Selasa, 31 Juli 2012

Bisakah Transplantasi Sel Agar Kulit Jadi Putih?

Dok, saya ingin seperti orang Amerika yang berambut pirang bermata biru berkulit putih. Apakah saya bisa untuk melakukan transplantasi dan penanaman sel gen kulit putih di tubuh saya? Apa yang harus saya lakukan jika menginginkan seperti itu? Berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu? Terimakasih.

Allan (Pria Lajang, 15 Tahun), auldey_pradXXXX@yahoo.co.id
Tinggi Badan 158 Cm dan Berat Badan 50 Kg

Jawaban

Sdr Allan, saat ini belum ada teknologi seperti yang Anda sebutkan untuk keperluan itu. Terdapat beberapa teknologi kedokteran untuk mengubah tampilan tubuh, namun tidak ada yang berupa gene replacement seperti yang Anda sebutkan.

Teknologi gene replacement telah dicobakan pada beberapa penyakit-penyakit genetik dengan maksud untuk menggantikan gen yang rusak dengan gen yang sehat. Namun teknologi ini ternyata banyak memiliki efek yang tidak diinginkan sehingga cenderung ditinggalkan.

Banyak juga orang-orang Amerika yang ingin terlihat seperti orang Asia Tenggara, berkulit sawo matang, bermata coklat dan berambut hitam. Sebaiknya bersyukur dengan apa yang telah diberikan Sang Pencipta untuk kita, sebab itulah tentunya yang terbaik bagi kehidupan kita.

dr. Teguh Haryo Sasongko, PhD

Ibu Penderita ITP, Bisakah Menurun ke Anaknya?

Dok, saya penderita penyakit ITP sejak kecil sampai sekarang dan penyakit ini sering kambuh. Dengan riwayat penyakit saya itu apa bisa menurun pada anak saya? Anak saya yang pertama berusia 4 tahun dan yang kedua 7 bulan semua laki-laki. Terimakasih atas infonya.

Anita (Perempuan Menikah, 29 Tahun), tucil-gaXXXX@yahoo.com
Tinggi Badan 150 Cm dan Berat Badan 48 Kg

Jawaban

ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura) adalah suatu kondisi dimana jumlah platelet (trombosit) menurun. ITP menjadi masalah manakala jumlah platelet turun rendah sekali sehingga secara signifikan meningkatkan risiko perdarahan.

Istilah 'idiopathic' menunjukkan bahwa sebabnya tidak diketahui. Namun demikian, karena sebagian besar terkait dengan pembentukan antibodi yang menyerang platelet, ITP juga dapat disebut 'Immune Thrombocytopenic Purpura'.

Penyebab ITP ini masih merupakan teka-teki besar bagi para peneliti dalam bidang ini. Termasuk, jika ia terkait dengan antibodi yang menyerang platelet, apa kiranya yang menyebabkan pembentukan dan peningkatan antibodi ini. Atau, juga terdapat kemungkinan bahwa produksi platelet-nya sendiri memang rendah. Ini semua masih dalam penelitian.

Terdapat beberapa variasi genetik yang dihubungkan dengan peningkatan risiko terjadinya ITP. Demikian pula, walaupun kecil, terdapat laporan penelitian (dari Swiss, 2006) bahwa dari 466 pasien ITP, 12 diantaranya juga memiliki anggota keluarga dengan ITP. Ini menunjukkan kemungkinan bahwa faktor genetik memainkan peranan. Namun demikian, faktor genetik ini hanyalah faktor yang meningkatkan risiko, bukan faktor yang menyebabkan ITP.

dr. Teguh Haryo Sasongko, PhD

Apakah Ada Efeknya Jika Rhesus Darah Suami Istri Sama?

Dok, saya dan istri memiliki golongan darah O. Namun kami belum mengetahui Rh kami apa. Pertanyaan saya apabila Rh kami positif dua-duanya atau negatif dua-duanya akan sulit untuk mendapatkan keturunan? Dan apabila mendapat keturunan maka keturunan kami akan mudah terserang penyakit berbahaya? Terimakasih.

Steven (Pria Menikah, 26 Tahun), fan_fanXXXX@yahoo.com
Tinggi Badan 175 cm dan Berat Badan 74 Kg

Jawaban

Penggolongan darah dengan sistem Rhesus berbeda dengan penggolongan darah dengan sistem ABO. Sistem Rhesus memiliki implikasi klinisnya sendiri. Secara prinsip, seseorang bisa memiliki Rhesus positif (Rh+) atau Rhesus negative (Rh-) pada permukaan sel darah merahnya.

