Minggu, 23 September 2007

Bathing your baby - cara memandikan bayi yang benar

cara_memandikan_bayiMempersiapkan Mandi sang Bayi

* Selalu rencanakan ritual mandi bayi anda. Pastikan semuanya siap sebelum mulai memandikan bayi. Ini akan membikin lebih mudah dan aman.

* Kalau anda bisa, turunkan suhu airnya sampai 40 derajad celsius. Ini membikin bayi lebih nyaman. Isilah bak mandinya dengan aer hangat. Selalu test airnya terlebih dahulu dengan lengan atau siku anda. Airnya haruslah hangat dan nyaman, bukan panas.

* Pastikan segala keperluan buat mandi tersedia. Anda bisa menyediakan sabun lembut, bola-bola kapas dan sebuah popok bersih di wadahnya masing-masing. Lalu bawalah wadah yan gsudah berisi peralatan mandi itu dengan handuk dan kain pembilas ke ruangan dimana anda akan memandikan bayi. Kalau semuanya sudah siap, ambillah bayi anda.

* Kalau anda kelupaan suatu barang, anda harus membawa bayi anda untuk mengambil barang yang kelupaan itu. Ini agak susah untuk dilakukan apalagi kalau bayinya masih licin dan basah.

* Jangan pernah meninggalkan bayi anda sendiri di bak mandi.

Sebaiknya tidak usah menjawab telpon masuk atau dering bel di pintu selagi anda memandikan anak. Kalaupun anda mau lakukan itu, ambil bayi anda dan bawa juga bersama anda. Jika pasangan anda, famili atau teman-teman anda sering menelpon anda, kasih tahu mereka jam-jam anda memandikan bayi. Katakan pada mereka bahwa anda tidak akan menjawab telpon atau membukakan pintu selama jam-jam tersebut.

Memandikan bayi anda
Bayi anda pertama-tama akan memrlukan spons pembasuh. Mandikan bayi anda dengan spons pembasuh yang lembut terlebih dahulu sebelum puput tali pusernya atau sembuh luka sunatnya (kalau ada). Setelah itu barulah bayi anda boleh memakai bak mandi.

Isi sebuah ember besar atau wadah air yang besar dengan air hangat: gunakan pergelangan tangan ataupun siku anda untuk memastikan suhu yang tepat. Pastikan airnya tidak terlalu dingin ataupun panas. Air yang masih panas akan sangat berbahaya.

Ambil ember air hangat dan sebuah pembasuh lembut di tempat dimana anda akan memandikan bayi anda.

Ambil tempat buat memandikan bayi yang bersuhu hangat dan jangan di tempat yang banyak anginnya. Tentunya anda tidak mau bayi anda kedinginan. Anda bisa menaruh bayi anda di handuk mandi di permukaan yang datar. Jika anda menaruh bayi anda di atas meja, pastikan tidak akan menggelinding. Jangan tinggalkan bayi anda sendirian sedetik pun, ingat itu!

Copot pakain bayi anda. Celupkan pembilas mandi di air hangat dan peres sampai hanya terasa basah saja. Gunakan pembasuh lembut yang sudah basah itu untuk membasuh tubuh bayi anda dengan pelan dan lembut. Bilas kepala dan lehernya, belakang telinga, dan diantara jari tangan maupun kaki.

Bayi yang baru lahir tidak perlu mandi setiap hari. Cukup bersihkan mukanya, leher dan area perpopokan jikalau mereka kotor.

Lembutlah ketika memandikan bayi anda

* Anda bisa menggunakan bathtub anda, kitchen sink atau bak mandi bayi dari plastik. Gunakan sesuatu untuk membersihkan dan mengelap bak mandi bayi anda biar tidak mudah tergelincir atau kepleset. Jika anda menggunakan busa buat membersihkan bak mandi bayi, itu perlu sering-sering dikeringkan tiap kali selesai digunakan. Ini berguna untuk mencegah perkembangbiakan kuman dan bakteri. Atau anda bisa mengeringkan bak mandi bayi dengan handuk kering. Pastikan cuci dan keringkan handuk itu tiap kali selesai digunakan.

* Gunakan lap pembasuh bayi yang bersih, tanpa sabun, untuk membasuh mukanya. Basuhlah bagian luar dan dalam di tiap-tiap kupingya dan bilas dan keringkan lehernya juga.

* Jangan pernah menggunakan sabun busa atau detergen di air mandi bayi karena bisa menyebabkan ruam dan kulit mengelupas.

* Gunakan bola-bola kapas ataupun cotton pads untuk membersihkan mata bayi anda sebelum menaruhnya di bak mandi. Pastikan anda tahan bagian kepala bayi ketika di dalam bak mandi.

