awal tahun lalu aku tertarik membeli reksadana tepatnya Danareksa Indeks Syariah (DINAR), sebenernya karena ketularan Om Priyadi yang tulisannya tentang hal ini benar-benar menarik. diawal membaca prospektus sudah jelas bahwa model investasi seperti ini risikonya tinggi dan selalu terbaca kalimat kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa yang akan datang dan lain-lain. jadi singkat nya aku sudah bersiap dengan sejumlah rupiah yang tidak akan kusesali bila hilang. menyusut habis nilainya.
memang investasi ini sifatnya jangka panjang so pada beberapa site di sarankan agar jangan sering-sering menegok informasi bursa, cukup setahun sekali katanya. tapi namanya manusia, aku penasran juga, tidak bisa dihindari aku jadi membeli koran investasi yang memuat [ergerakan harian NAB reksadana ku
selama sebulan aku berpuas hati melihat kinerjanya, sedikit banyak sudah meraup keuntungan loh, tak dinyana sekarang malah NAB nya drop samapai 25 % karena situasi ekonomi dunia yang juga lagi jelek, so sekarang aku tobat...bukan tobat investasi direksadana loh tapi tobat baca koran itu lagi dan berhenti melihat pergerakan IHSG. aku insyaf ini memang investasi jangka panjang, so bagi investor sejati ini justru waktunya untuk membeli reksadana pilihan kita dan ya aku baru saja minta account officer langgananku untuk membeli lagi sejumlah unit penyertaan hehe
moga saja reksadanaku yang malang itu NABnya akan semakin nendang ditahun-tahun yang akan datang...