Seseorang dengan Rh+ secara alami akan membentuk antibodi anti-Rhesus dalam darahnya. Sementara seseorang dengan Rh- tidak akan membentuk antibodi anti-Rh, kecuali terdapat pemicu yang sesuai.

Selama kehamilan sejumlah kecil darah bayi dapat memasuki sistem sirkulasi darah ibu. Demikian pula pada saat proses persalinan, sistem sirkulasi darah ibu dapat terpapar dengan darah bayi melalui luka-luka persalinan.

Dari penjelasan di atas, situasi yang berpotensi bahaya adalah bila seorang ibu hamil dengan Rh- memiliki janin dengan Rh+. Dalam situasi ini ibu akan membentuk antibodi anti-Rh yang dipicu oleh masuknya Rh+ dari darah bayi ke dalam sirkulasi ibu. Antibodi anti-Rh ini si ibu ini dapat menembus sirkulasi darah bayi dan menghancurkan sel-sel darah bayi.

Situasi ini dapat terjadi dengan gejala-gejala yang ringan yang hanya ditandai dengan anemia ringan pada bayi hingga parah yang dapat menyebabkan kematian bayi. Efek bahaya dari pembentukan antibodi anti-Rh ini dapat terjadi pada kehamilan pertama dimana bayinya Rh+, maupun pada kehamilan kedua (dengan antibodi yang dibentuk dari kehamilan pertama).

Oleh karena itu langkah-langkah pencegahan perlu dilakukan pada ibu hamil yang memiliki Rh-. Pencegahan dapat dilakukan dengan menyuntikkan antibodi anti-Rh kedalam sistem sirkulasi darah ibu selama kehamilan atau segera setelah persalinan.

Ini dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan sel-sel darah bayi dengan Rh+ yang beredar dalam sirkulasi ibu sebelum sistem imun ibu dapat mengenalinya dan membentuk antibodi anti-Rh dalam jumlah cukup besar untuk menimbulkan masalah bagi janin.

Status Rhesus seseorang (termasuk janin) ditentukan oleh kombinasi dari status Rhesus orang tuanya, dimana Rh+ dominan terhadap Rh-. Jadi jika ibu hamil memiliki Rh- dan suaminya Rh+, belum tentu bayinya akan memiliki Rh+, sebab masih ada kemungkinan ayah memiliki Rh- yang tidak dominan (tidak muncul) namun diturunkan pada anaknya dan berkombinasi dengan Rh- dari ibu sehingga menjadikan anaknya Rh-.

Jadi, kekhawatirannya justru bukan pada situasi dimana kedua suami istri memiliki status Rhesus yang sama. Jika kedua suami istri Rh-, maka janinnya pasti juga Rh- dan tidak ada kekhawatiran penyakit seperti disebutkan di atas.

Jika kedua suami istri Rh+, maka juga tidak perlu dikhawatirkan sebab apapun status Rhesus janinnnya, sistem imunitas ibu yang telah memiliki Rh+ tidak akan secara berlebihan terpicu untuk membentuk antibodi anti-Rh hanya dikarenakan janinnya memiliki Rh+.

dr. Teguh Haryo Sasongko, PhD

Klinik Layanan Primer - Prevention is better than cure


Layanan primer meliputi:
1. Paspor kesehatan/health screening regular
2. Vaksinasi (anak & dewasa)
3. Keluarga berencana
4. Pengobatan
5. Gawat darurat
6. Health talk/konsultasi/penyuluhan berbasis bukti/profiling database
7. Rujukan
Layanan primer komprehensif terbukti dapat menurunkan 50% biaya total kesehatan, meningkatkan kualitas hidup & produktivitas. Kesehatan adalan investasi jangka panjang.

Senin, 30 Juli 2012

Bagaimana Menyembuhkan Suami yang Kecanduan Obat Penenang?

Dok, saya mohon bantuan dokter, suami saya pecandu obat penenang sudah 15 tahun. Awal menikah saya tidak tahu kebiasaan buruknya, saya sangat kecewa dengan suami saya, saya sendirian membesarkan anak kami.

Setiap saat kalau dia punya uang, dia langsung membeli obat (samodril compositum) dan kalau sudah minum obat itu, dia langsung tidur. Dia malas kerja, kalau bicara dia salalu berbohong dan suka mencuri uang. Asal bisa membeli obat.

Suamiku tidak pernah memikirkan kebutuhan hidup, semua saya yang mencari uang. Saya sendiri yang membiayai dan membesarkan anak dok. Berbagai cara saya sudah lakukan, biar suami tidak minum obat itu, tapi tidak berhasil.

