Latar Belakang
Dokter gigi telah dihadapkan dengan masalah sistem pengembangan pengetahuan yang lebih maju dan lebih praktis dari sebelumnya. Oleh karena pertumbuhan jaringan skeletal yang tidak normal termasuk dalam persentase tertinggi maloklusi, morfologi kranio-facial harus dianalisis dengan baik sebelum memulai perawatan. Dalam bidang orthodontik analisis tersebut dilakukan secara rutin dengan menggunakan prosedur standar radiografi disebut Cephalometri.
Cephalometri berawal dari craniometri. Para anatomis dan antropologis telah membuat batas-batas untuk mengukur dimensi kranio-facial menggunakan tulang tengkorak individu. Walaupun menggunakan prinsip craniometri, akan tetapi masih terbatas karena ketebalan jaringan lunak yang berbeda menyebabkan hasil yang dicapai dalam mengukur tulang tengkorak tidak akurat. Konsep standar radiografi gambaran kepala telah dipopulerkan oleh Pacini pada tahun 1922 dan didemonstrasikan dengan prosedur dasar cephalometri dimana subjeknya diposisikan pada kaset menggunakan kassa pembalut dengan jarak 2 meter dari tabung x-ray. Tahun 1931, Hofrat di Jerman dan Broadbent di Amerika Serikat menerbitkan artikel tentang penyempurnaan teknik dan mengaplikasikan teknik tersebut di dalam bidang orthodontik.
Cephalometri adalah suatu alat yang digunakan dalam orthodontik klinik. Dengan menghubungkan variasi bagian-bagian dari wajah, kedua rahang dan gigi geligi, maka dapat diperoleh informasi untuk membantu dalam menegakkan diagnosis, klasifikasi rencana perawatan, dan prognosis. Akan tetapi cephalometri tidak dapat digunakan untuk mengukur parameter tunggal dalam menegakkan etiologi, diagnosis dan rencana perawatan. Cephalometri meliputi kegunaan dari cephalometer, mesin x-ray, alat fotografi, dan alat-alat lainnya. Semua alat tersebut penting untuk memperoleh data yang diperlukan untuk menentukan perubahan dinamis yang terjadi pada pasien serta untuk mempelajari pertumbuhan secara umum.
Berhasilnya pemakaian radiografi cephalometri dalam bidang orthodontik tergantung pada normal atau tidaknya pertumbuhan dan perkembangan dento-facial serta dibutuhkannya pengetahuan untuk melakukan teknik cephalometri.
Definisi Cephalometri
Cephalometri adalah suatu teknik mengabstraksikan kepala manusia yang kompleks ke dalam skema geometri. Beberapa praktisi menggunakan bayangan radiografi 2-D pada film yang disebut cephalogram. Dari cephalogram diperoleh analisa cephalometri dimana struktur anatominya ditunjukkan oleh titik–titik landmark yang diduga dapat dijadikan indikasi bentuk dan hubungan lokasi kurva. Cephalometri sengaja dibuat untuk menginterpretasikan gambaran anatomi kranial.
Cephalometri adalah suatu alat yang digunakan untuk mempelajari pertumbuhan maksillo-facial serta perubahan bentuk wajah. Alat ini selain membantu dalam bidang orthodontik juga membantu dalam bidang bedah mulut.
Agar analisis pengukuran radiograf cephalometri memperoleh hasil yang akurat, kualitas cephalometri pada hasil radiograf harus dapat dibandingkan. Artinya, dengan kejelasan dan ketepatan gambar proyeksi obyek yang diinginkan memenuhi persyaratan untuk dianalisis. Dengan adanya teknik ini maka dapat diperoleh studi yang berkelanjutan untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan tulang facial serta untuk menganalisa aktifnya hasil perawatan orthodontik atau koreksi prosedur bedah pada wajah yang abnormal.
Cephalometri membantu dalam diagnosa skeletal, dental dan jaringan lunak yang ditunjukkan oleh kerusakan dento-facial pasien. Kegunaan analisa cephalometri dalam pasien bedah-orthodontik tidak hanya meliputi pengukuran gigi geligi yang harmonis dengan pola skeletal yang sesuai, tetapi juga harus dapat mengevaluasi posisi tulang facial dan analisa kontur jaringan lunak.
Cephalometri adalah interpretasi radiograf lateral tulang tengkorak yang diambil dalam keadaan posisi standar. Pasien ditempatkan pada cephalostat dimana posisi kepala pasien menghadap kearah depan dari sinar-X dengan jarak 5ft dari tabung sinar-X. Film ditempatkan 15 inchi dari kepala. Posisi ini adalah posisi standar yang digunakan pada radiograf cephalometri. Posisi ini menjamin radiograf yang diambil dapat langsung dibandingkan. Film tersebut kemudian ditapakan dalam standar landmarks yang berbeda, garis dan sudut yang telah diukur dan ditandai dengan baik. Film ini memberikan perbandingan pada nilai normal populasi dan memberikan penilaian terhadap pertumbuhan facial dan efek perawatan.
