Laser merupakan suatu gelombang
elektromagnetik yang dapat berinteraksi dengan
biological tissue dengan efek samping bergantung
dari daya dan exposure yang diterima oleh
biological tissue tersebut. Hal inilah yang
dijadikan sebuah dasar penggunaan laser untuk
berbagai macam aplikasi penyembuhan luka. Pada
paper ini akan dipaparkan aplikasi sebuah laser
dengan bahan semikonduktor yakni Gallium-
Aluminium-Arsenide yang memiliki panjang
gelombang 800-nm untuk terapi penyembuhan
luka pada kulit.
Metode terapi yang dilakukan adalah penyinaran
laser dengan objek percobaan yaitu kulit hewan
tikus yang telah dilukai. Penyinaran dilakukan
tanpa menyentuh kulit (non invasive). Penggunaan
laser GaAlAs didasarkan pada daya keluaran yang
dihasilkan relatif kecil berkisar antara 3-5 mWatt.
Parameter yang diamati pada proses terapi ini
adalah daya keluaran laser yang diberikan (P),
variasi panjang gelombang laser (λ), distribusi
intensitas, diameter berkas pada laser dan
kecepatan penyembuhan luka pada tikus itu
sendiri.
Dari hasil terapi yang dilakukan menggunakan
laser GaAlAs dengan daya sebesar 5 mWatt,
didapatkan kesimpulan untuk daya tertentu yang
dihasilkan oleh laser, proses penyembuhan luka
pada kulit tikus mencapai 100% pada hari ke 19.
Metode terapi dengan menggunakan laser daya
rendah seperti ini masih terus dikembangkan untuk
keperluan medis lainnya.
(http://ep.its.ac.id/2008/05/18/aplikasi-laser-gallium-aliminium-arsenide-untuk-terapi-penyembuhan-luka/)
elektromagnetik yang dapat berinteraksi dengan
biological tissue dengan efek samping bergantung
dari daya dan exposure yang diterima oleh
biological tissue tersebut. Hal inilah yang
dijadikan sebuah dasar penggunaan laser untuk
berbagai macam aplikasi penyembuhan luka. Pada
paper ini akan dipaparkan aplikasi sebuah laser
dengan bahan semikonduktor yakni Gallium-
Aluminium-Arsenide yang memiliki panjang
gelombang 800-nm untuk terapi penyembuhan
luka pada kulit.
Metode terapi yang dilakukan adalah penyinaran
laser dengan objek percobaan yaitu kulit hewan
tikus yang telah dilukai. Penyinaran dilakukan
tanpa menyentuh kulit (non invasive). Penggunaan
laser GaAlAs didasarkan pada daya keluaran yang
dihasilkan relatif kecil berkisar antara 3-5 mWatt.
Parameter yang diamati pada proses terapi ini
adalah daya keluaran laser yang diberikan (P),
variasi panjang gelombang laser (λ), distribusi
intensitas, diameter berkas pada laser dan
kecepatan penyembuhan luka pada tikus itu
sendiri.
Dari hasil terapi yang dilakukan menggunakan
laser GaAlAs dengan daya sebesar 5 mWatt,
didapatkan kesimpulan untuk daya tertentu yang
dihasilkan oleh laser, proses penyembuhan luka
pada kulit tikus mencapai 100% pada hari ke 19.
Metode terapi dengan menggunakan laser daya
rendah seperti ini masih terus dikembangkan untuk
keperluan medis lainnya.
(http://ep.its.ac.id/2008/05/18/aplikasi-laser-gallium-aliminium-arsenide-untuk-terapi-penyembuhan-luka/)