Dok tolong saya, bagaimana cara menghentikan kebiasaan suami saya agar tidak minum obat penenang lagi? Dan bagaimana cara memberi tahu suamiku agar tidak berbohong dan mencuri lagi? Saya sangat memohon dokter bisa membantu menyembuhkan suami saya. Terimakasih.

Kotri J (Perempuan Menikah, 29 Tahun), kotXX_XXX@yahoo.co.id
Tinggi Badan 159 Cm dan Berat Badan 67 Kg

Jawaban

Dear bu Kotri,
Bu, apakah suaminya sebelumnya pernah kerja? Kalau sebelumnya tidak pernah kerja, tentunya lebih sulit daripada pernah kerja dulunya, tapi tidak kerja lagi karena suatu hal.

Mungkin ibu bisa menanyakan apa tujuan hidupnya? Apakah mau hidupnya seperti ini terus? Apakah tidak kasihan kepada istri yang harus membesarkan anaknya sendirian tanpa bantuan materi dari suami?

Kalau ada keinginan untuk berubah, ibu bisa mengajaknya ke psikiater. Kalau memang tidak mau berubah, akan sulit sekali untuk mengubah dia, kecuali ada sesuatu hal atau seseorang yang memaksa dirinya untuk berubah.

Sebaliknya ibu kalau melihat suaminya tidak mau berubah, artinya ibu harus menerima keadaan seperti itu selama ibu mau hidup bersamanya. Ibu bisa menerimanya dengan lapang dada atau menerimanya dengan sakit hati, semuanya terserah kepada bu Kotri.

Dr. Elly Ingkiriwang, SpKJ

LANGKAH BERGABUNG DALAM JARINGAN KLINIK PRATAMA PRIMKOP-IDI

1
Milis, web, email, blog, FB, BBM, getok-tular, seminar, pameran, media cetak, dll promosi:
2
 Dokter tertarik.
3
Tanya lokasi
4
Cek cocok tidak dengan supplai pasien dari asuransi (Manajer Pemasaran).
5
Tawarkan keanggotaan Primkop-IDI
6
Beri penjelasan investasi.
7
Mau apa posisinya? Dokter pelaksana (mesti investasi sedikit), mau dokter investor  (Pakai simulasi investasi).
8
Isi formulir kesediaan ikut jaringan (ada)
9
Isi self assessment credential (ada)
10
Serahkan daftar alkes (ada)
11
Mau beli sendiri? Mau skema mudarahah (jual beli) dengan perbankan syariah? tanpa agunan, cukup setor 20%.
12
Hubungkan ke perbankan
13
 Bila kurang dana dokter pelaksana, cari dokter investor (Investor relation), jelaskan skemanya ke investor. Prioritas investor: dokter.
14
Meeting Primkop-IDI, Dokter investor, Dokter pelaksana.
15
Ada titik temu.
16
 Buat draf PKS (template ada)
17
 Diskusi lagi, setuju.
18
Buat rekening khusus Primkop-IDI (cash management Primkop-IDI).
19
Uang  masuk.
20
Proses pembangunan
21
Proses credential (Komite Medik)
22
Proses perijinan.
23
Operasional.
24
Monitoring & evaluasi (Komite Kendali Mutu)

Minggu, 29 Juli 2012

Bisakah Penyakit Anemia Aplastik Disembuhkan?

Dok, adakah obat atau cara-cara penanganan tertentu yang dapat menyembuhkan penyakit anemia aplastik? Apakah penyakit tersebut termasuk dalam golongan penyakit genetik? Dan dapatkah hamil penderitanya dalam keadaan seperti itu? Terimakasih.

Rizki Fitria M (Perempuan Menikah, 29 Tahun), melimut_1981@yahoo.com
Tinggi Badan 155 Cm dan Berat Badan 43 Kg

Jawaban

Penyakit anemia aplastik adalah suatu keadaan dimana sumsum tulang sebagai produsen sel-sel darah tidak mampu menggantikan sel-sel darah yang telah mati. Tiap-tiap jenis sel darah memiliki umurnya sendiri-sendiri, dimana sel darah merah 120 hari, sel darah putih kurang dari sehari dan platelet 6 hari. Secara normal sumsum tulang berfungsi secara kontinu mensuplai tubuh dengan sel-sel darah baru untuk menggantikan sel-sel darah yang mati. Yang mengalami masalah adalah produksi semua jenis sel darah, dimana keadaan ini disebut dengan pancytopenia.