* Basuhlah rambut bayi anda dan bilas dengan penuh kelembutan, gunakan sabun dan shampo khusus bayi. Kerjakan hal ini hanya sekali atau dua kali seminggu saja. Bialslah dengan kain basah. Pastikan tidak ada busa sabun yang masuk mata bayi anda. Basuhlah badannya, dumulai dari bagian dada. Setelah dibersihkan dengan kain lembut, bilaslah kain itu dan gunakan sekali lagi untuk membilas bayi. Keringkan bayi anda dengan handuk kering lembut dan bersih. Selalu pastikan dia tertutup. Pastikan bayi anda selalu hangat dan kering dengan menyelimutinya dengan handuk bersih setelah dimandikan.

SHI-JACK

selamat berpuasa romadhon... mohon maaf lahir dan batin...

Postingan kali ini mau ngelaporin salah satu kegiatan malam romadhon... minum susu dan makan pisan owol di "TUkang Jualan Susu Segar" favorit SHI-JACK
jadi ketahuan nih suka wisata kuliner


























Nah yang ini... krunya...



























Lha yang ini menu favoritnya...

Pisang Owol = pisang goreng dipanggang
plus tambah keju, susu kental manis dan meses

Siapa yang Tahu Maksud Allah

Rasulullah pada suatu waktu pernah berkisah. Pada zaman sebelum kalian, pernah ada seorang raja yang amat dzalim. Hampir setiap orang pernah merasakan kezalimannya itu. Pada suatu ketika, raja zalim ini tertimpa penyakit yang sangat berat. Maka seluruh tabib yang ada pada kerajaan itu dikumpulkan. Dibawah ancaman pedang, mereka disuruh untuk menyembuhkannya. Namun sayangnya tidak ada satu tabib pun yang mampu menyembuhkannya.

Hingga akhirnya ada seorang Rahib yang mengatakan bahwa penyakit sang raja itu hanya dapat disembuhkan dengan memakan sejenis ikan tertentu, yang sayangnya saat ini bukanlah musimnya ikan itu muncul ke permukaan. Betapa gembiranya raja mendengar kabar ini. Meskipun raja menyadari bahwa saat ini bukanlah musim ikan itu muncul kepermukaan namun disuruhnya juga semua orang untuk mencari ikan itu. Aneh bin ajaib walaupun belum musimnya, ternyata ikan itu sangatlah mudah ditemukan. Sehingga akhirnya sembuhlah raja itu dari penyakitnya.

Di lain waktu dan tempat, ada seorang raja yang amat terkenal kebijakannya. Ia sangat dicintai oleh rakyatnya. Pada suatu ketika, raja yang bijaksana itu jatuh sakit. Dan ternyata kesimpulan para tabib sama, yaitu obatnya adalah sejenis ikan tertentu yang saat ini sangat banyak terdapat di permukaan laut. Karena itu mereka sangat optimis rajanya akan segera pulih kembali.

Tapi apa yang terjadi? Ikan yang seharusnya banyak dijumpai di permukaan laut itu, tidak ada satu pun yang nampak..! Walaupun pihak kerajaan telah mengirimkan para ahli selamnya, tetap saja ikan itu tidak berhasil diketemukan. Sehingga akhirnya raja yang bijaksana itu pun meninggal...

Dikisahkan para malaikat pun kebingungan dengan kejadian itu. Akhirnya mereka menghadap Tuhan dan bertanya, "Ya Tuhan kami, apa sebabnya Engkau menggiring ikan-ikan itu ke permukaan sehingga raja yang zalim itu selamat; sementara pada waktu raja yang bijaksana itu sakit, Engkau menyembunyikan ikan-ikan itu ke dasar laut sehingga akhirnya raja yang baik itu meninggal?"

Tuhan pun berfirman, "Wahai para malaikat-Ku, sesungguhnya raja yang zalim itu pernah berbuat suatu kebaikan. Karena itu Aku balas kebaikannya itu didunia, sehingga pada waktu dia datang menghadap-Ku, tidak ada lagi kebaikan sedikitpun yang dibawanya. Dan Aku akan tempatkan ia pada neraka yang paling bawah !

Sementara raja yang baik itu pernah berbuat salah kepada-Ku, karena itu Aku hukum dia didunia dengan menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan datang menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya tanpa ada sedikit pun dosa padanya, karena hukuman atas dosanya telah Kutunaikan seluruhnya di dunia!"

Kita dapat mengambil beberapa pelajaran dari kisah bersayap ini.

