Rabu, 30 September 2009

133th : you can call me doctor now....

Alhamdulillah....!!!
tak henti2nya ucap syukur dipanjatkan
karena hari ini termasuk hari bersejarah buat dee
karena hari ini dee yudisium
dimana penentuan dee lulus ato ga jadi dokter

Akhirnya setelah menunggu selama 4 jam yang penuh kegelisahan
akhirnya tiba juga saat pengumuman
and....dee lulus!!!!

ga sia2 dee belajar selama 6 tahun
penuh suka-duka, penh keringat dan darah...hehehe...lebay mode on!

terasa satu beban di pundak dee hilang

sekarang tinggal nunggu pelantikannya aja
huffff...
tapi dengan lulus gini berarti tanggung jawab dee jauh lebih besar
semoga dee bisa jadi dokter yang bermanfaat kelak...

sekarang tinggal ke planning selanjutnya....
(it's my december!)


.....................

saat ku tak bisa merasa hangatnya mentari
dan tak bisa lagi merasa indahnya warna pelangi
aku bayang rasa orang mati...
tak ada rasa yang sesakkan dada

ingin ku adukan pada gunung yang tegar menjulang
ah.. gunung tlah menyaksikan peristiwa sedih menyayat tak terkira kali
dia temani sejarah dari hari ke hari jauh sebelum ada manusia

ku palingkan mata kepada air mengalir
jernih dan alirannya menenangkan
andai rasa ini tak ada seperti dia
ah.. udah banyak manusia berpikiran sama.

ku tengokkan wajah ini melihat dedaunan di pagi hari
masih tersisa embun yang enggan melepas pegangannya pada daun
ku berandai lagi...nikmatnya jadi daun
tanpa rasa sedih..


akhirnya...
ku sadari.. aku ini manusia
punya hati dan punya rasa
bisa merasa bahagia, bisa pula merasa sedih..

ku sadari
Dialah Sang Maha Pemberi Cahaya Hati...
Sang Maha Pemberi Ketenangan..
ketenangan ini hanyalah Dari Mu dan Milik Mu
Dia balik-balikkan hatiku dan hati manusia semuanya

aku berharap dengan sangat
agar...
aku bisa bertahan hingga akhir usiaku
diberikan ketenangan
diberikan komitmen kuat pada kebenaran-Nya
slalu disinari dengan Cahaya dari Sang Maha Pemberi Cahaya
menjadi hamba yang benar-benar Dicintai-Nya
bisa diberikan kesempatan melihat Maha Indah Wajah-Nya
di Akhirat nanti

Amin

Jumat, 25 September 2009

report our recent activity

Musim lebaran... musim silaturahim keluarga.... tradisi yang baik
bisa dikuatkan oleh syariat... qoidah al-urf mungkin
ini suasana lebaran di keluarga kami... ini kakaknya istri (dr Yuni PK)



trus refreshing naik bendi dengan kuda...


setelah acara keluarga di Solo beres, trus dilanjutkan tour de Solo - Kediri - Surabaya - Gresik - Kertosono - Rejoso - Nganjuk - Solo.....
perjalanan Solo - Kediri yang biasanya cuman 4 jam terjebak macet total sampai 8,5 jam!!
dari Solo hari Rabu 23 September 2009 jam 15.00 sampai di Kediri jam 23.30.. diriku mandi jam 00.15
silaturahim di Kediri selesai perjalanan menuju Surabaya - Gresik dimulai hari Kamis. Alhamdulillah lancar ... trus menginap di Gresik

ini suasana penginapan di Gresik di Hotel Sapta Nawa
di depan CRVnya orang.... numpang GAYA gitu... he he he



waduh dik Uqi Abi mo narsis... kepalanya dipegangin


Ini dik Uqi dan Mas Rizqi mencoba bereksperimen GAYA di depan kamera





waduh dik Uqi gaya sendiri...

Longing For Another Barbarossa

by Yahya Kemal Beyatli
depicted at the back of his statue at Barbaros Park Besiktas

Whence on the sea's horizon comes that roar?

Can it be Barbarossa now returning
From Tunis or Algiers or from the Isles?
Two hundred vessels ride upon the waves,
Coming from lands the rising Crescent lights:
O blessed ships, from what seas are ye come?

Lowongan CPNS Dokter DepHan 2009

TS yang mau jadi PNS di lingkungan Departemen Pertahanan, ada alokasi formasi dokter umum sebanyak 8 org (DepHan), 64 org (TNI AD) dan 4 org (TNI AU). Pendaftaran dilakukan melalui Website Dephan (www.dephan.go.id) pada tanggal 5 dan 6 oktober 2009 dengan cara mengisi formulir lamaran yang telah disediakan.

Info ada di : http://www.dephan.go.id/

atau langsung di : http://penpeg.dephan.go.id/index.htm

Selasa, 22 September 2009

Penerimaan Dokter PTT Daerah Kabupaten Mamberamo Tengah Propinsi Papua

Buat yang berminat jadi dokter ptt di Papua dgn gaji insentif 15 juta per bulan nah ini lowongan bisa dicoba. Batas perdaftarannya akhir oktober. Dibutuhkan tiga dokter lho.
Info lengkap bisa diliat di http://www.ropeg-depkes.or.id/

Penerimaan CPNS 2009

Mungkin ini termasuk keberkahan ramadhan dan lebaran ya saat mereka dan setelah mereka datang banyak banget pembukaan penerimaan CPNS. Temen2ku aja dah pada bersiap2 karena setalah lebaran ini bakalan ada pembukaan penerimaan kota n kabupaten di Sumsel. Muaraenim aja dah mo penerimaan CPNS lho.

Salah satu bukaan cpns adalah penerimaan pengadaan CPNS dari BPOM. Badan pengawas obat dan makanan ini membutuhkan empat dokter umum dlm formasi penerimaanya. Pendaftaran dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis tanggal 30 September dan 1 Oktober 2009 dengan pengambilan nomor antrian mulai pukul 09.00 s/d 14.00 waktu setempat (tidak ada perpanjangan waktu) Info lengkapnya klik di sini

Departemen Kehutanan membutuhkan 2 dokter umum. Deadline 30 September. Info klik di sini.

Senin, 21 September 2009

Kemoterapi (Seri Perawatan Kanker Rongga Mulut)

Hingga tahun 1991, peranan kemoterapi pada kanker kepala dan leher adalah dibatasi pada penggunaannya dalam pengaturan proses pengobatan kembali dan/atau penyakit metastatik. Penelitian yang menonjol yang merubah pandangan kita mengenai kemoterapi dilaporakn oleh Program Studi Bersama Departemen Urusan Veteran Kelompok Studi Laryngeal yang melaporkan usaha multi institusi terhadap pasien yang yang mengalami kemajuan kanker laryng. Penelitian mereka menunjukkan pemeliharaan laring dan sebanding dengan jumlah pasien yang memiliki kelangsungan hidup, yang menerima induksi kemoterapi yang diikuti dengan radiasi, yang berlawanan dengan laryngektomi tradisional dan radiasi setelah operasi. Walaupun dikritisi oleh beberapa kalangan atas tidak adanya kelompok kontrol yang hanya mendapat radiasi saja pada penelitian ini, hasil yang diperoleh membantu perkembangan sebuah kepentingan baru dalam penggunaan kemoterapi dan pengaturannya terhadap perkembangan tingkat keparahan dari kanker kepala dan leher, termasuk didalamnya sel karsinoma squamosa dari kanker organ mulut. Beberapa pemeriksaan yang tersedia, menyusun peran dari kemoterapi pada kanker kepala dan leher. Berikutnya akan menyimpulkan dasar-dasar kemoterapi pada kanker organ mulut dan mendiskusikan beberapa aplikasi potensial di masa yang akan datang.


