Izzah saya sebagai bangsa Indonesia tergugah lagi ketika membaca ini:
Pada 1962, ketika di Jakarta diselenggarakan Asian Games Presiden Soekarno tegas-tegas menolak kehadiran kontingen Israel. Jakarta harus menghadapi konsekuensi serius: IOC (Komite Olimpiade Internasional) menolak menjadi pelindung Asian Games IV, bahkan melarang benderanya dikibarkan di Jakarta. Eeeh, bukannya minta ampun, Indonesia malah mundur dari IOC. Setahun kemudian, Indonesia menyelenggaraken GANEFO (Games of New Emerging Forces) di Jakarta. Perhelatan antar bangsa ini sukses besar dan dihadiri 48 negara. Bukan main, bukan main-main!
Sebelumnya, 1957 ketika timnas kesebelasan Indonesia berhasil melaju di zona Asia untuk merebut tiket Piala Dunia dan tinggal menghadapi Israel , Indonesia menolak untuk bertanding di Jakarta atawa Tel Aviv, Indonesia maunya tanding di tempat netral dan tanpa lagu kebangsaan (sebagai penolakan dan pernyataan tidak mengakui negara Israel). Indonesia mendapat sanksi dari FIFA.
Ketika Indonesia keluar dari PBB pada 7 Januari 1964, salah satu alasan Bung Karno adalah, " Dengan menguntungkan Israel dan merugikan negara-negara Arab (termasuk Palestina), PBB telah nyata-nyata menguntungkan imperialisme dan merugikan kemerdekaan bangsa-bangsa."
Bung Karno tegas menuduh PBB sebagai kepanjangan AS dan sekutunya serta mengatakan PBB lebih jelek dari mimbar omong kosong.