Pelajaran pertama adalah: Ada kesalahan yang hukumannya langsung ditunaikan Allah di dunia ini juga; sehingga dengan demikian di akhirat nanti dosa itu tidak diperhitungkan-Nya lagi. Keyakinan hal ini dapat menguatkan iman kita bila sedang tertimpa musibah.

Pelajaran kedua adalah: Bila kita tidak pernah tertimpa musibah, jangan terlena. Jangan-jangan Allah 'menghabiskan' tabungan kebaikan kita. Keyakinan akan hal ini dapat menjaga kita untuk tidak terbuai dengan lezatnya kenikmatan duniawi sehingga melupakan urusan ukhrowi.

Pelajaran ketiga adalah: Musibah yang menimpa seseorang belum tentu karena orang itu telah berbuat kekeliruan. Keyakinan ini akan dapat mencegah kita untuk tidak berprasangka buruk menyalahkannya, justru yang timbul adalah keinginan untuk membantu meringankan penderitaannya.

Pelajaran keempat adalah: Siapa yang tahu maksud Allah

Salam Kenal...

Assalamu'alaikum..

Saya adalah Dokter Muda Yasin yang saat ini bertugas di RSU Dr. Soetomo Surabaya..

Jumat, 21 September 2007

Semua Serba Mungkin

Banyak hal-hal di dunia ini yang terjadi di luar perkiraan kita.........
Ini bukti-buktinya
















Karenanya ga baik bila terlalu berambisi bahwa semua hal yang kita inginkan pasti bisa terpenuhi...... apalagi kalo hanya mengejar popularitas semu....
semua pasti ada akhirnya...

Tipping Point, Vocal Minority dan Arti Pentingnya Bagi Profesi Dokter

Pengertian Tipping Point dan Vocal Minority

Dalam buku al-Muntholaq karya Muhammad Ahmad ar-Rasyid, ketika menjelaskan pribadi dan karakter Fudhail bin Iyadh, beliau mengutip pernyataan Syarik al-Qadhi seorang yang menjadi teladan dalam keadilan, berkata, “Tiap-tiap kaum selalu memiliki hujjah (orang yang dijadikan rujukan) pada zamannya, dan Fudhail bin Iyadh adalah hujjah bagi zamannya.” Yang menarik dalam pernyataan ini adalah “Tiap-tiap kaum selalu memiliki hujjah (orang yang dijadikan rujukan) pada zamannya…”.1 Inilah yang menjadi inti pembicaraan dalam buku Malcolm Gladwell, tentang tipping point, yaitu sesuatu yang tiba-tiba menjadi trend dan semua orang membicarakan dan beramai-ramai menirunya, ternyata diperankan oleh sedikit orang yang berperan sebagai trend setter. Trend setter inilah yang dikatakan Malcolm Gladwell sebagai titik nyala api (tipping point), dimana tidak ada satupun unsur budaya yang dapat menghentikan pergerakan itu.2

Orang-orang yang berperan menjadi tipping point dalam bahasa Malcolm Gladwell atau menjadi hujjah zamannya dalam bahasa ar-Rasyid, saat ini menjadi topik yang hangat dibicarakan. Hal ini sangat relevan dengan kenyataan adanya oversupply produsen, sehingga dalam merebut hati konsumen atau pelanggan perlu strategi khusus dengan menggunakan sumber daya yang terbatas, tetapi dapat memperoleh hasil yang optimum. Akibatnya pelanggan-pelanggan atau konsumen-konsumen yang mempunyai peran tipping point atau hujjah zaman atau trend setter, menjadi sasaran yang sangat dipertimbangkan. Betapa tidak, karena mereka bukan sembarang orang, tetapi orang yang mempunyai banyak simpul dengan banyak jaringan manusia. Seperti yang dikatakan Raymond Martin, dalam bukunya The Tomorrow People, mereka ini berada di dalam kawasan kunci budaya, yang menjadikan mereka sebagai penyalur gagasan baru, serta sebagai alat untuk mendengarkan gagasan baru yang muncul ke permukaan. Atau dikatakan di bagian lain buku tersebut; Orang-orang ini (sebagai trend setter dalam kasus suatu populasi di bagian kota London timur), karena pekerjaan atau pandangan mereka, akan memiliki sekitar 500 kontak yang berguna dibandingkan dengan jumlah angka ajaib 150 yang dimiliki oleh sebagian besar kita dalam hal perkenalan dengan orang-orang yang dapat kita ajak bicara dan berinteraksi dengan berbagai cara yang manusiawi, bersifat sosial, dan tidak menegangkan.3

Tanpa mengurangi rasa hormat penulis kepada seorang ulama yang tawadhuk, zuhud, penuh keteladanan, arif bijaksana dan kaya hikmah dan ilmu, Fudhail bin Iyadh, dimana beliau ini adalah sebagai hujjah pada zamannya berarti dapat dikatakan sebagai trend setter bagi orang-orang mukmin yang hidup di masanya. Ketinggian karakter yang ada pada beliau inilah yang menyebabkan semua orang mengarah kepada taujih (nasehat) dan keteladanan beliau. Arah perkembangan kota, pemikiran, gaya hidup yang ada semuanya “terwarnai” oleh ketinggian karakter yang beliau miliki.

