Musim hujan dan banjir datang lagi berarti Anda harus menyiapkan diri menghadapi berbagai serangan penyakit pasca banjir. Salah satunya Leptospirosis.
Direktorat Jendral Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPM-PL), Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa pascabanjir hebat di Jakarta tahun 2002, sebanyak 103 pasien didiagnosa menderita leptospirosis, 21 di antaranya (20%) meninggal dunia. Padahal penyakit yang gejala awalnya mirip flu ini sudah muncul di berbagai penjuru Indonesia sejak abad ke-19. Keterlambatan pengobatan adalah alasan utama tingkat kematian yang tinggi.
Apa itu Leptospirosis ? |
| Masyarakat lebih mengenalnya dengan nama penyakit kencing tikus, Leptospirosis adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh jazad renik tertentu yang dinamakan Leptospira sp. Leptospira berbentuk spiral dengan ukuran 0,1 mm x 6 - 20 mm, selalu bergerak, dapat hidup di air tawar selama kurang lebih 1 bulan, biasanya cepat mati di air asin. Leptospirosis dapat menyerang manusia atau hewan dan digolongkan sebagai penyakit zoonosis, artinya menular dari hewan ke manusia, dan penularan ini sering terjadi secara kebetulan. |
|
Cara penularan -
Penularan langsung Penularan langsung biasanya terjadi dari hewan yang mengandung leptospira kepada manusia yang pekerjaannya merawat, memotong hewan seperti peternak, dokter hewan, peneliti yang memakai binatang percobaan, pekerja di rumah potong hewan dan umumnya terjadi secara kebetulan. -
Penularan tidak langsung Terjadi melalui air atau tanah yang tercemar urin hewan yang mengandung leptospira. Sering terjadi pada saat banjir, di selokan atau sungai, di danau yang tercemar serta mereka yang bekerja sebagai pembersih selokan, sungai, pekerja perkebunan tebu, dan daerah rawa. Kuman tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit yang terluka atau melalui selaput lendir mata, selaput lendir di mulut, saluran pernafasan. Bisa jadi, si kecil yang sedang bermain tanpa sengaja menyentuh cairan yang mengandung urin anjing, kucing atau tikus(yang mengandung bakteri leptospira), lalu menggosok-gosok matanya. Cara ini sudah cukup efektif untuk membuatnya terinfeksi.
Bagaimana dengan penularan melalui kaleng minuman? Kaleng softdrink yang kebetulan terkena urin tikus ketika disimpan di gudang toko tidak dibersihkan dulu oleh penderita permukaannya ketika mau diminum oleh penderita.
|
|
Gejala Gejala penyakit leptospirosis amat bervariasi mulai dari yang paling ringan mirip orang sakit influenza, sampai yang berat dan berakhir dengan kematian. | | -
Nyeri persendian -
Konjungtivitis (radang selaput mata) -
Rasa nyeri pada otot, terutama otot betis, paha dan punggung sehingga penderita sukar berjalan -
Diare
|
|
Gejala leptospirosis dapat terjadi dalam 2 fase, yakni: Setelah fase pertama yang ditandai dengan demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot muntah atau diare, pasien mungkin terlihat agak sembuh untuk sementara waktu. Tetapi, kemudian ia akan sakit lagi. Pada fase kedua leptospirosis ikterik (disertai warna kuning pada mata, selaput lendir mulut dan badan), kemungkinan gejalanya akan lebih berat lagi.
Masa inkubasi (dari terinfeksi sampai munculnya penyakit) leptospirosis biasanya berlangsung antara 2 hari sampai sekitar 4 minggu. Namun, rata-rata masa inkubasi adalah 10 hari setelah terinfeksi. Penyakit ini bisa berlangsung selama 3 hari sampai 3 minggu, atau bahkan lebih lama lagi. Jika tidak diobati, maka penyembuhan penyakit ini akan memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bisa saja berakibat fatal (kematian pada yang mengalami kerusakan ginjal).
|
Komplikasi Leptospirosis -
Pada hati : kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6 -
Pada ginjal: gagal ginjal yang menyebabkan kematian. -
Pada jantung: berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung yang dapat mengikabatkan kematian mendadak.
|
| -
Pada paru-paru: batuk darah, nyeri dada, sesak nafas. -
Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari saluran pernafasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata (konjungtiva). -
Pada kehamilan : keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati.
|
|
Cara pencegahan -
Rajin membersihkan lantai. Gunakan cairan yang mengandung anti kuman (desinfektan) untuk mengepel. -
Saat banjir biasakan memakai sepatu boot untuk melalui air banjir. Ini untuk mengurangi kemungkinan masuknya bakteri jika ada luka di kaki. -
Segera membersihkan genangan air . Air yang menggenang dan terkena urin tikus bisa menyimpan bakteri leptospirosis.
| |
-
Selalu mencuci tangan. -
Letakkan tempat sampah jauh dari rumah. -
Sediakan jebakan tikus berupa lem tikus, racun tikus, atau perangkap biasa. Hal tersebut bisa mengurangi populasi tikus di dalam rumah. Jika Anda punya hewan peliharaan seperti anjing atau kucing segera berikan vaksinasi leptospira. -
Selalu menutup makanan di meja . Menutup rapat-rapat makanan dengan tudung saji akan menghindari datangnya tikus. -
Berenang di tempat bersih . Bakteri ini bisa bertahan selama sebulan di air, jadi pilihlah tempat berenang yang sekitarnya aman dari urin tikus. -
Berkebun pakai sarung tangan . Ketika berkebun, tangan sering menyentuh tanah, batang pohon, dan sebagainya, yang mungkin saja masih mengandung bakteri leptospira dari urin anjing atau kucing Anda.
|
PengobatanPenderita leptospirosis sebaiknya menjalani rawat inap di rumah sakit. Untuk mematikan leptospira, dapat diberikan antibiotika seperti penisilin, ampisilin, tetrasiklin dan beberapa jenis antibiotika baru lainnya. |