Kalau ditanya tempat favoritku di Pulau bacan maka itu adalah pelabuhan Babang, tepatnya Puskesmas Babang..Disana tinggal satu keluarga dokter yang hangat dan penuh perhatian, bagi ku dokter Juri dan keluarga adalah salah satu dari sedikit yang bisa diajak berkomunikasi. mengherankan bukan? tapi memang begitulah adanya. bila ada urusan di Bacan maka tidak perlu repot mencari tempat bermalam cukup singgah di Babang dan pinjam om Juri pe motor :) ( motor punya om juri).
selain itu Labuha bermasalah dengan sumber air, pamnya sering mati dan kotor, di babang lebih baik, meski tetap kadang mati juga, tapi bersih. dan di Babang juga aku dan istri pernah ketinggalan kapal. hari itu adalah hari terakhir aku di Obi dan sudah waktunya mudik ke Ternate dan jakarta. semua barang sudah masuk ke kamar yang aku sewa dari ABK. sore hari kapal singgah di Babang, aku turun untuk mengucapkan selamat tinggal pada semua kenalan, di labuha dan babang, tentu seperti biasa aku pakai motor om juri..1 jam perjalanan babang-labuha, menjelang maghrib aku bertemu teman lama di smu yang asli makassar dan sedang ada proyek di labuha dia arsitek, jadi ngobrol deh lama, isya menjelang sudah waktunya kembali ke Babang.
saat masuk ke pelabuhan ternyata kapal sudah meniup peluit ke tiga, sauh sedang diangkat dalam lima menit jembatan akan ditarik masuk, kapal berangkat dengan semua barang kami di dalam kamar yang terkunci...
segera aku naik kapal berikutnya yang setengah kosong, tanpa tiket, tanpa bekal, hanya jaket dan 2 botol air aqua, tanpa makan malam, di bulan ramadhan dengan istri yang sedang hamil...
beruntung saat kapal kami berlabuh di Ternate hanya berselisih beberapa menit dengan kapal sebelumnya, juga pelabuhan lagi ramai jadi kapal parkir bertumpuk, segera aku naik ke kapal yang membawa barang kami dan menuju kamar sebelum ada orang yang menyadari hehehe pak dok tertinggal kapal, malu, berita menyebar cepat.
pengalaman lain yang unik adalah saat pertama naik speedboat, di Obi untuk puskesmas keliling, sambil tersenyum para staf mempersilahkan aku untuk duduk disamping pengemudi, ternyata senyum mereka adalah seringai, aku dikerjai, tempat kehormatan itu tidak lain adalah tempat paling tidak enak dalam perjalanan, gelombang laut tinggi dan kita seperti dibanting-banting, perut sampai sakit sekali, berhari-hari sesudahnya perut ku masih nyut-nyutan
di Obi ada pak Cam dan bu cam ( pa camat dan bu camat), om pos ( petugas kantor pos) pa komendan ( komandan koramil) ada pak ila (ka TU puskes), bidan ona ( yang batitanya lasak sekali), pak man ( bendahara yang lucu) terus ada petugas imunisasi kami, perawat dan mantri yang sangat percaya mistis sayang sekali lupa namanya..aduuh
lalu ada ilwan dan irwan di ternate yang selalu siap membantu meringankan hidup kita, btw mereka dulu tergabung dalam pasukan jihad waktu kerusuhan, irwan tahu benar bagaimana cara membuat bom dari lampu petromaks, bom buatannya bisa meruntuhkan satu rumah. ilwan lain lagi dia guru SDIT dan berperan sebagai penjaga gawang mess dan kuncinya, sementra irwan bepergian kesana kemari. terlalu sekali kalau aku sampai melupakan nama-nama mereka
lalu ada dr surahmat-om sur dan keluarga- yang menjadi orang tua kita semua bersama istrinya dr Titin di Alkhairaat dan tentu saja dokter-dokter dari bandung yang sebagian sekarang memutuskan untuk menetap : Adi, Melia, Aso, dll