Sehingga disamping anemia sendiri (rendahnya kadar hemoglobin dalam darah) yang disebabkan rendahnya jumlah sel-sel darah merah, penyakit ini juga ditandai dengan kerentanan terhadap infeksi (disebabkan rendahnya sel-sel darah putih yang bertanggungjawab untuk sistem imunitas) dan kerentanan terhadap terjadinya perdarahan (disebabkan rendahnya sel-sel platelet).

Ada berbagai macam sebab yang dapat mengakibatkan sumsum tulang kehilangan fungsi pentingnya ini, sehingga menimbulkan anemia aplastik. Namun sayangnya, sebagian besar dari penyebab itu tidak diketahui (idiopathic). Diantara sebab-sebab yang lebih jarang adalah infeksi, konsumsi antibiotik tertentu, penyakit autoimun (dimana sistem kekebalan tubuh menyerang sumsum tulang sendiri), radiasi dan sebab-sebab lainnya. Seperti terlihat, beberapa sebab ini sebenarnya hanya menimbulkan efek sementara, dimana anemianya akan sembuh jika sebabnya dihentikan.

Dengan demikian sulit untuk secara meyakinkan menjawab apakah anemia aplastik termasuk penyakit genetik. Bisa saja ya, jika penyebabnya penyakit autoimun dimana terdapat latar belakang genetik. Namun bisa juga tidak, jika disebabkan oleh paparan sementara dari agen-agen yang tersebut diatas.
Saat ini dengan transfusi darah rutin dan transplantasi sumsum tulang (bone marrow stem cell transplantation) dimana sumsum tulangnya diganti, penyakit ini memungkinkan untuk disembuhkan.

Wanita yang mengalami anemia aplastik tidaklah sama sekali terlarang untuk hamil, namun perlu diwaspadai potensi komplikasi yang dapat terjadi. Sebuah penelitian di barat menunjukkan bahwa dari 36 ibu hamil dengan anemia aplastik yang diteliti 22 diantaranya memiliki kehamilan yang baik dan 14 mengalami komplikasi (7 relaps atau kumat, 5 membutuhkan transfusi saat melahirkan, 1 mengalami eklampsia, dan 1 meninggal karena stroke). Dari 7 ibu hamil yang mengalami kekumatan, 3 membaik dengan sendirinya, 3 yang lain membaik setelah perawatan dan 1 meninggal (Tichelli et al, 2002).

Perlu berhati-hati untuk memahami makna penelitian ini dalam konteks Indonesia, dimana penyakit infeksi masih merajalela dan masih merupakan salah satu penyebab utama masalah kesehatan ibu paska melahirkan. Dalam hal ini sangat penting untuk memberitahu dokter kandungan yang merawat bahwa si ibu hamil adalah penderita anemia aplastik. Terdapat juga keperluan untuk melibatkan dokter ahli penyakit dalam dengan subspesialisasi hematologi dalam perawatan ibu hamil ini.

dr. Teguh Haryo Sasongko, PhD

Jari Kiri Terasa Seperti Ditusuk Jarum, Gejala Apa Ini?

Salah satu jari tangan kiri saya kadang-kadang terasa seperti ada tusukan jarum dari arah dalam. Saya agak rutin berolahraga (sepeda). Menyenangi masakan Padang tapi tidak berlebihan. Tidak punya riwayat penyakit.

Masalahnya, saya khawatir ini merupakan gejala awal penyakit tertentu (yang saya belum tahu persis). Mohon penjelasannya, Dok. Terimakasih.

Taufik I (Pria Menikah, 52 Tahun), taufikxxx@gmail.com
Tinggi Badan 172 Cm, Berat Badan 79 Kg

Jawaban :

Mas Taufik, menyimak gejala yang Anda rasakan pada jari-jari tangan kanan Anda saya berpikir ada beberapa keadaan seperti sindroma terowongan karpal, iritasi radiks, tendinitis, ataupun trigger fingered. Dari yang disebut itu hanya tendinitis yang penyebabnya agak berbeda yaitu peradangan pada tendon (ujung otot) dari otot otot pergelangan tangan. Sementara yang lainnya dasarnya adalah apa yang kita biasa sebut saraf kejepit, walaupun istilah saraf kejepit dari persepsi awam dan medis adalah berbeda.

Penting bagi Anda untuk datang ke spesialis saraf guna dilakukan pemeriksaan EMG untuk mengetahui yang mana dari ke 3 itu yang anda derita. Bila diagnosa sudah ditegakkan, maka biasanya spesialis saraf akan memberikan penahan rasa sakit, dan setelah itu biasanya akan dilakukan modalitas terapi lainnya seperti fisioterapi, akupuntur, ataupun chiropractic. Pemeriksaan rontgen tidak selalu dilakukan bergantung keadaan.