Sebelum menganalisa hasil dari kemoterapi pada kanker rongga mulut, sebuah pemahaman tentang dasar biologi dari kemoterapi dan dihubungkan dengan terminologinya adalah perlu. Pada banyak jalan, kemoterapi untuk kanker secara konseptual sama dengan kemoterapi untuk infeski; bagaimanapun, sistem imun umumnya tidak berkompeten secara inheren untuk merusak kanker. Bahan-bahan kemoterapi membunuh proses pembelahan yang konstan dari sel kanker dan membiarkan sejumlah tertentu dari sel-sel yang resisten. Sel-sel yang resisten ini sebelumnya dibagi dan masa tumor sekali lagi meningkat. Pada penyakit yang menginfeksi, sistem imun tubuh membantu pengrusakan dari penurunan beban sel, sedangkan pada pasien pengidap kanker biasanya tidak memiliki sebuah sistem imun yang dapat menyembuhkan dari sel yang jahat. Sama halnya dengan infeksi terhadap strain yang resisten, panduan obat-obatan yang banyak, telah dikembangkan untuk mengatasi perkembangan sel-sel yang reisten pada kanker. Prinsip kemoterapi telah dikembangkan untuk mengatasi perkembangan sel yang resisten seperti penggunaan bahan-bahan yang telah menunjukkan aktivitas kemandiriannya dalam melawan jenis kanker, kombinasi obat-obat dengan toksisitas yang berbeda untuk memungkinkan penggunaan dosis yang maksimum dari masing-masing bahan obat, dan pemeliharaan interval yang singkat antara bahan-bahan obat berdosis sementara proses penyembuhan yang cukup terus berjalan pada jaringan-jaringan normal. Pertumbuhan tumor yang solid ditentukan oleh kinetic Gompetrzian, yang berarti bahwa pertumbuhan yang lambat sebagai katung-kantung tumor meningkat. Sejak bahan-bahan kemoterapi paling efektif dalam melawan terjadinya replikasi sel, pertumbuhan yang lebih kecil dan besar dari tumor akan menjadi lebih rentan.
Penghargaan terhadap literatur yang menyangkut kemoterapi menjadi sulit jika seseorang tidak memahami definisi dari respon komplit, respon parsial, penyakit yang menetap (stabil), dan kemajuannya. Masing-masing dari hal tersebut ditentukan melalui jumlah produk diameter tegak lurus dari seluruh tumor yang dapat dihitung. Ukuran ini diperoleh mulai dari saat pengobatan hingga proses pengobatannya sempurna.
• Respon komplit : didefinisikan sebagai ketidak nampaknya seluruh kejadian dari penyakit.
• Respon parsial : paling kurang terjadi reduksi sebesar 50% terhadap ukuran tumor yang didefinisikan pada formula di atas.
• Penyakit yang menetap (stabil) : Kurang dari 50% terjadi reduksi ukuran tumor.
• Kemajuan : Sebuah peningkatan sebesar 25% atau munculnya lesi baru.
Poin penting yang harus diingat bahwa kemunduran tumor tidak hanya setelah 4 minggu. Hal ini dapat dimengerti, oleh karenanya, dilaporkan adanya respon yang komplit yang sering memiliki sedikit pengaruh terhadap peningkatan kelangsungan hidup. Tingkat respon yang ada mewakili jumlah persentasi pasien yang memperoleh respon komplit dan parsial. Sebuah masalah tambahan terkait dengan kemoterapi adalah bias seleksi dari pasien. Meningkatnya peran komorbiditas pada hasil akhir dan dampaknya terhadap status penampilan kelangsungan hidup, diakui berkontribusi penting terhadap kelangsungan hidup dari pasien kanker kepala dan leher (lihat diskusi di bawah). Status penampilan ini secara khusus dilaporkan dengan menggunakan status penampilan Karnofsky (PS), dimana tingkat pasien berada pada skala 0 (mati) hingga 100 (normal, tidak ada kejadian penyakit) atau skala Kelompok Kerjasama Onkologi Negara Bagian Timur, dengan tingkat pasien berada pada skala PS 0 (aktif secara penuh) hingga PS 5 (mati). Kebanyakan dari usaha dokter membutuhkan PS tertentu yang sah, untuk menuju pada pendaftaran pasien yang lebih sehat dan meningkatkan hasilnya.
Waktu lamanya kemoterapi telah menjadi bahan yang banyak diinvestigasi. Sekali lagi, definisi merupakan kunci untuk memahami dan menginterpretasikan hasil dari usaha-usaha pengobatan. Kemoterapi paliatif diberikan kepada pasien dengan penyakit yang tidak dapat pulih untuk mengurangi secara temporal volume tumor sebagai harapan untuk kualitas hidup dan memperpanjang kelangsungan hidupnya. Jenis ini khususnya merupakan arena yang menyediakan landasan percobaan bagi bahan-bahan terapetik yang baru. Kemoterapi adjuvant (tambahan) diberikan kepada pasien yang menjalani pengobatan kanker utamanya dengan pembedahan dan/atau radiasi. Keberhasilan dari pengobatan termasuk didalamnya penyakit yang tidak tampak, khususnya metastasis yang jauh. Sebagaimana pasien tidak lama memiliki tumor yang nampak atau jelas untuk mengukur respon, bahan-bahan harus diseleksi yang memiliki aktivitas melawan jenis kanker. Kemoterapi neoadjuvan (yang juga dikenal dengan kemoterapi induksi) diberikan kepada pasien sebelum mendapatkan pengobatan secara pasti pada bagian kanker utamanya. Taktik ini umumnya dipilih dalam usaha untuk mengurangi ukuran dari kanker utama untuk membuat pengobatan sepasti mungkin. Sebagai contoh, sebuah tumor yang dianggap tidak dapat dibelah boleh jadi “tingakatannya menurun” melalui kemoterapi neoadjuvan menjadi tumor yang dapat dibelah. Sebagaimana pada tumor-tumor tingkat awal tidak menyusut secara konsentris dan daerah tumor boleh jadi terdapat diluar jangkauan dari margin yang nampak. Keuntungan tambahan dari kemoterapi neoadjuvan adalah kemampuannya dalam mengevaluasi respon. Sel karsinoma squamosa mewakili populasi heterozygot meski dalam tumor yang sama. Beberapa akan dengan secara halus merespon cara hidup tertentu, sedangkan yang lain tidak. Ahli onkologi kesehatan dapat membuat pengobatannya lebih akurat jika tumor yang tampak atau jelas terlihat, tersedia untuk mengevaluasi respon. Kritik yang paling besar terhadap terapi neoadjuvan bahwa terapi ini menunda pengobatan yang pasti dari kanker utama. Kegagalan lokal masih merupakan penyebab kematian terbesar pada kanker rongga mulut, dan penundaan pengobatan dari bagian utama meningkatkan kesulitan untuk mengontrol kanker utama. Sebagai tambaha, kemoterapi awal dapat memilih secara teoritis bagian sel yang keras yang resisten terhadap seluruh terapi. Tentu saja kritik dari Departemen Urusan Veteran Kelompok Studi Kanker Laryngeal yang berpendapat bahwa kemoterapi neoadjuvan secara sederhana memilih kanker yang kurang agresif yang akan merespon pengobatan radiasi. Akhir-akhir ini peran dari kemoterapi telah menghasilkan perhatian yang paling besar dalam kombinasi dengan pengobatan radiasi untuk sebuah pendekatan “ organ secara hemat”. Kemoterapi yang dikombinasikan dengan radiasi dapat diberikan secara berturut-turut atau dalam strategi bersamaan. Terapi bersama mempunyai keuntungan bagi bahan obat-obatan tertentu yang sensitif terhadap radiasi dan menghindari penundaan pengobatan bagian kanker utama. Bagian pinggir bawah adalah sebuah penanda adanya peningkatan efek samping dan toksisitas yang dapat merusak pengobatan radiasi, telah ditunjukkan berhubungan dengan penurunan kontrol lokal. Dalam usaha mengontrol beberapa dari toksisitas ini, kemoterapi biasanya diberikan pada saat permulaan pengobatan radiasi dan secara sering jika radiasi telah komplit. Kadang-kadang terapi radiasi disela (radiasi aliran terbelah) dengan sengaja, dan kemoterapi diberikan. Sekali lagi, pemecahan radiasi dianggap berhubungan dengan kontrol yang menurun dan karenanya tidak direkomendasikan.
