Pada keadaan tertentu pemendekan dan penipisan leher rahim (serviks) terjadi secara dini pada kehamilan yang bukan disebabkan oleh proses persalinan, melainkan akibat lemahnya struktur serviks. Hal ini disebut serviks inkompeten.Lemahnya struktur serviks ini bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi, yang mana terbanyak akibat cedera (injury)sebelumnya pada serviks atau karena kelainan bawaan.
Akibat lemahnya struktur, maka serviks tidak mampu menahan bobot kehamilan. Akibatnya serviks membuka walaupun tanpa adanya kontraksi, kadang2 sampai membuka lengkap. Akibat terbuka maka selaput ketuban akan menonjol dan bahkan pecah jauh sebelum bayi bisa hidup di dunia luar (prematur).
Faktor risiko serviks inkompeten adalah: riwayat serviks inkompeten pada kehamilan sebelumnya, pembedahan, cedera leher rahim, pemberian obat DES (dietilstilbestrol) , dan kelainan anatomi leher rahim. Penyebab lain termasuk kauterisasi serviks (untuk menghilangkan pertumbuhan atau menghentikan pendarahan) dan biopsi kerucut.
Wanita dengan serviks tidak kompeten biasanya sering dengan gejala minimal saat terjadi dilatasi leher rahim antara 16 dan 28 minggu kehamilan. Awalnya pembukaan hanya 2 cm atau lebih. Ketika leher rahim mencapai 4 cm atau lebih, rahim berkontraksi atau pecah ketuban dapat terjadi.
Diagnosis dibuat dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan USG. Setelah didiagnosis, kondisi ini dapat diobati melalui prosedur pembedahan yang disebut cerclage (jahitan menutup leher rahim). Satu atau lebih jahitan ditempatkan di sekitar atau melalui leher rahim agar tetap tertutup rapat.
Hal ini biasanya dilakukan setelah minggu kedua belas kehamilan, tetapi tidak dilakukan jika ada pecahnya ketuban atau infeksi. Setelah operasi, sang ibu dipantau dengan hati-hati untuk memeriksa infeksi dan kontraksi, yang kadang-kadang disebabkan oleh prosedur ini. Setelah pulang dari rumah sakit, pasien dapat tetap aktif. Cerclage biasanya dibuka sebelum melahirkan sehingga pasien dapat melahirkan normal. Dalam beberapa kasus, cerclage dapat dibiarkan pada tempatnya, dan bayi ini kemudian dilahirkankan dengan operasi caesar.
OPERASI CERCLAGE
Perhatikan gambar tengah...
Akibat lemahnya struktur, maka serviks tidak mampu menahan bobot kehamilan. Akibatnya serviks membuka walaupun tanpa adanya kontraksi, kadang2 sampai membuka lengkap. Akibat terbuka maka selaput ketuban akan menonjol dan bahkan pecah jauh sebelum bayi bisa hidup di dunia luar (prematur).
Faktor risiko serviks inkompeten adalah: riwayat serviks inkompeten pada kehamilan sebelumnya, pembedahan, cedera leher rahim, pemberian obat DES (dietilstilbestrol) , dan kelainan anatomi leher rahim. Penyebab lain termasuk kauterisasi serviks (untuk menghilangkan pertumbuhan atau menghentikan pendarahan) dan biopsi kerucut.
Wanita dengan serviks tidak kompeten biasanya sering dengan gejala minimal saat terjadi dilatasi leher rahim antara 16 dan 28 minggu kehamilan. Awalnya pembukaan hanya 2 cm atau lebih. Ketika leher rahim mencapai 4 cm atau lebih, rahim berkontraksi atau pecah ketuban dapat terjadi.
Diagnosis dibuat dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan USG. Setelah didiagnosis, kondisi ini dapat diobati melalui prosedur pembedahan yang disebut cerclage (jahitan menutup leher rahim). Satu atau lebih jahitan ditempatkan di sekitar atau melalui leher rahim agar tetap tertutup rapat.
Hal ini biasanya dilakukan setelah minggu kedua belas kehamilan, tetapi tidak dilakukan jika ada pecahnya ketuban atau infeksi. Setelah operasi, sang ibu dipantau dengan hati-hati untuk memeriksa infeksi dan kontraksi, yang kadang-kadang disebabkan oleh prosedur ini. Setelah pulang dari rumah sakit, pasien dapat tetap aktif. Cerclage biasanya dibuka sebelum melahirkan sehingga pasien dapat melahirkan normal. Dalam beberapa kasus, cerclage dapat dibiarkan pada tempatnya, dan bayi ini kemudian dilahirkankan dengan operasi caesar.
OPERASI CERCLAGE