Dehidrasi adalah hal pertama yang harus kita waspadai pada balita yang mengalami Diare. Saya tidak akan menjelaskan klasifikasi dan tingkatan Dehidrasi, tapi secara sederhana kita dapat melihat beberapa poin. Adalah hal yang lumrah bila bayi yang sedang sakit akan rewel, kita menyebutnya Iritable, tidurnya tidak nyenyak, gelisah dan mudah terbangun, ia juga akan lebih sering meminta di gendong untuk mendapat kenyamanan.
Bayi yang mengalami dehidrasi juga akan iritable, namun semakin berat dehidrasinya tentunya ia akan lemas karena kekurangan cairan, ia hanya bisa meretih. tanda lain yang bisa kita lihat adalah ubun-ubunnya yang menjadi cekung, tidak adanya air mata saat menangis dan bibir yang kering, tidak lagi “ngeces” dan kurangnya buang air kecil.
pada kasus umar terlihat peningkatan iritabilitas dan mulai tadi malam menolak nenen lagi dari umminya, meski mencret dan muntahnya seharian kemarin hanya satu kali, dengan menolak nenen maka asupan cairan yang amat dibutuhkan menjadi terkendala. Demam sudah minimal maka pilihan kami hanya mencoba menggunakan botol dot, disuapi dengan sendok atau ke rumah sakit untuk akses intra vena.
kami memutuskan untuk memerah ASInya dan menyuapi dengan sendok, meski payah dan menguras kesabaran, upaya ini terlihat berhasil, dengan perut terisi ASI iritabilitasnya menurun. seperti yang telah diperkirakan sebagai infeksi gastrointestinal, meski pada asutkultasi bising usus dalam batas normal, frekuensi flatus jelas meningkat, begitu pula sendawanya. sendawa yang berlebih bisa diiringi muntahan, sementara flatus bisa disusul mencret.
pada umumnya kasus, orang tua akan kepayahan bila balitanya mulai muntah-muntah, makanan, susu, oralit, obat semua dikeluarkan lagi. pada tahap ini bila obat-obat anti emetik tidak berfungsi, atau tidak masuk sama sekali, input tidak ada, sementara output (mencret) jalan terus. pilihan satu-satunya adalah akses intravena di rumah sakit.
Jadi kesimpulannya pada balita diare yang masih bisa makan minum, kita dapat bersandar pada oralit, namun pada balita diare yang tidak bisa mendapat input cairan sama sekali maka harus segera mendapat pertolongan di rumah sakit
Seperti yang selalu terjadi kasus Diare pada bayi always be a trying moment for the parent, for good reason too, begitu yang terjadi pada kami, tidak sekali kami berfikir untuk membawanya ke rumah sakit, bahkan DSA kami sudah memberikan surat rujukan sewaktu-waktu diperlukan. oya DSA kami memberikan antibiotik dan antijamur sekaligus, never take a risk anyway, especially dengan keluarga dokter :(
tapi pada akhirnya si kecil umar kembali nenen dengan umminya, dan frekuensi BAB cairnya semakin berkurang dan berkurang, jadi total kira-kira 1 minggu kondisinya kembali seperti sediakala. Alhamdulillah.