Dok, saya wanita umur 28 tahun dan sedang bekerja. Tiap kali selesai berhubungan intim cairan yang sperma yang keluar dari vagina saya terasa agak berbau telur (kurang sedap). Sesekali pada saat berhubungan saya juga merasa sakit diperut bawah pusat. Kemudian haid saya tiap bulan selalu terlambat 5-12 hari.
Kalau kecapekan dan stres saya sering mengalami keputihan seperti warna susu kental. Apakah itu gejala myom (tumor jinak)? Karena kakak saya pernah kena myom dan sudah dioperasi, yang saya dengar itu penyakit keturunan. Mohon infonya Dok.
Terimakasih
Risa Kartika (Perempuan, menikah, 28 Tahun), kartika.risa@yahoo.com
Tinggi Badan 158 cm dan Berat Badan 55 kg
Jawaban
Salam Risa,
Keluhan cairan yang keluar dari vagina berbau tidak enak sesudah berhubungan bisa jadi gejala penyakit keputihan yang disebabkan bakteri dan disebut sebagai bakterial vaginosis. Apalagi bila sebelumnya tidak pernah ada keluhan seperti ini.
Hal ini terjadi karena pH sperma yang bersifat basa membuat cairan vagina mengeluarkan bau khas yang kurang sedap. Namun untuk memastikan sebaiknya dilakukan pemeriksaan baik ke dokter maupun ke laboratorium tentang cairan keputihan tersebut.
Saat seorang wanita sedang lelah, hal ini dapat mempengaruhi kondisi hormonal dan kondisi keasaman vagina. Kondisi yang berubah ini terkadang dapat menyebabkan berlebihannya pertumbuhan salah satu bakteri atau jamur yang memang secara normal terdapat di sana.
Warna susu kental umumnya disebabkan oleh pertumbuhan jamur candida. Jika kondisi ini sering berulang dan mengganggu sebaik berobat.
Myom atau myoma rahim adalah tumor rahim namun tidak ganas (bukan kanker). Adapun gejala myoma tidak selamanya ada. Bila myom masih berukuran kecil umumnya tidak bergejala. Gejala akan muncul saat myom bertambah besar. Umumnya gejala yang ada dikarenakan efek tekanan dari myom itu sendiri.
Gejala myom antara lain sering berkemih karena tertekannya kandung kemih, rasa penuh di area perut bawah, perdarahan bulanan yang panjang dan banyak, perdarahan (flek) antara dua periode menstruasi, nyeri saat berhubungan, ataupun rasa nyeri pada punggung bawah. Untuk memastikan adanya myom rahim dapat dilakukan pemeriksaan USG. Demikian semoga bermanfaat.
dr Eddy Karta SpKK
Kalau kecapekan dan stres saya sering mengalami keputihan seperti warna susu kental. Apakah itu gejala myom (tumor jinak)? Karena kakak saya pernah kena myom dan sudah dioperasi, yang saya dengar itu penyakit keturunan. Mohon infonya Dok.
Terimakasih
Risa Kartika (Perempuan, menikah, 28 Tahun), kartika.risa@yahoo.com
Tinggi Badan 158 cm dan Berat Badan 55 kg
Jawaban
Salam Risa,
Keluhan cairan yang keluar dari vagina berbau tidak enak sesudah berhubungan bisa jadi gejala penyakit keputihan yang disebabkan bakteri dan disebut sebagai bakterial vaginosis. Apalagi bila sebelumnya tidak pernah ada keluhan seperti ini.
Hal ini terjadi karena pH sperma yang bersifat basa membuat cairan vagina mengeluarkan bau khas yang kurang sedap. Namun untuk memastikan sebaiknya dilakukan pemeriksaan baik ke dokter maupun ke laboratorium tentang cairan keputihan tersebut.
Saat seorang wanita sedang lelah, hal ini dapat mempengaruhi kondisi hormonal dan kondisi keasaman vagina. Kondisi yang berubah ini terkadang dapat menyebabkan berlebihannya pertumbuhan salah satu bakteri atau jamur yang memang secara normal terdapat di sana.
Warna susu kental umumnya disebabkan oleh pertumbuhan jamur candida. Jika kondisi ini sering berulang dan mengganggu sebaik berobat.
Myom atau myoma rahim adalah tumor rahim namun tidak ganas (bukan kanker). Adapun gejala myoma tidak selamanya ada. Bila myom masih berukuran kecil umumnya tidak bergejala. Gejala akan muncul saat myom bertambah besar. Umumnya gejala yang ada dikarenakan efek tekanan dari myom itu sendiri.
Gejala myom antara lain sering berkemih karena tertekannya kandung kemih, rasa penuh di area perut bawah, perdarahan bulanan yang panjang dan banyak, perdarahan (flek) antara dua periode menstruasi, nyeri saat berhubungan, ataupun rasa nyeri pada punggung bawah. Untuk memastikan adanya myom rahim dapat dilakukan pemeriksaan USG. Demikian semoga bermanfaat.
dr Eddy Karta SpKK