologis. Kecemasan dalam kadar normal merupakan reaksi atas stress yang muncul guna membantu seseorang dalam merespon situasi yang sulit. Ada beberapa macam kecemasan:
Simpel sekali, ambil tempat yang tenang. Identifikasi permasalahan Anda, misalnya cemas, galau, takut, marah, benci dan yang semacamnya. Anda boleh memberikan nilai antara 10 sampai 0. 10 berarti nilai maksimal, nol berati perasaan itu sudah hilang. Lalu, ajukan pertanyaan ini:
1. Dapatkah saya melepaskannya?
Saat itu juga pikiran Anda akan mengalami dialog, mungkin pertentangan batin, mungkin juga sebuah jawaban langsung. Apapapun yang Anda alami, lanjutkan dengan pertanyaan berikut:
2. Bersediakah saya melepaskannya?
Mungkin Anda akan bisa langsung menjawab 'mau' atau 'belum mau' atau 'mau, tapiiiii'
3. Kapankah saya melepaskannya?
Dan sama seperti dua pertanyaan di atas, bawah sadar Anda merespon pertanyaan itu dengan mencari jawaban yan paling bijkaksana bagi diri Anda. Anda tidak perlu menyadari jawaban 'ya' atau 'tidak'nya. Ajukan saja pertanyaan itu terus menerus. Bombardir critical area Anda dengan pertanyaan itu.
Lakukan pengulangan, terus ulangi lagi hingga nilai Anda menjadi nol.
Dan, bagi sahabat muslim ini lebih mudah. Anda tentunya mengenal istighfar ya?
Habib Umar bin Segaf as-Segaf, dalam karyanya, Tafrihul Qulub wa Tafrijul Kurub mengatakan“Kitabullah dan hadis-hadis Rasul SAW menyebutkan fadhilah-fadhilah istighfar berulang kali. Diantara fadhilahnya adalah melebur dosa-dosa, menetaskan jalan keluar dari pelbagai persoalan, dan menyingkirkan kegalauan serta kesumpekan dari dalam hati.”
- Kecemasan realita adalah rasa takut akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu sangat tergantung kepada besarnya ancaman.
- Kecemasan neurotik adalah rasa takut bila instink atau keinginan pribadi akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang tidak diinginkan.
- Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan norma moral.
Simpel sekali, ambil tempat yang tenang. Identifikasi permasalahan Anda, misalnya cemas, galau, takut, marah, benci dan yang semacamnya. Anda boleh memberikan nilai antara 10 sampai 0. 10 berarti nilai maksimal, nol berati perasaan itu sudah hilang. Lalu, ajukan pertanyaan ini:
1. Dapatkah saya melepaskannya?
Saat itu juga pikiran Anda akan mengalami dialog, mungkin pertentangan batin, mungkin juga sebuah jawaban langsung. Apapapun yang Anda alami, lanjutkan dengan pertanyaan berikut:
2. Bersediakah saya melepaskannya?
Mungkin Anda akan bisa langsung menjawab 'mau' atau 'belum mau' atau 'mau, tapiiiii'
3. Kapankah saya melepaskannya?
Dan sama seperti dua pertanyaan di atas, bawah sadar Anda merespon pertanyaan itu dengan mencari jawaban yan paling bijkaksana bagi diri Anda. Anda tidak perlu menyadari jawaban 'ya' atau 'tidak'nya. Ajukan saja pertanyaan itu terus menerus. Bombardir critical area Anda dengan pertanyaan itu.
Lakukan pengulangan, terus ulangi lagi hingga nilai Anda menjadi nol.
Dan, bagi sahabat muslim ini lebih mudah. Anda tentunya mengenal istighfar ya?
Habib Umar bin Segaf as-Segaf, dalam karyanya, Tafrihul Qulub wa Tafrijul Kurub mengatakan“Kitabullah dan hadis-hadis Rasul SAW menyebutkan fadhilah-fadhilah istighfar berulang kali. Diantara fadhilahnya adalah melebur dosa-dosa, menetaskan jalan keluar dari pelbagai persoalan, dan menyingkirkan kegalauan serta kesumpekan dari dalam hati.”
Menggabungkan Sedona method dengan istighfar terbukti sangat lebih powerful!
Caranya: (khusus untuk terapi ini) maknai astaghfirullah al azhim dengan: Saya memohon ampunanMu , wahai Allah Yang Maha Agung. Dan buatlah saya dapat melepaskan (galau) ini, saya bersedia melepaskan (galau) itu SEKARANG juga.
Ini semacam penguatan saja sebenarnya. Dengan memahami arti istighfar sebenarnya sudah sangat cukup. Dengan mengucapkan dan memahami istighfar sesungguhnya sedang terjadi proses merelease beban emosi, melakukan pemindahan tanggung jawab mental ke luar diri yakni kepada Yang Maha Agung lagi Gagah Perkasa. Dengan istighfar itu kita meng-nol-kan diri. Cling!
Ini semacam penguatan saja sebenarnya. Dengan memahami arti istighfar sebenarnya sudah sangat cukup. Dengan mengucapkan dan memahami istighfar sesungguhnya sedang terjadi proses merelease beban emosi, melakukan pemindahan tanggung jawab mental ke luar diri yakni kepada Yang Maha Agung lagi Gagah Perkasa. Dengan istighfar itu kita meng-nol-kan diri. Cling!
Dan mudah bagi Anda untuk melakukan itu: mengucapkan astaghfirullah al azhim, sementara pikiran memaknainya dengan konten Sedona method modifikasi di atas. Ini sama dengan Anda membayangkan konten: semangkuk bakso panas dengan kuah yang segar disertai taburan seledri dan bawang goreng cukup dengan kata 'bakso'.
Kemudian beristighfarlah sebanyak mungkin. Langkahnya sama seperti tadi, nilai - lakukan istighfar- nilai ulang. Maka insya Allah, segala macam kegalauan sirna dan berganti menjadi ketentraman hati yang luaaaaar biasaaaaa....