Bahan-bahan kemoterapetik dibawah perkembangan yang konstan dan sebuah diskusi yang komplit mengenai ketersediaan bahan–bahan tersebut adalah di luar jangkauan bab ini. Beberapa prinsip pantas untuk disebutkan. Pada umumnya obat-obatan dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu bahan yang beredar secara spesifik dalam sel dan bahan obat yang beredar secara spesifik di luar sel, bergantung pada apakah obat tertentu membutuhkan sel targetnya menjadi fase tertentu (G0, S, G1, atau mitosis) untuk menjadi efektif. Bahan-bahan obat juga dapat dikategorikan berdasarkan pada prinsip model aksinya. Antimetabolit seperti methotrexat dan 5-fluorourasil, memblok perkembangan metabolit tertentu secara kritis untuk metabolisme sel. 5-fluorourasil adalah analog pirimidin terfluoridasi yang menghambat sintesis thymidilat, membloking generasi thymidin , yang penting bagi sintesis DNA. Bahan ini sering digunakan pada pengobatan sel karsinoma squamosa pada kanker leher dan kepala. Secara khusus dapat dikombinasikan dengan bahan obat lain yang bersifat sensitif terhadap radiasi. Methotrexat, sebuah analog dari asam folat, memblok perubahan dihidrofolat menjadi asam tetrahidrofolat, yang merupakan prekusor dari asam thymidilat dan purin. Bahan ini menghasilkan sebuah pemecahan DNA, RNA, dan sintesis protein. Segera setelah sebuah standar bagi sel karsinoma squamosa leher dan kepala, methotrexat saat ini secara khusus hanya digunakan untuk meringankan. Gambaran efek sampingnya dan kemampuannya untuk digunakan secara intramuskular diluar pasien, membuatnya sebagai sebuah pilihan baik untuk tujuan ini. Cisplatin dan karboplatin adalah bahan alkilasi yang membentuk rangkaian bersilang pada DNA dan menahan pembelahan sel. Cispaltin lebih efektif pada sel kanker squamosa tapi berhubungan engan efek samping pada ginjal dan neurologik dibandingkan dengan karboplatin. Bahan obat lain yang kurang sering digunakan pada sel kanker squamosa kepala dan leher diantaranya paklitaxel, yang menstabilkan pembentukan mikrotubular dan menahan sesl-sel dalam fase G2 , dan bleomisin yang meningkatkan pengrusakan DNA. Bahan-bahan obat yang juga kurang dikembangkan diantaranya flavopiridol, yaitu penghambat kinase yang bergantung pada cyclin, yang telah ditunjukkan memicu apoptosis (kematian sel yang terprogram) pada rangakaina sel kanker squamosa secara in vitro, dan untuk fase I yang sedang berlangsung.
Terapi standar untuk penyakit yang dapat dibedah kembali membutuhkan pembedahan yang diikuti dengan radioterapi jika diindikasikan. Saat ini, induksi kemoterapi yang diikuti dengan pembedahan tidak menunjukkan keuntungan bagi kelangsungan hidup pada kanker rongga mulut. Pertanyaan mengenai penambahan kemoterapi dalam penanganan setelah operasi masih belum ada jawabannya. Saat ini belum ada penelitian yang telah menunjukkan perkembangan yang pasti. Cooper dan rekannya melaporkan hasil dari RTOG 95-01/antar kelompok pada percobaan fase 3 yang mengevaluasi terapi secara bersama radiasi dan kemoterapi pada pengobatan setelah operasi sel karsinoma squamosa resiko tinggi pada kepala dan leher, menegaskan adanya noda getah bening rangkap, penyakit ekstrakapsular, dan margin-margin positif. Pengontrolan pada daerah yang parah dan secara keseluruhan dengan kelangsungan hidup selama 2 tahun tidak meningkat secara signifikan, dan perkembangan kecil kelangsungan hidup yang bebas penyakit atas biaya peningkatan toksisitas yang signifikan. Penambahan kemoterapi yang mengikuti pembedahan dan radiasi telah ditunjukkan menurunkan insiden metastases yang jauh, tapi hal ini belum dihubungkan dengan peningkatan kelangsungan hidup. Pada poin ini, kemoterapi pada penanganan setelah operasi tidak diindikasikan kecuali pada kasus yang diketahui terdapat metastase yang jauh, dan penggunaannya diluar dari percobaan klinik hendaknya sedapat mungkin dikecilkan.
Akhir-akhir ini peranan dari kemoterapi pada kanker rongga mulut terbatas penggunaannya pada penyakit yang tidak dapat dibedah kembali dalam kombinasinya dengan pengobatan radiasi, penyakit metastatik atau pengobatan kembali. Pemeliharaan organ (jangan dibingungkan dengan fungsi organ) meliputi penggunaan panduan kemoradiasi secara bersamaan telah mendapatkan banyak perhatian. Analisis Meta oleh El-Sayed dan Nelson, dan Munro telah menunjukkan bahwa pengobatan bersama adalah lebih baik daripada terapi neoadjuvan. Pengontrolan daerah yang parah dan kelangsungan hidup dikembangkan dalam kemajuan kondisi meningkatnya kanker kepala dan leher.
Dalam usaha untuk menghindari efek sistemik dari kemoterapi, para penyelidik telah mengusahakan untuk menggunakan bahan-bahan yang bekerja secara topikal, yang sebaiknya langsung kedalam tumor baik dengan injeksi intra arterial dan pembentukan depot dalam tumor melalui polimer dan gel (lihat bagian ini pada proses peneyembuhan kembali tumor). Sebuah bentuk terbaru dari panduan kemoradiasi secara bersamaan antara cisplatin secara intraarterial dan radioterapi (RAD-PLAT) dipopulerkan melalui penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Kalifornia, San Diego dan Universitas Tennessee di Memphis, yang telah menunjukkan hal yang menjanjikan mengenai perkembangan kanker dengan kanker utama yang sangat besar dan penyakit nodal. Pengobatan meliputi pemberian dosis tinggi cisplatin yang secara langsung diberikan ke pembuluh yang mengasup makanan bagi tumor melalui kateter mikroarteri yang ditempatkan di bawah angiograf. Natrium tiosulfat yang merupakan bahan penetralisir cisplatin diberikan secara sistemik dalam dosis lima kali lebih besar dari panduan standar. Hasil pasien dengan penyakit T4 N2-3 yang diobati dengan panduan yang ada menampakkan hasil sebesar 84% untuk kontrol lokal selama 4 tahun, 46% kelangsungan hidup bagi penyakit spesifik, dan 29% yang kelangsungan hidupnya secara menyeluruh. Sayangnya, panduan yang ada dihubungkan dengan toksisitas yang signifikan, termasuk di dalamnya kematian. Penggunaan panduan RADPLAT saat ini terbatas hanya pada pusat-pusat yang telah mengetahui teknik dan pengaturan toksisitas yang berhubungan dengannya. Kebanyakan dari panduan untuk kemoradiasi secara bersamaan termasuk di dalamnya kanker orofaringeal dan hypofaringeal dan dihambat oleh ketidakrelaan karena adanya toksisitas dan efek samping. Mukositis hebat dan penempatan dari pipa PEG biasanya diperintahkan.
Teknik baru lainnya untuk meminimalisir efek samping sistemik dari aturan kemoterapi berada dibawah pengembangan, termasuk didalamnya diskusi mengenai PDT di atas dibawah pengaturan dari leukoplakia.
Percobaan-percobaan kemoterapi yang terbatas pada rongga mulut adalah sedikit. Saat ini indikasi yang paling jelas untuk kemoterapi pada kanker rongga mulut adalah pada penyakit metastatik dan pengobatan kembali. Secara umum paling banyak pihak yang menggunakan aturan kemoterapi untuk metastatik atau penyembuhan kembali sel karsinoma squamosa pada rongga mulut termasuk didalamnya kombinasi dari cisplatin atau karboplatin dan 5-fluorourasil. Median dari rata-rata tingakat kelangsungan hidup 5 hingga 7 bulan dan 1 tahun; kelangsungan hidup yang 1 tahun sebanyak 20% menunjukkan kebutuhan peningkatan aturan hidup. Pemeriksaan dilanjutkan untuk menetapkan peran kemoterapi dalam perkembangan sel karsinoma squamosa dari rongga mulut. Sayangnya respon terbaru terhadap kemoterapi tidak menunjukkan perkembangan kelangsungan hidup dan hanya memperoleh nilai yang paling sedang dalam median waktu kelangsungan hidup.
Penelitian saat ini mengenai bahan kemoterapetik berfokus pada bahan-bahan yang mengikat reseptor secara spesifik dalam usaha untuk membatasi efeknya hanya pada sel target. Sama halnya dengan penggunaan terapi hormonal pada kanker payudara dan prostat, para penyelidik memperoleh pengalaman dengan bahan-bahan penghambat faktor pertumbuhan epidermis. Terapi gen juga dilakukan terhadap target yang diketahu mengalami perubahan pada sela karsinoma squamosa pada kanker kepala dan leher seperti TP53 juga pada daerah pertumbuhan yang diteliti. Pemulihan dari gen-gen yang mengalami perubahan ini kemungkinan melalui vektor-vektor virus, menjanjikan dalam populasi tertentu. Pemeriksaan baru-baru ini oleh Milas dan rekannya pada pusat kanker MD Anderson menawarkan tingkat penyembuhan dari kemoterapi pada kanker kepala dan leher, sebagaimana halnya dengan pengetahuan mengenai bahan-bahan kemoterapetik yang baru di masa datang.