Sedangkan vocal minority, biasanya terkait dengan silent majority; merupakan tinjauan aktivitas publik dalam mengajukan complaint atau mendukung perusahaan atau institusi. Vokal bersifat aktif sedangkan yang silent bersifat pasif. Publik penulis di surat kabar umumnya adalah the vocal minority, yaitu aktif menyuarakan pendapatnya, namun jumlahnya tidak banyak. Sedangkan mayoritas pembaca adalah pasif sehingga tidak kelihatan suara atau pendapatnya.4

Contoh strategi yang membidik “aktor pembuat tipping point

1. Apple Computer membidik trend setter 5

Apple computer, perusahaan perangkat keras komputer pribadi, dimana pertumbuhan perusahaannya mencapai dua digit, menyadari betul para konsumen yang berkarakter unik tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap pola pembelian kebanyakan orang. Perusahaan ini membidik orang-orang yang berjiwa unik, berbeda, kreatif yang memiliki semangat dapat mengubah dunia menjadi lebih baik; bahasa iklan yang mereka gunakan adalah sebagai berikut :

“Mereka adalah para orang-orang gila. Yang tak cocok dengan lingkungan. Para pemberontak. Pembuat keonaran. Paku bulat dalam lubang kotak. Orang-orang yang melihat dengan cara yang berbeda. Mereka tidak menyukai aturan. Dan mereka tidak memiliki penghormatan kepada status quo. Anda dapat memuji mereka, tidak setuju dengan pendapat mereka, mengutip mereka, tidak mempercayai mereka, mengagungkan atau menjelek-jelekkan mereka. Tapi satu hal yang tidak dapat Anda lakukan adalah mengabaikan mereka. Karena mereka telah mengubah banyak hal. Mereka menemukan. Mereka berimajinasi. Mereka menyembuhkan. Mereka mencari. Mereka menciptakan. Mereka menginspirasi. Mereka mendorong perlombaan umat manusia maju ke depan … Kami membuat alat bagi orang-orang seperti mereka. Meskipun beberapa melihat mereka sebagai orang-orang gila, kami melihat mereka sebagai orang genius. Karena orang-orang yang cukup gila untuk berpikir bahwa mereka dapat mengubah dunia, adalah orang-orang yang melakukannya.”

2. Unit Pemasaran Tremor P&G (Procter & Gamble)5

Procter & Gamble, sebuah perusahaan multinasional, yang berpusat di Amerika, sangat memahami peran sebagian kecil remaja yang mempunyai kedudukan unik, tetapi pengaruhnya luar biasa, terutama mereka ini mempunyai pengaruh terhadap pola merek yang mereka beli. Karena itu P&G mengadakan strategi yang ekstensif menangani masalah tersebut, sebagaimana terlihat pada kutipan berikut:

Unit pemasaran ini mengumpulkan lebih dari 200 ribu remaja yang merupakan pelanggan terbaik dari pesaing P&G. Anak-anak ini dipilih berdasarkan hasil riset ekstensif yang dilakukan oleh P&G untuk menentukan ciri-ciri remaja yang dapat menentukan opini (vocal minority, trend setter, hujjah zaman). Para remaja ini diberikan sampel-sampel Cover Girl dan produk-produk Old Spice yang sedang dalam pengembangan; mereka kemudian diminta umpan baliknya agar dapat membantu perusahaan dapat lebih memahami kebutuhan para remaja. P&G berharap untuk membuat sebuah komunikasi rutin melalui e-mail dengan para remaja ini sebagai salah satu cara menjaga pengaruh yang mereka miliki atas opini pembelian mereka.

3. Oprah Winfrey, “guru gaya hidup” para Wanita Amerika6

Pengaruh Oprah Winfrey pada gaya hidup, pola pembelian barang-barang tertentu bagi kebanyakan wanita Amerika. Satu orang Oprah Winfrey dan tim kreativnya mampu meningkatkan penjualan produk suatu perusahaan hingga mencapai 75 persen pelanggan baru, seperti pada kutipan berikut:

Misi ambisius dalam program acara TV :”Menggunakan televisi untuk mengubah kehidupan banyak orang, untuk membuat pemirsa melihat diri sendiri secara berbeda, dan membawa kebahagiaan dan rasa berkecukupan ke dalam setiap rumah.” Mantra Oprah – “Jalanilah kehidupan Terbaikmu” – sesuai dengan banyak aspirasi wanita Amerika.

