Pada periode liburan kali ini saya telah mengatur agar bagian kedua liburan diisi dengan silaturahim ke rumah orang tua saya di Garut. ini juga adalah tantangan perjalanan yang cukup berat, Umar belum pernah naik bis dalam jangka waktu yang lama, sedikitnya dibutuhkan 4 jam perjalanan ke Garut, total di jalan sekitar 6 jam. Tanpa kenyamanan kendaraan pribadi kami belum pernah mengalami yang seperti ini dengan dua balita yang harus diawasi.
Karena itu kami merancang perjalanan ini serapih mungkin, membawa bagasi seefisien mungkin, dan tidak sekali ummi mengingatkan untuk membawa mainan anak-anak untuk diperjalanan, untunglah bagi caca dan umar itu bisa berarti hampir apa saja yang mudah ditemui sehari-hari.
Bulan Juli-Agustus seperti yang sudah diperkirakan dan diberitahukan oleh orang tua kami, adalah bulan-bulan terdingin dalam setahun. hawa dingin di musim kemarau pada malam hari amat menggigit bahkan penduduk lokal pun segan mandi di pagi hari. Tapi fikir kami ini kesempatan yang baik untuk silaturahim menjelang Ramadhan, jalanan tidak terlalu padat.
Rencana tinggal rencana karena tenyata 12 jam sebelum keberangkatan Umar panas tinggi mendadak, diikuti dengan muntah dan diare. Ibarat MU kami pun membatalkan kunjungan dengan alasan keselamatan :) lagi pula mengingat udara dingin di sana bukannya satu balita yang sakit, sepulangnya dari Garut bisa jadi kami menghadapi 2 balita sakit sekaligus. Tentu saja orang tua kami kecewa, tapi pasti ada hikmahnya, mudah-mudahan lain waktu di beri kemudahan.
jadi sekarang dengan tanggal merah berturut-turut di hadapan adalah mimpi buruk orang tua karena pertolongan medis semakin sulit dijangkau, setidaknya, tidak ada DSA yang praktek di RS langganan kami dan Apotik kepercayaan kami pun tutup. terpaksa bikin resep sendiri deh. baiklah melihat gejalanya ini mengarah pada infeksi virus, melihat gejala tambahan seputar pencernaan tentu kemungkinan besar kami berhadapan dengan Rotavirus. Dehidrasi adalah ancaman utama, stamina orang tua akan di test pada saat-saat seperti ini.
kami serahkan penanganan demam pada Sanmol drops dan Proris Suppositoria yang telah terbukti keandalannya pada Caca. Untuk menghindari ancaman dehidrasi kami menyandarkan pada oralit dan pedialit, mereka digunakan sesering mungkin sebagai campuran pada saat membuat bubur, dan minum obat. Sedangkan mengatasi gejala simtomatik kami buatkan puyer domperidon, papaverin dan ctm agar dapat tidur lebih nyenyak dan orang tuanya mendapat kesempatan istirahat. beruntung Umar masih menetek pada umminya hingga pasokan cairan tidak terlalu sulit, sebagai tambahan kami berikan suplementasi lacto B untuk dicampur pada buburnya.
Obat | Sediaan | Dosis anak | Golongan | ESO |
Domperidon | 10 mg | o.25/kgbb/x | antiemetik | gejala ekstrapiramidal |
Papaverin | 40 mg | 0.25/kgbb dalam dosis terbagi 4 | antispasmodik | |
CTM | 4 mg | 1/4 dosis dewasa | antialergi | mengantuk |
Demikian mudah-mudahan niat kami dihitung oleh Allah swt dan apa yang terjadi menjadi penebus dosa-dosa kami, mensucikan diri dihadapan Ramadhan yang menjelang.