Minggu, 20 September 2009

132th : lebaran day



hari lebaran...
diawali sungkeman yang udah jadi agenda tetap
plus dapet duit lebaran (lumayan....heheheh ^^)
menu opor ayam, ketupat, telur petis, puding karamel, and cookies2
kenyang deh....
hehehehehe......



selamat Idul Fitri 1430 H

seraya memohon terbukanya pintu maaf .....



Kami sekeluarga mengucapkan
Selamat Idul Fitri 1430 H
mohon maaf Lahir dan Batin

Sabtu, 19 September 2009

selamat idul fitri




Taqoballahu minna waminkum Taqobbal ya karim
kullu 'aam wa antum bi khoir

minal aidzin walfaidizin
selamat hari raya idul fitri 1430 H, mohon maaf lahir dan batin









131th : happy Eid!





Happy Eid everyone...
may the goodness of Eid bring us Happiness for the whole year
taqoballahu minna waminkum
minal Aidzin walfaidzin
mohon maaf lahir batin

maapin yeee...........


Kamis, 17 September 2009

Peribahasa#3: Mburu Uceng Kelangan Deleg


Berani jamin, yang baca tulisan ini berkerut kening karena peribahasa ini seperti diimpor dari dunia jauh. Belum pernah ada Bu Guru pelajaran bahasa Indonesia sepakar apapun yang mengajarkan peribahasa ini. Juga belum ada buku pelajaran bahasa Indonesia yang memuatnya.

Tentu saja saya berani ngomong begini karena memang peribahasa ini bukan dari bahasa nasional kita. Mburu uceng kelangan deleg, menurut penerawangan saya adalah sebuah peribahasa asli Banyumas, kampung saya. Saya hanya mendengar peribahasa itu dari satu sumber: Bapak (almarhum, semoga Allah merahmati) dalam beberapa kali pengajian beliau di kampung kami.
Ndak tahulah kenapa saya jadi ingat peribahasa langka ini. Mungkin karena saya kangen kepengin pulang kampung, mungkin juga karena menemukan fenomena yang dimaksud oleh peribahasa ini dalam hari-hari ini.

Uceng adalah nama lokal untuk sejenis ikan kecil berbadan gilig, imut dan lucu yang hidup di sungai-sungai di desa kami, Pekaja. Di daerah lain juga ada dengan nama yang sama: uceng, sili, ikan cuaca. nama latinnya cakep: Nemacheilus masyai. Ukurannya tidak pernah lebih besar dari kelingking anak kecil. Orang dewasa yang mendapatkannya waktu mancing atau menjala akan membuangnya. Tidak berharga. Yang doyan sama ikan imut ini hanya kami, anak-anak yang senang bermain di kali, tak berbaju dan bau matahari. Untuk main-main, tentunya, maklumlah kami tak kenal ikan koki, diskus atau clown fish.

Deleg, saya ndak tahu persis rupanya seperti apa namun bisa saya pastikan ia mewakili jenis ikan yang besar, berdaging dan karenanya orang dewasa menganggapnya berharga, bisa dimakan atau laku dijual. (Memang beda ya isi fikiran orang dewasa dan kanak-kanak). Oh ya saya baru googling, ternyata ikan deleg itu adalah ikan gabus (Channa Sp) yang berukuran gede. Hehe.. gak nyangka ikan ndak beken ada juga di internet. Pantes banyak orang betah internetan.

Jadi ceritanya Kang Bejo sedang nyeser (menangkap ikan dengan seser, pukat kecil berbingkai bambu berbentuk segitiga) sudah mendapatkan deleg dan tinggal memasukkannya ke wuwu, namun secara tiba-tiba melihat seekor uceng melintas sehingga timbullah gairah untuk menangkap uceng. Lumayan buat tambahan...Maka ia serodokkan seser tadi kembali ke air. Eh, terlepaslah si deleg nan flamboyan tadi, tinggallah si uceng pias ketakutan.
Apes si uceng, apes lagi Kang Bejo. Arep kepriwe maning, jajal?