Kemampuan Oprah untuk berhubungan secara emosional dengan wanita AS telah menghasilkan pengaruh yang tinggi pada perilaku dan pemikiran mereka. Seperti buku yang direkomendasikannya, produk yang dia pilih untuk daftar liburan tahunannya tentang hal-hal favorit juga merupakan kesuksesan instan. Sebuah produk kosmetik yang bernama Origins telah melaporkan bahwa penjualan terbaik musim liburnya adalah A Perfect World body cream yang sangat cair dengan White Tea (seharga 30 dolar untuk per 7 ons), salah satu pilihan liburan 2002 Oprah. Sama halnya, Chico’s, pengecer khusus pakaian dan aksesori wanita dimana jam tangan seharga 38 dolar-nya ditampilkan dalam tayangan yang sama, memberi tahu Women’s Wear Daily bahwa pelanggan membanjiri toko dan pusat telepon setelah tayangan itu – dan bahwa 75 persen telepon berasal dari pelanggan baru. Pengaruh Oprah juga dibayar dengan baik. Nilai bersihnya diperkirakan sekitar 1 miliar dolar, dan tayangan dan majalahnya menghasilkan pendapatan sekitar 300 juta dolah dan 140 juta dolar, berturut-turut, di tahun 2001.

Pengaruh Golongan Sedikit yang Bersimpul Sangat Banyak

Oprah Winfrey seorang dan tim kreatifnya dalam TV yang jumlahnya sedikit tetapi pengaruhnya demikian luas hingga pada tidak saja pada jutaan wanita AS tetapi meluas hingga ratusan juta wanita modern sedunia. Demikian juga 200 ribu remaja pilihan mempunyai pengaruh pada puluhan hingga ratusan juta remaja di Amerika dan sekitarnya, menunjukkan pola yang sama; golongan yang sedikit mempunyai pengaruh yang luas pada golongan besar yang diam. Inilah yang dikenal dengan aturan 80/20 dimana prinsipnya 80 persen “pekerjaan” pada hakikatnya dikerjakan hanya oleh 20 persen orang yang terlibat. Contoh 80 persen tanah yang ada di Jakarta dimiliki oleh hanya 20 persen orang. Demikian juga dengan kecelakaan lalu lintas, 80 persennya disebabkan oleh 20 persen pengendara. 80 persen bir diminum oleh 20 persen peminum. Aturan ini ternyata berlaku pula dalam masalah kesehatan. Mari kita simak kutipan berikut:

Epidemi Gonore pada 100 ribu populasi Colorado Springs, Colorado akibat ulah 168 orang

Colorado Spring sebuah kota dengan penduduk 100.000 orang telah mengalami suatu epidemi gonore. John Potterat, dalam analisisnya terhadap epidemi tersebut, dengan mewancarai setiap orang yang datang di Puskesmas untuk pengobatan penyakit ini selama jangka waktu enam bulan. Ia menemukan bahwa sekitar separuh dari kasus keseluruhan pada hakikatnya dialami oleh orang dari empat kawasan pemukiman yang hanya 6 persen dari luas seluruh kota. Selanjutnya, separuh diantara mereka yang termasuk 6 persen itu sering berkunjung ke enam buah bar yang sama. Maka John Potterat mewancarai 768 orang dalam kelompok kecil itu dan menemukan 600 di antara mereka tidak menularkan gonore kepada siapapun atau hanya menularkannya kepada satu orang lain. orang-orang ini disebutnya bukan penular (nontransmitter). Sementara itu, orang-orang yang memicu epidemi – orang-orang yang menginfeksi dua, tiga, empat, atau lima orang lain dengan penyakit ini – adalah 168 orang yang tersisa. Dengan kata lain, di seluruh kota Colorado Springs – sebuah kota yang berpenduduk lebih dari 100.000 orang – epidemi gonore dipicu menjadi dramatis oleh ulah 168 orang di empat kawasan pemukiman yang senang bersosialisasi di enam bar yang sama.