Kadang kala kami menyarankan Anda melakukan olah raga tertentu dan menyarankan menghindari gerakan gerakan yang akan membuat keluhan nyeri bertambah, dan pada beberapa kasus kami minta Anda membeli wrist band untuk membantu sendi pangkal lengan Anda tidak terlalu banyak bergerak.

Demikian jawaban dari saya, semoga bisa mengobati rasa penasaran Anda, terima kasih.


Dr. Fritz Sumantri Usman Sr,SpS, FINS

Pembeda klinik koperasi dengan klinik yang lain

Perbedaan dasarnya adalah di kepemilikan (ownership). Klinik mandiri yang didorong oleh Primkop-IDI menempatkan para dokter pelaksana sebagai dokter pemilik (bukan bersifat buruh-majikan, pemilik-karyawan). Bila kurang modal didorong  usaha bersama dengan dokter/kelompok dokter yang punya kelebihan modal sebagai dokter investor. Selebihnya hampir sama saja.

Sabtu, 28 Juli 2012

PENDIRIAN KLINIK PRATAMA DI TOWER PERKANTORAN (BERBASIS MEMBERSHIP)

JENIS LAYANAN
1.       Preventif
·         Paspor Kesehatan (Health check-up, screening berkala)
·         Imunisasi dewasa
·         Keluarga berencana
·         Kedokteran okupasi
2.       Kuratif
3.       Emergensi
4.       Promosi kesehatan: penyuluhan/health talk/konsultasi berbasis bukti.
5.       Rujukan

JAM BUKA:
Menyesuaikan dengan jam kantor (8 jam/hari)

KETENAGAAN:
1.       Dokter: 2
2.       Perawat: 1

PERALATAN:
Standar Primkop-IDI

RUANGAN:
Ukuran periksa & tindakan:  3 x 5 m2.
Ruang tunggu 3 x 2 m2

INVESTASI:
1.       Peralatan: Rp 200.000.000
2.       Sewa ruangan

MEMBER:
Dengan membership, mendapat pelayanan paripurna layanan primer
·         Health screening
·         Imunisasi
·         Keluarga berencana
·         Kedokteran okupasi
·         Kuratif
·         Konsultasi
·         Emergensi
·         Rujukan

PERHITUNGAN MEMBERSHIP FEE:
·         Jumlah kepala (data dasar, jumlah, umur, jenis kelamin, pekerjaan)
·         Jenis layanan yang disepakati.
·         Biaya penyusutan alat
·         Gaji
·         Obat2an, bahan habis pakai.
·         Perijinan
·         Sewa ruangan
·         Maintenance ruangan/listrik, air, telepon, internet, dsb
·         IT/software
·         Credential/training kompetensi
·         ATK
·         Biaya program penyuluhan/health talk
·         Survey awal kebutuhan pelayanan kesehatan para calon member
·         Margin Primkop-IDI

BENTUK KERJASAMA
MANAGEMEN PERKANTORAN:
·         Memberikan ruangan di lantai dasar untuk disewa.
·         Memberikan member

PRIMKOP-IDI:
·         Investasi
·         Ketenagaan yang terkredential (kendali mutu).
·         Sistem & prosedur
·         Perijinan

Risiko Anak Kena Penyakit Jantung Bawaan

Dok kami telah dikaruniai anak perempuan yang sehat, namun pada anak yang kedua diagnosa mengalami penyakit bawaan dari lahir yaitu pembengkakan pembuluh jantung dan hingga pada usia 6 bulan anak kami akhirnya meninggal. Pertanyaan kami apakah pada kelahiran berikutnya akan mengalami hal yang sama seperti pada anak kami yang kedua? Terimakasih.

Nurul Aris
(Pria Menikah, 33 Tahun), dn4r1es@gmail.com

Tinggi Badan 165 cm dan Berat Badan 75 kg


Jawaban
Penyakit jantung bawaan dapat disebabkan oleh faktor-faktor genetik maupun faktor-faktor non-genetik. Yang termasuk dalam faktor-faktor non-genetik diantaranya adalah infeksi (seperti Rubella) selama kehamilan, konsumsi zat-zat tertentu (seperti obat-obatan yang memiliki sifat merusak pembentukan/pertumbuhan janin/teratogenik dan alcohol) serta penyakit yang diderita ibu selama kehamilan (seperti diabetes).

