Batuk pilek merupakan penyakit yang biasa terjadi pada anak-anak. Namun jika yang mengalami batuk pilek adalah bayi baru lahir, apa yang harus ibu lakukan?
Batuk dan pilek bisa saja terjadi pada bayi baru lahir. Penyebabnya adalah virus dari kelompok RNA (asam ribonukleat). Namun kadang-kadang ada bakteri yang ikut menginfeksi bayi.
Batuk dan pilek bisa saja terjadi pada bayi baru lahir. Penyebabnya adalah virus dari kelompok RNA (asam ribonukleat). Namun kadang-kadang ada bakteri yang ikut menginfeksi bayi.
Gejala yang biasa muncul pada bayi jika mengalami batuk pilek adalah batuk dan hidung mengeluarkan cairan bening disertai demam. Biasanya batuk pilek yang dialami bayi terjadi antara 2 – 3 hari. Namun bila batuk pilek terjadi lebih dari 1 minggu, bisa jadi ada infeksi bakteri lanjutan.
Cara mengatasi:
Cara mengatasi:
- Tetap berikan ASI dan hindari penggunaan botol. Sebab, gerakan bayi mengisap payudara akan menutup saluran eustachius yang menghubungkan hidung dengan telinga. Kondisi ini akan memperkecil risiko terjadinya infeksi telinga oleh bakteri yang ada di hidung dan tenggorokan.
- Jangan asal memberi obat antibiotik, karena sebenarnya batuk pilek disebabkan oleh virus. Konsultasikanlah terlebih dahulu dengan dokter untuk tahu apakah ada bakteri yang menginfeksi bayi Anda.
- Beri obat penurun panas bila suhunya 38,5 derajat Celcius, untuk mencegah kejang.
- Agar bayi bernapas lega, khususnya saat minum susu atau sebelum tidur, keluarkan cairan hidungnya dengan penguapan, menepuk-nepuk punggung bayi dalam posisi telungkup di paha Anda, atau disedot menggunakan alat penyedot lendir.
Untuk pencegahan, beri bayi vaksin influenza saat usianya 6 bulan. Ulang setiap setahun sekali. Ibu perlu waspada bila bayi batuk pilek hingga kemampuan minum berkurang, atau tidak sembuh lebih dari seminggu. Segeralah bawa ke dokter.
Source: ayahbunda.co.id
Editor: dr. wahyu triasmara