Siapakah 168 orang ini? Mereka bukan seperti orang seperti Anda atau saya. Mereka orang yang keluar rumah setiap malam, orang yang berganti-ganti pasangan dalam menyalurkan hasrat seksual, orang dengan gaya hidup dan perilaku yang menyimpang dari kelaziman. Pada pertengahan 1990-an, misalnya, di sebuah gelanggang olah raga dan rekreasi di East St. Louis, Missouri, ada seorang pria bernama Darnell “Boss Man” Mc Gee. Ia sosok pria bertubuh tinggi besar – lebih dari satu meter delapan puluh – tampan, mahir bersepatu roda, yang sengaja memikat gadis-gadis remaja melalui keterampilannya di arena sepatu roda. Kelompok usia yang paling disukainya adalah tiga belas dan empat belas tahun. Ia membelikan mereka perhiasan, mengajak mereka berjalan-jalan dengan Cadilac-nya, membuat mereka “melayang tinggi” dengan narkotika, dan memperkenalkan mereka dengan kenikmatan hubungan seks. Antara tahun 1995 – 1997, ketika ia tewas ditembak oleh siapa, ia telah berhubungan seks dengan sedikitnya 100 wanita dan – sebagaimana terbukti belakangan – telah menginfeksi setidaknya 30 diantara mereka dengan HIV.

Keadaan yang mirip-mirip dengan kondisi di atas, juga pada dua kasus berikut :

Pengguna [konsumen] 6000 PSK (Pekerja Seks Komersial) di Singapore adalah sekelompok kecil pria [20 persen]

Di Singapura yang penduduknya kurang dari 5 juta, terdapat di sana lebih dari 6000 pekerja seks komersial (PSK). Suatu temuan survei Survey On Partner Relations and Knowledge, Attitude, Behaviour and Practice on AIDS in Singapore, mendapati 1 dari 10 orang lelaki yang disurvei mengatakan bahwa mereka sudah terlibat “seks bebas” 12 bulan sebelumnya, kebanyakan dengan PSK. Dan dari laki-laki yang aktif secara seksual mendatangi PSK mencapai 1 dari 6 orang.2 Berarti dapat dikatakan 80 persen pengguna PSK adalah hampir 20 persen atau 1/10 - 1/6 pria yang ada di Singapura.

Kesimpulannya : Sedikit pria Singapura (hampir 20%) yang menyebabkan beroperasinya 6000 pekerja seks komersial di wilayah yang berpenduduk kurang 5 juta jiwa.

Arti Penting Tipping Point dan Vocal Minority bagi Profesi Dokter

Bagi profesi dokter dan profesi kesehatan lainnya pengaruh tipping point dari sedikit orang yang bersimpul banyak dengan berbagai macam jaringan. Kevokalan orang-orang ini mempunyai pengaruh yang sangat besar. Setidaknya para “pembuat tipping point memberikan dampak sebagai berikut :

1. Meningkatkan jumlah cakupan.

Dalam lingkungan yang hiperkompetitif, para aktor tipping point yang berjumlah sedikit akan meningkatkan jumlah kunjungan suatu institusi layanan kesehatan. Sebuah institusi pelayanan kesehatan yang semula sepi dan diperhitungkan akan ditutup, suatu saat seorang aktor tipping point datang berobat di tempat tersebut. Ia tidak saja puas bahkan sangat puas. Ia merasakan sebuah pengalaman “wow” ketika ia menjalani “ban berjalan” layanan, mulai dari pendaftaran, berobat hingga mengambil obat dan pulang dan sembuh beberapa hari sesudahnya. Setelah sembuh, ia kembali pada aktivitas seperti biasanya, berkomunikasi dengan simpul-simpul berbagai jaringan orang-orang tempat ia bersosialisasi. Dalam kesempatan itu, ia bercerita tentang pengalaman “wow” yang ia terima di institusi pelayanan kesehatan tempat ia berobat beberapa hari yang lalu. Karena ia sangat dipercaya dan disegani dalam simpul-simpul berbagai jaringan orang-orang tempat ia bersosialisasi, maka tanpa usaha yang berarti, institusi pelayanan kesehatan yang semula sepi dan akan ditutup, tiba-tiba menjadi sebuah tempat yang ramai.

Peran aktor tipping point tidak saja punya dampak pada aktivitas program kesehatan yang bersifat komersial, seperti pada kasus di atas, tetapi juga tampak pada aktivitas-aktivitas yang bersifat non komersial. Seorang aktor, bintang film dan sinetron remaja, di-blow up media massa, tentang aktivitas dan perilakunya yang anti pada rokok dan membentuk komunitas anti merokok, akan meningkatkan cakupan remaja yang memilih tidak merokok untuk meningkatkan rasa percaya dirinya. Tampaknya ini contoh yang tidak mungkin, karena justru naiknya para bintang ini karena sponsorship dari perusahaan rokok. Seperti yang sedang nge-trend sekarang film “Berbagi Suami”, yang aktornya berisi bintang-bintang cool dan menjadi idola remaja, perusahaan rokok tertentu menjadi sponsorship utama dalam menanggung biaya produksinya.