Sementara itu sebab-sebab genetik meliputi kerusakan pada materi genetik di dalam sel (DNA). Kerusakan DNA ini ada yang hanya melibatkan satu gen, dan ada juga yang melibatkan segmen yang luas (lebih dari satu gen). Disamping itu, kerusakan DNA ini ada yang diturunkan dari orang tuanya dan ada yang timbul spontan selama pembentukan janin. Pada penyakit jantung bawaan yang disebabkan oleh faktor-faktor genetik, gejala yang timbul biasanya disertai kelainan pada sistem organ yang lainnya dan membentuk suatu kumpulan gejala yang disebut 'sindrom'.

Untuk mengetahui apakah anak berikutnya juga akan lahir dengan penyakit jantung bawaan, maka perlu diketahui apakah faktor-faktor yang disebutkan diatas ada pada kehamilan berikutnya. Secara rutin, tentunya ibu hamil menjalani serangkaian tes untuk mengetahui ada tidaknya infeksi yang diderita selama kehamilan.

Untuk faktor-faktor genetik, kedua orang tua perlu untuk menjalani tes genetik untuk melihat ada tidaknya kelainan pada jumlah dan/atau struktur kromosom (tes ini disebut karyotyping).

Namun demikian, tes ini tidak dapat menyingkirkan seluruh kemungkinan. Ini disebabkan masih ada kemungkinan kerusakan pada tingkat molekuler yang melibatkan hanya satu gen. Tes untuk kerusakan yang hanya melibatkan satu gen sangat sulit dilakukan disebabkan biaya yang luar biasa besarnya untuk memeriksa begitu banyak gen yang mungkin terlibat.

dr. Teguh Haryo Sasongko, PhD

Punya lokasi? Ingin buat klinik pratama mandiri?

Hubungi: Ahmad Ali Fahmi, Manajer Projek Klinik Primkop-IDI, HP 0818497520, email: ahmad.saja67@yahoo.co.id

Jumat, 27 Juli 2012

Pembuluh Darah Leher Tersumbat 50 Persen, Apakah Bisa Sembuh?

Dok, bapak saya berumur 78 tahun, telah lama menderita pusing berkepanjangan, belakangan diketahui dari hasil MRI ternyata terdapat penyumbatan di pembuluh darah di leher, 3 pembuluh darah tersebut tersumbat hampir 50%.

Apakah ada tindakan medis yang dapat dilakukan untuk penyembuhannya? Apa yang dapat dilakukan dengan penyakit tersebut? Di mana dokter dan rumah sakit yang bisa menangani? Selain di Jakarta apakah dokter dan rumah sakit tersebut juga ada di Pekanbaru di mana orangtua saya berdomisili. Terimakasih banyak atas infonya.

Nila P (Perempuan Menikah, 46 Tahun), nilaXXXX@hotmail.com
Tinggi Badan 160 Cm dan Berat Badan 70 Kg

Jawaban

Mbak Nila, menilik dari kondisi yang diderita ayah Anda, saya bisa memberikan saran bahwa MRI tidak dapat menilai adanya penyumbatan atau tidak, MRI hanya dapat mengatakan ada tidaknya daerah otak yang kekurangan oksigen, yang mana KEMUNGKINAN nya dapat disebabkan oleh penyempitan maupun penyumbatan.

Sehingga sebenarnya hingga saat ini kita belum tahu berapa persen derajat penyempitannya, karena untuk menilai derajat penyempitan pembuluh darah sebaiknya ayah Anda melakukan pemeriksaan cerebral DSA ( semacam prosedur catheterisasi pada jantung namun penyemprotan kontras dilakukan saat catheter berada pada pembulih darah leher ).

Dengan pemeriksaan cerebral DSA maka akan diketahui :
1. Pembuluh darah mana saja yang menyempit
2. Derajat penyempitan secara akurat
3. Adakah kompensasi aliran darah ke daerah yang menyempit dari daerah lainnya
4. Rencana terapi selanjutnya, baik itu pemberian obat ataupun pemasangan cincin

Walaupun terdengar seram, namun ditangan ahlinya (neurologi intervensi) maka pemeriksaan cerebral DSA memiliki tingkat risiko tindakan yang amat amat sangat rendah, sehingga tidak perlu cemas, bahkan tidak perlu rawat inap.

Untuk daerah Pekanbaru, silahkan Anda datang ke bagian neurologi dan atau bagian catheterisasi rumah sakit kelas AB di kota Anda. Karena setahu kami, disana sudah sering melakukan tindakan catheterisasi pembuluh darah otak seperti ini. Terima kasih.