Dokter gigi telah dihadapkan dengan masalah sistem pengembangan pengetahuan yang lebih maju dan lebih praktis dari sebelumnya. Oleh karena pertumbuhan jaringan skeletal yang tidak normal termasuk dalam persentase tertinggi maloklusi, morfologi kranio-facial harus dianalisis dengan baik sebelum memulai perawatan. Dalam bidang orthodontik analisis tersebut dilakukan secara rutin dengan menggunakan prosedur standar radiografi disebut Cephalometri.
Cephalometri berawal dari craniometri. Para anatomis dan antropologis telah membuat batas-batas untuk mengukur dimensi kranio-facial menggunakan tulang tengkorak individu. Walaupun menggunakan prinsip craniometri, akan tetapi masih terbatas karena ketebalan jaringan lunak yang berbeda menyebabkan hasil yang dicapai dalam mengukur tulang tengkorak tidak akurat. Konsep standar radiografi gambaran kepala telah dipopulerkan oleh Pacini pada tahun 1922 dan didemonstrasikan dengan prosedur dasar cephalometri dimana subjeknya diposisikan pada kaset menggunakan kassa pembalut dengan jarak 2 meter dari tabung x-ray. Tahun 1931, Hofrat di Jerman dan Broadbent di Amerika Serikat menerbitkan artikel tentang penyempurnaan teknik dan mengaplikasikan teknik tersebut di dalam bidang orthodontik.
Cephalometri adalah suatu alat yang digunakan dalam orthodontik klinik. Dengan menghubungkan variasi bagian-bagian dari wajah, kedua rahang dan gigi geligi, maka dapat diperoleh informasi untuk membantu dalam menegakkan diagnosis, klasifikasi rencana perawatan, dan prognosis. Akan tetapi cephalometri tidak dapat digunakan untuk mengukur parameter tunggal dalam menegakkan etiologi, diagnosis dan rencana perawatan. Cephalometri meliputi kegunaan dari cephalometer, mesin x-ray, alat fotografi, dan alat-alat lainnya. Semua alat tersebut penting untuk memperoleh data yang diperlukan untuk menentukan perubahan dinamis yang terjadi pada pasien serta untuk mempelajari pertumbuhan secara umum.
Berhasilnya pemakaian radiografi cephalometri dalam bidang orthodontik tergantung pada normal atau tidaknya pertumbuhan dan perkembangan dento-facial serta dibutuhkannya pengetahuan untuk melakukan teknik cephalometri.
Definisi Cephalometri
Cephalometri adalah suatu teknik mengabstraksikan kepala manusia yang kompleks ke dalam skema geometri. Beberapa praktisi menggunakan bayangan radiografi 2-D pada film yang disebut cephalogram. Dari cephalogram diperoleh analisa cephalometri dimana struktur anatominya ditunjukkan oleh titik–titik landmark yang diduga dapat dijadikan indikasi bentuk dan hubungan lokasi kurva. Cephalometri sengaja dibuat untuk menginterpretasikan gambaran anatomi kranial.
Cephalometri adalah suatu alat yang digunakan untuk mempelajari pertumbuhan maksillo-facial serta perubahan bentuk wajah. Alat ini selain membantu dalam bidang orthodontik juga membantu dalam bidang bedah mulut.
Agar analisis pengukuran radiograf cephalometri memperoleh hasil yang akurat, kualitas cephalometri pada hasil radiograf harus dapat dibandingkan. Artinya, dengan kejelasan dan ketepatan gambar proyeksi obyek yang diinginkan memenuhi persyaratan untuk dianalisis. Dengan adanya teknik ini maka dapat diperoleh studi yang berkelanjutan untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan tulang facial serta untuk menganalisa aktifnya hasil perawatan orthodontik atau koreksi prosedur bedah pada wajah yang abnormal.
Cephalometri membantu dalam diagnosa skeletal, dental dan jaringan lunak yang ditunjukkan oleh kerusakan dento-facial pasien. Kegunaan analisa cephalometri dalam pasien bedah-orthodontik tidak hanya meliputi pengukuran gigi geligi yang harmonis dengan pola skeletal yang sesuai, tetapi juga harus dapat mengevaluasi posisi tulang facial dan analisa kontur jaringan lunak.
Cephalometri adalah interpretasi radiograf lateral tulang tengkorak yang diambil dalam keadaan posisi standar. Pasien ditempatkan pada cephalostat dimana posisi kepala pasien menghadap kearah depan dari sinar-X dengan jarak 5ft dari tabung sinar-X. Film ditempatkan 15 inchi dari kepala. Posisi ini adalah posisi standar yang digunakan pada radiograf cephalometri. Posisi ini menjamin radiograf yang diambil dapat langsung dibandingkan. Film tersebut kemudian ditapakan dalam standar landmarks yang berbeda, garis dan sudut yang telah diukur dan ditandai dengan baik. Film ini memberikan perbandingan pada nilai normal populasi dan memberikan penilaian terhadap pertumbuhan facial dan efek perawatan.