Mburu uceng kelangan deleg, memburu si uceng yang berakibat kehilangan si ikan deleg.
Mengejar hal yang kecil dengan meninggalkan hal yang besar.
Mengejar hal cabang, furu', remeh dan melalaikan hal pokok, ushul, dan benar-benar penting.
Sering bukan, kita menyaksikannya?
Melakukannya?
Mengejar yang sunnah, eh... lupa pada hal yang wajib.
Ingat?

Hehehehehe.....

Peribahasa#2: Buruk Muka Cermin Dibelah


Kang Boy kebingungan. Celana-celana panjang kesayangannya seperti menyempit belakangan ini.
"Kalian mengkhianatiku, kita telah berjanji untuk bersama forever!" ujarnya kepada setumpuk celana. "Kenapa sekarang kalian mengecil? Gak mau lagi aku pakai?" begitu semprotnya sambil menjembreng selembar celana jins berwarna biru muda.

Jins biru muda
hadiah dari mertua
beli di Singapura
buatan Tasiq Malaya
haha
ha

Kang Boy tak kunjung paham kenapalah celana terasa sempit? Usianya sudah kepala tiga, tak mungkinlah tumbuh kembang lagi, pikirnya. Dulu iya, celana SMP tak mungkin dipakai SMA. Pesat benar perkembangan awak.
Tak mungkinlah celana ini mengecil ? Lagipula aku toh sudah diet? Senam setiap Jumat di parkiran kantor?
Bah! Tukang jahit-tukang jahit itu kenapa tidak dilebihkan barang sesenti waktu ukur-ukur perut aku ni?

Tiba-tiba anak tetangga teriak, "Buruk muka cermin dibelah."
Ha, rupanya sedang menghapal pelajaran bahasa Indonesia.

***

Jon terpaksa berteduh di bawah fly-over karena hujan turun tiba-tiba. Lebat banget. Jon naik sepeda motor, tapi lupa membawa mantel hujan.
"BMG memang ngaco, tak ada ramalannya yang akurat. Gue pecatin juga orang BMG tu. Besok biar Mama Loren aja jadi kepala BMG. huh!"
Dengan selembar koran ia berusaha melindungi mukanya dari air tempias. Sebuah kolom di koran itu bertajukl: Buruk Muka Cermin Dibelah.

***

Buruk muka cermin dibelah.
Buruk nasib, orang lain salah.
Hah.

Ini tentang insight, kawan. Wawas diri. Intro-spection.
Kadang terlupa untuk menilik ke dalam, lebih mudah menengok keluar. Mengadili realitas luar, alih-alih melihat realitas di dalam .
Aduh, atasan ndak bener. Anak buah ngaco semua. Suami ndak pengertian. Istri payah. Sistem kerja amburadul. Lingkungan tidak kondusif. Ah, aku dikepung sebuah konspirasi! Kupret!

Apa lagi yah? Hehehe, banyak deh.
Dududuh...setiap huruf yang kutulis ini seperti menohok-nohok ulu hatiku sendiri. Tapi biarlah, masih ada beberapa kata yang harus kuketik.

Ini tentang insight.
Hobiku ngaca ternyata membuatku teringat peribahasa ini, kawan.

Allah sering menganjurkan kita untuk berintrospeksi. Dalam al Quran banyak sekali kisah-kisah tentang umat terdahulu, baik tentang kebaikan maupun keburukannya. Selain sebagai informasi sejarah dan ilmu pengetahuan kisah itu juga dimaksudkan sebagai ibrah (insight) untuk kita yang membacanya. Makanya Rasulullah menganjurkan agar dalam membacanya kita sebaiknya merasa seolah-olah ayat itu baru saja diturunkan sengaja untuk kita. Biar kita sensi
Beberapa rangkaian ayat diakhiri dengan wa fii anfusikum afala tubshiruun... (dan pada dirimu tidakkah kamu lihat?) dan yang semacamnya.

Tentu saja belum tentu realitas luar baik dan diri kita yang tidak baik. Sangat mungkin, memang begitu adanya: sistem yang memang kacau sehingga kerja tidak beres. Tulisan ini hanya mengingatkan diri awak pribadi dan juga siapapun yang setuju bahwa kita mesti berbuat adil.

Boleh jadi cerminnya memang berkarat sehingga wajah awak terlihat kusem.
Boleh jadi cerminnya tidak rata sehingga wajah ganteng ini terlihat peyang penjol.
Tapi...ssst jangan bilang-bilang ya kalo awak mulai menyadari kemungkinan sebaliknya.

Xixixixi...

“Barangsiapa menemukan (ganjaran) kebaikan maka hendaklah dia memuji Allah dan barangsiapa mendapatkan selainnya janganlah dia mencela melainkan dirinya sendiri.” [HR. Al-Imam Muslim no. 4674 dari shahabat Abu Dzar radhiallahu 'anhu]

Peribahasa#1: Bayang-bayang Sepanjang Badan

Terserah apa tafsirmu tentang peribahasa ini, kawan. Aku hanya ingin menulis tafsir versiku, seorang tukang tafsir amatir dan kambuhan.
Bayang-bayang sepanjang badan, sebuah ungkapan elok dari nenek moyang kita yang terwariskan turun temurun. Entah apa maksud nenek dan moyang kita itu. Mohon maaf ya Nek sekiranya aku membahas peribahasamu tidak seperti yang engkau maksudkan. Maklumlah kita beda zaman, beda pengalaman hidup. Aku tak searif engkau yang tentu telah banyak makan asam garem kehidupan, zaman kami peyek aja pake MSG Nek.... Maklumlah kami ini makhluk yang tidak percaya diri hanya dengan bawang ketumbar dan kemiri

Bayang-bayang sepanjang badan.
Kalau badan adalah sisi batin kita, maka bayang-bayang adalah proyeksinya pada sisi lahir yang terpantul pada cermin.
Eh, bayang-bayang maksudnya bayangan di cermin lho ya, bukan bayangan di tanah saat kita tubuh kesorot lampu.
Tampilan lahir kita, kata-kata kita, pola tindakan kita adalah cerminan dari isi hati kita.
'Hati', saya secara njladrah menganggapnya sebagai object imagery dari alam bawah sadar (sub consciousness). Alam bawah sadar berisi kandungan memori jangka panjang, pola pikir, pola tindakan spontan yang terbentuk dari pengalaman, input, pembelajaran seorang manusia sejak otak manusia berfungsi di dalam rahim ibu sampai mati. Ia bersifat profundal (dalam) dan ternyata menurut riset menguasai 88% kesadaran utuh kita, sangat dominan dibanding 12% alam sadar (conscious) yang bersifat jangka pendek dan analitis.
'Otak' (dalam tanda kutip), menurut saya lebih merepresentasikan yang 12% itu. Kenapa pake tanda kutip? Ya karena secara anatomi fisiologis segala memori baik sadar maupun gak nyadar ya ada di otak, ya toh? Kalo hati kan tempat bikin empedu, kalo jantung buat mompa-mompa darah. Gitu yah, bener gak sey?
Karena dominan, tak salahlah orang bijak mengatakan hati adalah raja, atau sabda Rasulullah Muhammad SAW bahwa dalam diri seorang manusia ada segumpal darah yang apabila baik darah itu maka baiklah seluruh tubuh. Jelek darah itu jelekpun seluruh badan.Dan segumpal darah itu adalah hati (sebagai object imagery). Karena dominasi itulah.