2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi aktivitas program kesehatan

Peran aktor tipping point sebagaimana pada ilustrasi kasus pada nomor 1 di atas, menunjukkan bahwa, institusi tersebut tanpa usaha yang berarti, berubah menjadi institusi yang ramai. Atau dengan kata lain, cakupan pelayanan yang diperoleh meningkat drastis karena peran dari aktivitas para aktor tipping point ini, bukan dari uang atau sumber daya lain yang dibelanjakan oleh institusi tersebut. Jadi aktor tipping point sangat berperan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi aktivitas program kesehatan baik itu komersial maupun non komersial.

3. Dasar dalam menentukan kelompok sasaran yang menjadi kelompok prioritas program kesehatan.

Karena peran dan dampak yang dihasilkan begitu besar dan luas, maka untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi program kesehatan yang telah dicanangkan, perlu mengidentifikasi kelompok kecil ini. Sebagaimana yang telah dilakukan perusahaan P&G di atas, perusahaan ini melakukan riset yang ekstensif dulu, yaitu mengidentifikasi siapa dan bagaimana ciri-ciri mereka, yaitu remaja-remaja yang berperan besar dalam menentukan opini ini. Baru melakukan aktivitas pemasaran mereka, dengan harapan apa yang dibelanjakan dan dipakai remaja-remaja ini dapat menjadi panutan remaja-remaja dalam simpul-simpul jaringan sosialisasi mereka. Dalam kasus kesehatan, seperti aktivitas kampanye anti merokok yang didengung-dengungkan, para dokter ahli paru misalnya. Karena biaya periklanan, mulai dari produksi iklan sampai penayangannya mahal, dan miskin sponsorship, karena banyak perusahaan yang merasa kepentingan bisnisnya tidak sejalan dengan kampanye ini. Maka tugas besar ini dapat dibagi menjadi porsi-porsi yang kecil, misalnya mengidentifikasi kelompok-kelompok trend setter remaja di daerah-daerah dan masuk membentuk komunitas-komunitas remaja anti rokok di daerah. Atau masuk dalam media-media remaja yang menjadi rujukan para remaja sebagai konsultan kesehatan yang cool. Bila tidak karena selisih usia yang besar, karena umumnya dokter ahli paru rata-rata berusia empat puluh tahun lebih, bisa membentuk semacam komunitas dokter-dokter yang berusia muda biasanya dokter umum, yang intensif berkomunikasi dengan kelompok-kelompok trend setter remaja.

Dengan melihat peran para aktor tipping point yang besar karena pengaruh dan dampaknya, maka mereka ini perlu diidentifikasi, perlu dikelola sehingga dapat memberikan manfaat bagi program-program kesehatan yang akan mendatangkan manfaat yang jauh lebih besar lagi.

Wallahua’lam

Daftar Rujukan

1. Ahmad ar-Rasyid, Muhammad, al-Muntholaq; Edisi Indonesia, Titik Tolak : Landasan Gerak para Aktivis Dakwah. Penerjemah: Abu Sa’id al-Falahi, Lc; Jakarta, Robbani Press, 2005.

2. Malcolm Gladwell, 2000, Tipping Point; How Little Things Can Make a Big Difference, Edisi Indonesia, Tipping Point; Bagaimana Hal-hal Kecil Dapat Menghasilkan Perubahan Besar, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002

3. Martin Raymond, 2003, The Tomorrow People; Edisi Indonesia: The Tomorrow People; alih bahasa: Paul A. Rajoe; Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2006

4. Rhenald Kasali, 1994, Manajemen Public Relations; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti

5. Michael Treacy, 2003; Double digit growth : how great company achieve it, no matter what; edisi Indonesia; Double Digit Growth : Kisah Perusahaan-perusahaan yang Sukses Menciptakan Lompatan Pertumbuhan Dalam Situasi yang Hampir Mustahil, Penerbit B-first, 2005

6. Michael J. Silverstein and Neil Fiske, 2003; Trading Up: Why Consumers Want New Luxury Goods – and How Companies Create Them, edisi Indonesia; Trading Up: Cerita Produk-produk Supermahal yang Diburu Konsumen dan Bagaimana Perusahaan Menciptakannya; penerjemah : Kristina Wasiyati, Penerbit B-first, Desember 2005

7. David Brazil, 2004; No Money No Honey; A candid look at sex-for-sale in Singapore; Edisi Indonesia, Bisnis Seks di Singapura, Penerbit Pustaka Primatama, 2005

