Senin, 21 Mei 2007

Disasters

“Sssst…. Adib…bukunya bawa sini…” kata Syamsul dengan berbisik kepada Adib.
Adib duduk berdampingan dengan Syamsul, walopun sudah diberi jarak…tetap saja serah terima buku itu masih dalam jangkauan tangan mereka berdua.
Saat itu adalah ujian tengah semester mata pelajaran sejarah SMA. Dasar Syamsul yang diingat cuman siapa yang memimpin penggalian terusan Suez. Ferdinand de Lesep, itupun dibantu karena de Lesep-nya dibaca dalam bahasa jawa “ndelesep” artinya masuk ke dalam. ya, lumayan lah cara cerdik menghafal.

Kembali ke cerita..
Akhirnya proses serah terima buku sejarah dari Adib kepada Syamsul berhasil dengan sukses.. artinya tidak ketahuan sama guru yang jaga…

Tetapi…
Baru saja buku sejarah itu berada di tangan Syamsul… ternyata guru pengawas sekaligus yang mengampu mata pelajaran sejarah… berjalan mendekat hingga dalam wilayah pandang yang berbahaya untuk melakukan aktivitas “ngrepek” alias nyontek…
Sehingga buku yang barusan berada di tangan Syamsul… mau ga mau harus segera disembunyikan… agar tidak tertangkap sebagai barang bukti.

Dalam sekejap…..
Tangan Syamsul yang masih memegang buku… bergerak cepat meletakkan buku itu masuk ke dalam laci.

Dan……

Meleset…
Ternyata lacinya rusak… tidak ada sandaran bawahannya.

Akibatnya…

“Plaaak”

Buku jatuh di lantai.
Tangan Syamsul menutup rapat-rapat mukanya… maluu sekali.

“Makanya kalo ga pinter nyontek…. Ya jangan nyontek…” kata bu Susi.
“Kikikikikikkk wikikkkkk” cekikikan yang melihat peristiwa itu secara “live”.
Disasters bagi sang penyontek!!!

…………………………………

Setelah lulus dari spesialis THT kakak saya segera ingin mengganti papan namanya yang semula dokter umum menjadi dokter ahli THT.

Menunggu tukang kelamaan…janjinya hari kemarin… sampe hari ini belum terwujud. Kayaknya si tukang sudah banyak payu kalee. Mulai jual mahal. Akhirnya … plakat nama pasang sendiri…

“Ga pake tukang aku juga bisa… rasain lu nanti, bisa gigit jari tukang” ungkap mas Faiz kakak ipar saya.

Tangga dari kayu sudah di siapkan…
Segala perlengkapan sudah disiapkan..
Naik… dan....

Cabut plakat lama… ganti plakat baru. Semuanya dikerjakan sendiri.
Mencabut plakat lama… berhasil sudah.

“Haaah legaa” kata mas Faiz
Dengan mententeng plakat baru…menaiki tangga dari kayu.. dan…

“Ahhh… “
Meleset pegangannya. Jatuh bersama plakat barunya.
Disasters bagi dokter THT yang mau "beralih profesi" jadi tukang!!!
…………………………………
Akhir cerita, mas Faiz di bawa ke Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo. Foto roentgen tempurung lutut pecah, dan dari pemeriksaan dipastikan banyak tendo yang putus.

Diputuskan operasi..
Pimpinan operasi adalah dokter Ninik (bukan nama sesungguhnya) seorang dokter senior dan merupakan sedikit dari beberapa gelintir dokter ahli tulang (ortopedi) di Indonesia yang mendalami perlututan. Operasi direncanakan dua tahap. Tahap pertama menyambung tempurung lutut yang retak habis disobek-sobek benturan dengan aspal. Tahap ke dua adalah menyambung tendo-tendo yang putus dengan otot-otot yang sesuai.

Tahap pertama
Tempurung lutut yang sobek-sobek disambung.. semula bentuknya pecahan-pecahan… sekarang “disulam” oleh kawat yang ditanam dalam tulang…menyambung tulang-tulang yang sobek-sobek.. menjadi utuh kembali… uji kekuatan… dan berhasil sesuai rencana..

Tahap kedua..
Menyambung otot dan tendo yang putus dengan kawat khusus. Ada empat otot dan tendo yang putus.. Usaha menyambung otot dan tendo pertama berhasil dilakukan … tahap selanjutnya adalah uji kekuatan…
waduh... masya Allah..... gagal… sambungan dengan otot putus..

Diputuskan mencari otot lain yang lebih kuat tapi fungsinya masih nyambung….
Kembali disambung otot dan tendo dengan kawat khusus… uji kekuatan….
Putus… huwaaahh… bikin jantung berdebar-debar…
Hingga yang ketiga kalinya berhasil nyambung dan kuat…(baru menyambung satu sambungan.. sisanya masih tiga!!!)
Sambungan otot dan tendo selanjutnya juga serupa hasilnya….gagal... terus mencoba lagi..
Akhirnya... operasi yang semula direncanakan berlangsung dua jam… molor menjadi empat jam!!! di LUAR PERENCANAAN SEMULA

Disasters memang tidak dapat dihindari!!!
Kita hanya berusaha… tentunya yang baik-baik..
tidak seperti kasus Syamsul contek-mencontek!