Dalam terminologi Islam, kita kenal yang namanya akhlak. Akhlaqul karimah itu pola pikir, pola ucap dan pola tindakan mulia yang muncul secara spontan dan tidak dibuat-buat, itulah definisinya. Kongruen bukan dengan definisi subconscious tadi?
Kalo ada yang kemuliaan sifatnya pura-pura atau mengandung niat berlapis maka biasanya akan menemui inkonsistensi pada suatu masa dikarenakan sifatnya yang jangka pendek dan analitis tadi, ketika suatu saat ia berbenturan dengan 'aslinya' yang lebih dominan, tentulah akan rontok.

Nah, kawan kalau kita pernah diajarin sama Bu guru Agama kita bahwa aqidah salamah (belief system yang terpelihara) akan membuahkan ibadah sahihah (ibadah yang bener, baik ritual maupun sosial. mahdhah maupun mu'amalah) dan hasil akhirnya adalah akhlakul karimah, ya di sinilah ketemunya. Memang Rasulullah diutus untuk apa? Betululululul...menyempurnakan akhlak umat homo sapiens yang dimandat sebagai khalifah di bumi ini. Innama bu'itstu li utammima makarimal akhlaq.

Jadi Sob, barngkali itulah tafsir peribahasa pertama. Peribahasa selanjutnya mboh kapan, sak koberku ya. Atau kalo ada sobat yang mau ngelanjutkan ya lanjutkanlah.

Bayang-bayang sepanjang badan, maka barangkali bulan Ramadhan sebagai syahrut tarbiyah memang dimaksudkan untuk mengakselerasi kita agar bisa tampil lebih ganteng-ganteng dan geulis-geulis di depan cermin kehidupan (kaca benggala) ini... Wehehehe...

Rabu, 16 September 2009

Terapi Radiasi

Pemeriksaan komplit mengenai radiasi fisik dan obat adalah diluar jangkauan pembahansan bab ini, dan pemeriksaan sempurna atas topik tersebut telah tersedia. Ahli bedah dalam menghadapi kanker mulut hendaknya memiliki sebuah pemahaman mengenai terapi radiasi, keuntungan dan kerugiannya. Hal ini membutuhkan pengenalan lebih jauh terhadap radiasi biologi dan interaksinya dengan jaringan hidup, juga terkait masalah biologi dari sel mati. Sel mati dapat dibagi ke dalam dua jenis; terhentinya reproduksi sel yang merupakan hasil dari bahan genetik seluler, atau apoptosis, yang kemudian mengalami kematian sel. Terhentinya reproduksi sel dapat terjadi sebagai hasil pengrusakan DNA tunggal, yang secara umum dan lebih mudah bagi sel untuk memperbaikinya, atau kerusakan ganda, dimana lebih sulit bagi sel untuk memulihkannya. Apoptosis terjadi ketika sebuah sel memasukkan sebuah bentuk terprogram sel mati sebagai hasil dari pengrusakan tersebut.


Radiasi dapat menyebabkan kematian sel dan juga pembelahan sel yang lambat. Radiasi klasik didiskusikan dalam 4R : repair, reoxygenation, redistribution, dan regeneration (perbaikan, pemberian oksigen kembali, pembagian kembali, dan regenerasi).

Radioterapi utamanya diberikan melaului sinar eksternal menggunakan radiasi elektromagnetik atau komponen-komponen partikulat.. Sinar X dan gamma mewakili foton. Sinar X dihasilkan melalui sumber buatan manusia dan sinar gamma dihasilkan dari kerusakan radioaktif, yang umumnya dari kobalt 60. Radiasi partikulat menggunakan elektron memainkan peranan yang penting pada kanker kepala dan leher. Bentuk lain dari radiasi partikulat adalah radioterapi neutron, yang boleh jadi memiliki peranan yang spesifik pada kerusakan kelenjar ludah. Tanpa memperhatikan sumbernya, interaksi radiasi dengan jaringan menghasilkan beberapa jenis kerusakan sel. Interaksi partikel radiasi terhadap sel dapat secara langsung atau lebih umum berdmpak terhadap molekul H20 untuk menghasilkan partikel kedua yang kemudian berinteraksi dengan DNA sel. Dosis yang diabsorbsi dinyatakan dalam gray (Gy), yaitu 1 joule dosis yang diabsorbsi per kilogram. Dosis sebelumnya dinyatakan dalam rad yang didefinisikan sebagai 100 ergs yang diabsorbsi per gram. Satu gray sama dengan 100 rad dan 1 senti gray (cGy) sama dengan 1 rad (1cGy = 1 rad).
Pada abad pertengahan 20, radiasi dinyatakan sebagai ortovoltage (125 sampai 500 KeV). Akhir-akhir ini radiasi dinyatakan dalam megavoltage (> 1 MeV). Megavoltage menghasilkan radiasi lebih banyak yang kemudian diteruskan hingga jaringan yang lebih dalam dengan kerusakan permukaan (kulit) yang lebih kecil. Sebagai perbandingan unit radiograf permukaan (mesin sinar X) menghasilkan 30 hingga 125 KeV. Terapi radiasi yang khas diberikan dalam dosis perhari 200 cGy, kecuali jika terjadi perubahan jadwal fraksionasi.

Fraksionasi adalah jadwal dimana dosis radiasi digunakan. Radioterapi standar dipakai sehari-hari, 5 hari dalam sepekan, dan akhir pekan. Dalam usaha untuk memaksimalkan kerusakan sehingga pembelahan sel-sel tumor menjadi lebih cepat, sementara jaringan normal dipisahkan sebanyak mungkin, jadwal fraksionasi telah diubah. Walaupun penggunaan utamanya pada usaha-usaha pengobatan, seorang dokter hendaknya mengenal lebih jauh keuntungan dan kerugian dari jadwal fraksionasi lainnya karena hal ini lebih memungkinkan adanya penggunaannya yang akan menyebar secara luas. Frakasionasi yang dipercepat adalah reduksi menyeluruh pada saat pengobatan yang dilengkapi dengan pemberian dua atau lebih dosis fraksi perhari dengan ukuran yang dekat dari yang biasanya. Hyperfraksionasi secara tidak langsung menyatakan bahwa waktu pengobatan yang menyeluruh adalah sebagaimana biasanya atau agak dikurangi, tetapi sebuah peningkatan dosis dicapai dengan memberikan dua atau lebih dosis frksi yang kecil pada tiap pengobatan per harinya. Masing-masing dari aturan ini dihubungkan dengan derajat perbedaan dari cepat dan lambatnya toksisitas. Sebagai contoh, beberapa dokter merasa bahwa efek yang diperpanjang sebagaimana pada osteoradioneksorsis meningkat dengan adanya jadwal fraksionasi, khususnya ketika dikombinasikan dengan kemoterapi secara bersamaan. Pemeriksaan ini bagaimanapun belum bersifat universal, dan seiring dengan pengalaman yang lebih banyak yang diperoleh, masalah mengenai toksisitas akan dapat dijawab.

