saat ku tak bisa merasa hangatnya mentari
dan tak bisa lagi merasa indahnya warna pelangi
aku bayang rasa orang mati...
tak ada rasa yang sesakkan dada
ingin ku adukan pada gunung yang tegar menjulang
ah.. gunung tlah menyaksikan peristiwa sedih menyayat tak terkira kali
dia temani sejarah dari hari ke hari jauh sebelum ada manusia
ku palingkan mata kepada air mengalir
jernih dan alirannya menenangkan
andai rasa ini tak ada seperti dia
ah.. udah banyak manusia berpikiran sama.
ku tengokkan wajah ini melihat dedaunan di pagi hari
masih tersisa embun yang enggan melepas pegangannya pada daun
ku berandai lagi...nikmatnya jadi daun
tanpa rasa sedih..
akhirnya...
ku sadari.. aku ini manusia
punya hati dan punya rasa
bisa merasa bahagia, bisa pula merasa sedih..
ku sadari
Dialah Sang Maha Pemberi Cahaya Hati...
Sang Maha Pemberi Ketenangan..
ketenangan ini hanyalah Dari Mu dan Milik Mu
Dia balik-balikkan hatiku dan hati manusia semuanya
aku berharap dengan sangat
agar...
aku bisa bertahan hingga akhir usiaku
diberikan ketenangan
diberikan komitmen kuat pada kebenaran-Nya
slalu disinari dengan Cahaya dari Sang Maha Pemberi Cahaya
menjadi hamba yang benar-benar Dicintai-Nya
bisa diberikan kesempatan melihat Maha Indah Wajah-Nya
di Akhirat nanti
Amin