Dr. Fritz Sumantri Usman Sr,SpS, FINS

Pengumuman untuk Anggota Primkop-IDI - Peluang Klinik Mandiri

Yth. Anggota Primkop-IDI,

 Primkop-IDI sedang melakukan penjajagan pendirian klinik pratama di Jababeka, Cikarang dan Menara Batavia, Jakarta, untuk hal tersebut bila ada Anggota yang berminat untuk menjadi: dokter pelaksana-pemilik dan dokter investor mohon membalas email ini dengan menyebutkan:

1. Lokasi mana yang diminati.
2. Sebagai apa? Dokter pelaksana-pemilik (owner-operator) atau dokter investor.
3. Perkiraan investasi Rp 200 juta/klinik, meliputi peralatan, renovasi, modal kerja. Bisa kurang, bisa lebih.
4. Pengaturan detil (hak dan kewajiban) akan Pengurus siapkan.
5. Bila peminat cukup banyak akan Pengurus seleksi.

Mohon kabarnya.
Salam koperasi,
Pengurus

Kamis, 26 Juli 2012

Apoptosis sebuah “kerendahan hati” sel terhadap kebersamaan


Apoptosis adalah sebuah istilah untuk menggambarkan proses kematian sel yang terprogram dan terencana. Anda mungkin heran, kok bisa di dalam tubuh kita ada proses kematian sel yang terprogram dan terencana? Kematian sel secara umum di dalam tubuh kita terbagi dua macam, yaitu kematian tak terencana dan kematian yang terencana. Kematian tak terencana biasanya merupakan proses “serangan” dari luar seperti serangan mikroorganisme yang menjadi penyakit atau trauma yang merusakkan sel-sel tubuh. kematian terencana terjadi pada sel-sel yang sudah “selesai” menjalankan misinya karena dibatasi oleh waktu seperti sel-sel darah merah yang masa kerjanya 120 hari, sel kulit yang masa kerjanya 21 hari dan sel pencernaan yang masa kerjanya 6 hari.
Apakah ada perbedaan dampak bagi tubuh antara kematian sel yang terencana dengan kematian sel yang tak terencana? Kematian sel yang terencana atau APOPTOSIS SAMA SEKALI tidak menimbulkan efek samping pada keberlangsungan hidup sel-sel yang ada di sekitarnya, sementara kematian sel tak terencana menghamburkan isi “perut” sel keluar mengundang sel-sel yang berperan sebagai tentara untuk memberikan isyarat bahwa peperangan akan segera dimulai. Bila berlanjut “peperangan” tersebut membuat seluruh tubuh merasa tidak nyaman hingga yang sering kita rasakan adalah tubuh demam, menggigil, tulang linu-linu dan otot-oto tubuh merasa pegal-pegal. Itulah sebagian kehidupan dunia dalam sel-sel penyusun tubuh kita.
Dalam tulisan ini, saya akan mengajak Anda untuk melihat proses kematian terencana atau APOPTOSIS pada proses pembentukan tubuh kita saat kita berada di dalam kandungan ibu kita ketika hamil. Di bagian sebelumnya telah saya uraikan bahwa kita dulunya adalah pertemuan antara sel sperma dari ayah dan sel telur dari ibu. Kemudian pertemuan sel ini menghasilkan leburan satu sel yang disebut dengan istilah zigot. Zigot satu sel ini kemudian membelah menjadi dua sel, selanjutnya empat sel, delapan sel, enam belas sel, tiga puluh dua sel, enampuluh empat sel terus dan terus hingga tersusun sempurnalah bagian-bagian tubuh kita yang rumit, saling terkoneksi, saling tergantung satu sama lain, terhubung dalam sistem yang kompleks. Ternyata dalam proses pertambahan berat dan volume ini, juga diikuti pula proses pengurangan sel yang dilalui dengan jalan APOPTOSIS. Berarti selama proses pembentukan jaringan dan organ-organ itu ada sebagian sel-sel yang mematikan dirinya dan terencana? Heran ya? Ketika membaca frase paragraf seperti itu saya juga heran sekaligus takjub akan ke-Maha Sempurnaan Allah SWT yang menciptakan kita. Dengan proses kematian terencana atau APOPTOSIS itulah membuat celah-celah di antara ruas-ruas jari kita. Dengan kematian terencana itulah membuat telinga kita bisa berlubang dan daunnya bisa “terukir” demikian indah dan sempurna bentuknya. Dengan APOPTOSIS itu pulalah kita mempunyai lubang hidung, sinus-sinus (rongga-rongga tengkorak di pipi, dahi dan belakang kelopak mata) dan berbagai “ukiran-ukiran” yang demikian indah dan sempurna bentuk tubuh kita. Subhanallah!