Disamping dari perubahan jadwal radiasi, sisi lain dari penggunaan teknik radiasi telah mengalami perubahan yang baru. Radiasi diarahkan pada daerah target yang spesifik yang dibatasi oleh pelindung (disebut dengan pintu gerbang radiasi atau “ports”) yang ditempatkan untuk melindungi daerah yang tidak terserang tumor atau daerah yang kurang toleran terhadap radiasi (seperti tulang belakang). Rencana pengobatan melalui radiasi khususnya distandarisasikan pada masing-masing sisi bawah dari rongga mulut. Pengobatan radiasi yang disesuaikan adalah radiasi yang lebih diarahkan pada sisi yang terinfeksi. Dengan membuat mata rantai hubungan CT dengan kemampuan untuk memanipulasi sinar radiasi, terapi radiasi mampu untuk lebih secara akurat memfokuskan dosis radiasi pada bagian tumor dan menghindari daerah yang tidak terinfeksi yang berdekatan dan boleh jadi menjadi lebih mudah terpapar kerusakan radiasi (Gambar 33-4). Masih terdapat perhatian bahwa rencana pengobatan yang sesuai yang lebih tinggi dapat menghasilkan peningkatan tingkat penyembuhan karena daerahnya lebih terbatasi terhadap radiasi. Intensitas radioterpai yang dimodulasi adalah sebuah contoh dari rencana pengobatan yang sesuai yang dikombinasi dengan dosis radiasi yang divariasi untuk membatasi kerusakan tambahan pada daerah sekitarnya.

Brachyterapi atau radioterapi interstisial dilakukan dengan menempatkan sebuah sumber radiasi, khususnya radium (226Ra) atau iridium (192Ir), yang secara langsung pada massa tumor dengan menggunakan jarum-jarum atau putaran kateter. Radiasi dengan cara ini dilakukan secara terus menerus. Metode ini tidak membiarkan sel-sel tumor untuk berpopulasi kembali diantara fraksi-fraksi sebagaimana pada terapi sinar eksternal. Sayangnya sel-sel asli yang ada di daerah tersebut tidak dapat terpulihkan, sebagai hasil dari radiasi yang meluas yang menyebabkan fibrosis dan osteoradionekrosis. Teknik ini mengizinkan dosis total yang lebih tinggi dari radiasi untuk diberikan pada sisi utama daripada dosis dari sinar eksternal karena radiasi ditempatkan secara langsung pada massa tumor. Brachyterapi telah mengembangkan reputasi untuk meningkatkan jaringan luka yang kronik dan bisa menimbulkan osteoradionekrosis ketika digunakan berdekatan dengan mandibula. Penggunaanya saat ini umumnya dibatasi pada pengobatan lidah atau dasar lidah utama, dan biasanya dikombinasi dengan radiasi sinar eksternal. Brachyterapi juga telah dianjurkan untuk pengobatan margin-margin yang dekat atau positif selama proses pembedahan. Pasien brachyterapi boleh meminta trakeotomi untuk mengontrol aliran udaranya karena adanya aliran udara yang membahayakan dari edema. Proses penyembuhan jaringan luka juga berkompromi dengan berat. Beberapa dokter juga telah merekomendasikan biopsis-biopsis yang terbatas pada daerah yang diobati jika diduga proses penyembuhan kembali akan terhalangi karena adanya jaringan luka kronik yang tidak dapat sembuh yang dapat saja terjadi.

Radiasi dapat dipakai dengan maksud untuk menyembuhkan pada pengaturan sebelum operasi atau sebagai salah satu usaha untuk menyusutkan tumor sebelum pembedahan (tambahan baru). Ketika tumor utama diobati dengan radiasi, dokter harus mempertimbangkan pemilihan radiasi leher untuk mengontrol metastases yang tidak tampak. Karena ketergantungannya pada oksigen untuk keefktifannya, penyakit leher yang banyak dengan adanya inti hypoksik memungkinkan diobati dengan pembedahan leher, baik sebelum radiasi atau sebagai prosedur yang direncanakan 4 minggu dari proses radiasi yang telah komplit. Tahap awal dari kanker mulut (T1 atau T2) merespon sama baiknya terhadap radiasi atau pembedahan. Morbidits dari radiasi dan ketidak mampuan untuk menggunakannya dalam melawan kasus kanker utama kedua atau proses penyembuhan kembali penyakit, membuat pembedahan lebih menarik pada kebanyakan situasi. Tumor yang lebih luas (T3 dan T4) umumnya merespon lebih kecil terhadap radiasi sendiri. Radiasi sebelum operasi sebagai sebuah usaha untuk menyusutkan tumor yang lebih luas dihambat oleh fakta bahwa tumor tidak menyusut secara konsentrik. Daerah yang terus mengalami pertumbuhan sel-sel tumor dapat meninggalkan jangkauan yang lebih luas bagi margin-margin kejadian baru. Dalam teori, pembedahan dilakukan untuk memotong margin-margin asli, sesuatu yang jarang terjadi dalam praktik klinik.

Peran utama dari radiasi terhadap kanker organ mulut adalah dalam pengaturan setelah operasi ketika terdapat penyakit potensial yang menetap. Panduan klinis bervariasi dalam berbagai institusi, tetapi terdapat beberapa indikasi radiasi setelah operasi yang dapat diterima :
• Dua atau lebih noda-noda getah bening mengandung penyakit metastatik pada pembelahan leher (banyak dokter berpendapat bahwa satu noda yang bersifat positif dapat menjadi sebuah indikasi).
• Perluasan ekstrakapsular (ECS) dari kanker diluar jangkauan batas dari sebuah noda.
• Faktor histologik yang miskin : perluasan perineural atau serangan perivaskular, margin positif (dekat) jaringan lunak.
• Kanker utama yang lebih luas (T3 dan T4).
Laporan-laporan yang ada telah menemukan ECS yang berhubungan dengan penurunan kelangsungan hidup: penyakit dibatasi hanya pada noda yang dihubungkan dengan 70% kelangsungan hidup, sementara ECS dihubungkan dengan 27% kelangsungan hidup pada 5 tahun. Million dan rekannya menemukan bahwa 35% dari pasien yang ditemukan secara klinik pada lehernya negatif kemudian menjadi positif jika kanker utama diobati hanya dengan pembedahan. Hal ini menurun sebesar 5% jika terapi radiasi ditambahkan. Meskipun kejadian mikroskopik dari perluasan ekstrakapsular dihubungkan dengan tingkatan yang lebih tinggi dari proses pengobatan kembali dan kematian. Keputusan untuk menambahkan pengobatan radiasi harus dibuat dengan pemahaman yang jelas mengenai morbiditas dari penggunannya.

Pada penyakit lanjutan, para dokter menemukan sebuah pilihan antara pengobatan radiasi sebelum operasi atau setelah operasi. Rencana pengobatan radiasi sebelum operasi adalah jarang digunakan tetapi boleh jadi lebih rendah mengenai kemungkinan margin positifnya dan menjadikan pembedahannya lebih kecil (bersifat kontroversi). Dosis yang lebih rendah dari radiasi adalah dibutuhkan karena peningkatan oksigenasi pada daerah yang tidak diganggu dengan pembedahan. Radiasi setelah operasi memudahkan pembedahan dan proses penyembuhannya lebih baik pada jaringan yang tidak diganggu oleh radiasi yang memicu fibrosis. Analisis beku dari margin-margin menjadi lebih mudah pada proses ini, dan pembedahan meningkatkan rencana pengobatan yang didasarkan atas patologi akhir. Terapi radiasi setelah operasi menyisakan aliran pada kebanyakan kasus kanker organ mulut yang dapat dilakukan pembedahan kembali. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kelompok Onkologi Terapi Radiasi RTOG 73-03, membandingkan radioterapi sebelum operasi sebesar 50 Gy dengan radioterapi setelah operasi sebesar 60 Gy. Pada 10 tahun berikutnya menunjukkan tidak terdapat manfaat bagi kelangsungan hidup dari dua hal tersebut, tetapi pengobatan radiasi setelah operasi menunjukkan pengontrolan daerah kritis secara lebih besar. Seberapa besarkah hal tersebut mencukupi? Hasil dari pusat Kanker MD Anderson (Universitas Texas, USA) menunjukkan bahwa radiasi sebesar 54 Gy dibutuhkan pada pengaturan setelah operasi, dan 57,6 Gy dibutuhkan jika perluasan ekstrakapsular terjadi.

Waktu awal terapi radiasi yang mengikuti pembedahan masih bersifat kontroversi. Vikram menunjukkan bahwa keuntungan kelangsungan hidup yang jelas pada pasien yang mendapatakan terapi radiasi dimulai dalam jangka waktu 6 minggu dari pembedahan. Untuk alasan ini, pilihan yang bersifat rekonstruksi yang secara nyata memberikan penyembuhan selama jangka waktu ini adalah dianjurkan. Penelitian yang lebih terkini gagal meniru penemuan dari Vikram, sehingga beberapa pihak menantang efek yang disangka benar dari penentuan waktu pada hasil akhirnya. Penelitian lain telah melaporkan peningkatan hasil ketika radiasi setelah operasi dimulai dalam kurun waktu 6 minggu dan berakhir dalam kurun waktu 100 hari dari pembedahan untuk kanker squamosa rongga mulut.

Arahan akan datang mengenai terapi dengan radiasi termasuk didalamnya perkembangan perlindungan yang efektif terhadap radiasi dan bahan-bahan yang sensitf terhadap radiasi. Pelindung radiasi seperti amifostin diberikan sebagai usaha untuk melindungi jaringan normal. Amifostin berkembang dalam bidang militer sebagai sebuah pelindung yang mungkin terhadap serangan nuklir dan telah digunakan akhir-akhir ini pada pasien kanker leher dan kepala untuk melindungi fungsi kelenjar ludah selama terapi radiasi. Xerostomia adalah merupakan masalah panjang yang telah memiliki efek yang signifikan terhadap pasien yang diobati dengan terapi radiasi pada kepala dan lehernya, dimana 64% pasien dilaporkan mengalami xerostomia permanen yang lunak hingga hebat. Penurunan kejadian candidiasis, efek samping yang sering ditemukan pada pasien yang cenderung xerostomia akibat radiasi, telah dijadikan sebagai poin akhir dalam penggunaan terapi amifostin untuk efek perlindungannya pada fungsi kelenjar ludah. Penggunaannya dihubungkan dengan efek samping seperti hipotensi, dan beberapa pasien tidak bertoleransi dengannya. Harganya yang mahal dan menyisakan beberapa ketakutan bahwa efek pelindung radiasinya boleh jadi meluas ke sel-sel kanker, menghasilkan tingkat pengobatan kembali yang lebih tinggi. Bahan-bahan yang sensitif terhadap radiasi adalah bahan-bahan kemoterapi yang mempertinggi keefektifan dari radiasi (lihat bagian “Kemoterapi” di bawah).

genogram dan perencanaan kesehatan

Kesehatan itu bisa direncanakan kok



O ya?

Gini, langsung saja ya, contohnya saya sendiri.

Berikut ini adalah pohon keluarga saya, wah buka-bukaan rahasia keluarga nih. Saya sarankan Anda juga membuat genogram (pohon keluarga) dengan penyakit-penyakit yang diderita keluarga Anda. Dengan melihat pohon keluarga beserta penyakit yang diderita keluarga ini, maka akan dapat terlihat dengan jelas penyakit-penyakit apa yang rentan Anda derita.









Pada kasus saya ini, berarti saya rentan menderita hipertensi, stroke dari jalur bapak dan rentan menderita diabetes mellitus dari jalur ibu. Berarti saya ini adalah pertemuan dari dua kecenderungan penyakit keluarga yaitu hipertensi yang berakibat stroke serta diabetes mellitus. Nah, setelah tahu titik rentan penyakit yang ada dalam keluarga, selanjutnya kita membuat perencanaan kesehatan untuk diri kita.

Adanya peluang diabetes mellitus yang tinggi di keluarga saya, berarti agar tidak jatuh dalam penyakit diabetes mellitus, saya harus membuat pembatasan mengenai jumlah kalori dalam diet tidak boleh melebihi kebutuhan harian aktivitas sehari-sehari. Apalagi saya sekarang sudah tidak lagi masuk dalam fase pertumbuhan. Sebenarnya sih juga masih mengalami pertumbuhan, hanya saja untuk mengukur tinggi badannya harus dalam posisi tubuh telentang, biar ketahuan pertambahan tinggi badannya.. hallah.

Intinya, untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit diabetes mellitus dalam diri saya, adalah jangan sampai tubuh saya menjadi obese alias gendut. Banyak ukuran yang menyatakan obese tidaknya seseorang. Secara rumus sederhana, begini, berat badan ideal sama dengan tinggi badan dikurangi seratus, hasilnya dikurangi sepuluh persen dari hasil tersebut. Bingung kan.

Misalnya tinggi badan saya 174 cm, berarti 174 – 100 = 74. 74 dikurangi 10 persen dari 74. Jadi 74 – 7,4 = 66.6 dibulatin dikit jadi 67 kg. Saat ini berat badan saya 83 kg berarti saya termasuk obese, saya mengalami kelebihan 23 persen dari berat badan ideal saya. Inilah yang menjadi masalah saya. Saya harus berusaha menurunkan 23 persen kelebihan berat badan.

Untuk mengurangi resiko hipertensi dari banyaknya leluhur keluarga yang menderita hipertensi dan berakhir stroke, dan dengan melihat tekanan darah saya yang saat ini masih dalam batas normal 120/80 mmHg, beberapa hal yang harus saya upayakan. Salah satu dari sekian banyak faktor resiko keluarga yang menyebabkan hipertensi dari jalur bapak adalah hampir semua saudara bapak itu karakternya bertipe temperamental. Mudah emosional. Dengan menyadari hal ini, berarti saya tidak boleh terlalu emosional dalam menyikapi masalah-masalah yang saya hadapi dalam kehidupan sehari-hari saya.

Nah.. jadi jelas kan. Bahwa dengan melihat siapa diri kita. Dengan kita melakukan “audit” kesehatan keluarga kita terutama dari leluhur-leluhur biologis kita, maka dari sana kita akan membuat perencanaan tentang apa yang harus kita lakukan untuk mengoptimalkan jumlah dan kualitas hari-hari sehat yang akan kita lalui hingga kita berusia lanjut nanti. Awal usaha untuk perencanaan kesehatan itu adalah mengetahui usaha-usaha pencegahan dari penyakit-penyakit keluarga yang bisa kita cegah. Ada juga sih, tetapi sangat jarang penyakit keluarga yang tidak bisa dicegah seperti thalasemia. Hanya bisa dicegah pada saat konseling pra nikah dengan merunut pohon keluarga leluhur sampai 2 hingga 3 generasi termasuk memelototin jenis-jenis penyakit yang diderita keluarga. Kalo ada thalasemia yang diderita dari kedua keluarga yang mau menikah, sangat baik apabila kedua calon itu tidak meneruskan hubungan serius lebih lanjut menuju pernikahan, yang nantinya akan memperbesar peluang menderita penyakit tersebut pada anak-anak yang dilahirkan dari hasil pernikahan itu. Sadis benar ya… tapi dengan melihat hak sehat dari anak turun hasil pernikahan….membatalkan pernikahan adalah langkah yang paling adil.

Jadi... sekali lagi...rencanakan kesehatan kita para dokter dan pasien-pasien Anda agar produktivitas kesehatan kita dan pasien kita menjadi lebih efektif dan efisien....