Dalam kehidupan masyarakat juga terdapat APOPTOSIS, bahkan setiap diri kita nanti akan mengalami APOPTOSIS ketika jatah umur kita sudah habis. Kematian kita sudah terprogram oleh Allah Swt.
Moral lesson
Tubuh kita yang sempurna ini seolah hendak mengajarkan kepada kita, agar organisasi masyarakat kita bisa lestari dari waktu ke waktu butuh proses “APOPTOSIS” sekaligus regenerasi. Coba Anda bayangkan kalau di masyarakat kita para pemimpin tidak merelakan dirinya untuk mundur sampai mati dan tidak menyiapkan penggantinya bagaimana nasib generasi sesudah kita. Beberapa hal penting pelajaran yang diajarkan tubuh kita berkaitan dengan APOPTOSIS ini adalah:
1.      Ada masa kerja dalam suatu misi; sel darah merah mempunyai masa kerja dalam menjalankan misinya selama 120 hari, selama itu pula sumsum tulang sudah menyiapkan calon-calon pengganti demikian juga dengan sel-sel yang lain. Masa kerja ini punya dua dampak : pertama, membuat si pelaku menjadi “bersemangat” atau excited karena ada target waktu, kedua, memberikan batasan waktu, selain sebagai target, juga sebagai pengingat, sehingga seseorang tidak terlena dan bekerja lebih fokus pada permasalahan yang harus diselesaikan.
2.      Sel-sel yang misinya sudah berakhir maka dengan “rendah hati” merelakan dirinya menjalani program APOPTOSIS (melepas jabatannya) tanpa ada rasa kehilangan atau dalam bahasa Jawa “eman-eman” [tidak rela] ketika posisinya sudah ada generasi penerus yang sudah siap untuk menggantikan.
Seringkali yang dilupakan orang dalam sebuah organisasi, bahwa umur organisasi atau waktu capaian untuk sebuah visi besar tidak dibatasi oleh umur individu seseorang. Sebagai contoh misalnya visi besar umat Islam tentang pembebasan Konstantinopel ternyata baru tercapai 7 – 8 abad setelah sabda Rasulullah SAW, ”telah terbebaskan Konstantinopel (Qusthanthiniyyah), sebaik-baik panglima adalah panglimanya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya”. Muhammad Al Fatih sendiri adalah generasi ke tujuh dari kekhalifahan Utsmaniyah. Yang menarik di sini adalah proses pergantian kepemimpinan. Pemimpin yang akan uzur (APOPTOSIS), jauh-jauh hari sebelumnya sudah membuat “kawah candradimuka” atau “pabrik” penghasil pemimpin-pemimpin pengganti. Muhammad Al Fatih, seorang hafidh Al-Qur’an dan Hadits, menguasai ilmu kedokteran, ilmu militer, ilmu politik dan kemasyarakatan dan seorang muda yang berkarakter kuat, sholat malam tidak pernah lepas dari hari-harinya walaupun di medan perang. Muhammad Al Fatih menjadi khalifah pada saat berusia 17 tahun dan memimpin pembebasan Konstantinopel dengan lebih dari 35 ribu pasukan dengan berbagai inovasi militer tercanggih di zamannya pada usia 22 tahun! Luar biasa!
3.      Sel-sel yang menjalani APOPTOSIS menyadari bahwa “masyarakat” membutuhkan dirinya untuk mundur dari posisi yang ditempati karena jabatan yang ditempati itu sudah tidak diperlukan lagi, karena situasi zaman dan tuntutan keadaan yang berubah sama sekali.
Pergantian generasi, tentu diikuti pula banyak sekali perubahan-perubahan. Era tahun 1900an dan sebelumnya sistem yang meresap di masyarakat waktu itu adalah sistem feodal, seseorang dikatakan kaya dan berpengaruh apabila memiliki tanah pertanian yang luas. Semakin luas tanah pertanian yang dikuasai semakin berpengaruh dan berkuasa lah seseorang itu. Tetapi di era tahun 60 – 70 an terjadi perubahan pola perdagangan dan era tahun 1990 sampai 2000 ke atas era dunia kreatif. Masing-masing era pasti membutuhkan kompetensi-kompetensi yang harus dipenuhi agar bisa survive. Karena itu karakteristik pejabat, pemimpin, birokrat dan manajer haruslah sesuai tuntutan zaman. Ketika zaman telah berubah, maka para leader di masing-masing bidang harus rela lengser (APOPTOSIS) karena komptensi yang dimiliki barangkali sudah tidak up to date lagi.

Wallahua’lam