Impoten habis minum CTM

Bapak Heri menderita influenza dalam satu hari ini. Dia mendatangi dokter Herman di tempat praktiknya. Setelah antri akhirnya datang juga kesempatan buat beliau diperiksa. Seperti pasien sebelumnya dokter Herman melakukan anamnesis dan pemeriksaan yang legeartis. Akhirnya didiagnosis menderita common cold. Kemudian dokter Herman memberikan resep. Saat menulis resep itu, bapak Heri meminta agar diresepi obat generic saja. Oleh dokter Herman bapak Heri diresepi seperti berikut :

R/ Paracetamol 500 mg tab no X

S 3 dd tab I

R/ CTM mg 4 tab no X

S 3 dd tab I

R/ Vitamin B kompleks tab no X

S 3 dd tab I

R/ Vitamin C tan no X

S 3 dd tab I

Setelah pergi ke apotik, menebus obat itu, bapak Heri segera meminum obat setelah makan. Juga beliau makan buah-buahan dan sop yang hangat sesuai apa yang dianjurkan oleh dokter Herman padanya.

Besok paginya, beliau sangat terkejut, bahwa penisnya ketika bangun tidur tidak mengalami ereksi. Dan dia baru tahu kalau ini jelas akibat minum CTM yang dia minum, seperti pengalaman-pengalaman sebelumnya yang dia alami. Dan yang membuat heboh keadaan adalah pulihnya dari impotensi itu membutuhkan waktu satu minggu. Akan sangat mengganggu hubungan harmonisnya dengan istri.

……………………………….

Braaaak!! Pak Heri menggebrak meja praktik dokter Herman

“Anda ini gimana dokter. Sudah tahu kalau saya kalau minum CTM jadi impotent malah Anda kasih CTM. Saya tidak terima!” bentak pak Heri di tempat praktik dokter Herman. Masih untung tempat praktiknya masih sepi.

Ooo bapak kalau habis minum CTM jadi impotent… saya baru tahu pak Heri.” Kata dokter Herman

“Apa dokter tidak melihat catatan status sebelumnya?” tanyak pak Heri

“Lho kan bapak Heri baru pertama kali periksa di sini” jelas dokter Herman

“OK pak, akan saya catat di status bapak, kalau bapak mempunyai efek samping kalau minum CTM, sekali lagi mohon maaf pak, dan saya baru tahu kalau CTM mempunyai efek seperti ini.” Kata dokter Herman sambil menulis di status catatan medis bapak Heri



Kerangka kerja dokter muslim terhadap pasiennya (Prof Hasan Omar Kasole):
  • Hifdhu al din (menjaga agama)
  • Hifdhu al nafs (menjaga kehidupan)
  • Hifdhu al maal (menjaga harta)
  • Hifdhu al nasl (menjaga keturunan)
  • Hifdhu al ‘aql (menjaga akal sehat)


Selasa, 11 September 2007

Seri Porno Grafi.... hussss




Ehh....


Maluuu...







Jangan Dipaksain jadi Cewek Miii....
Namanya Pemaksaan GENDER !!!
















aH aBI KOK dipamerin yang lagi tidur...
pake selimut berlapis pulaaa...















Three in One

Berikut adalah adaptasi kisah nyata teman sejawat dokter, dengan rekayasa imajinasi tentang dialog dan skenario adegannya…..
……………………………………
Pasar kecamatan Serba Sehat.. sejak subuh tadi sudah menunjukkan dinamisnya denyut kehidupan desa-desa yang ada di sekitarnya. Praktik dokter Handono sudah menunjukkan aktivitasnya sejak jam 6.00 pagi tadi….sudah tidak ada pasien sejak pukul 08.00 WIB lalu….
Saat ini matahari sudah memancarkan kehangatannya…dan pelan-pelan mulai berubah menjadi panas menyengat. Waktu menunjukkan 09.00 WIB.
Di sebuah bangunan yang di tata demikian eye catching…
“Mau foto bisa mas?” kata Narti yang ingin mengabadikan tampangnya
“Bisa mbak silakan masuk” kata sang Tukang foto mempersilakan tamunya.
Pelanggan masuk ruang studio kemudian di foto oleh sang tukang foto.


Posisi 1…… catch!
Posisi 2 ……catch!
Posisi 3 …… catch!
Posisi 4 …….catch!
Posisi 5 ……. catch!


Hasil jepretan kamera digital diperlihatkan kepada mbak Narti..
Posisi 2 dan 3 diulang ya mas….



“OK”
Posisi 2 ulangan…. Catch!
Posisi 3 ulangan …. Catch!

Puas…puas…puas… dengan posisi, hasil jepretan foto, dan suasana perfotoan….
“Gimana mbak….? Ada lagi yang bisa dibantu?”
“Sudah mas”
Mbak Narti keluar…

“Ditunggu dulu ya mbak…saya buatin notanya..” kata tukang foto dengan senyum yang ramah.
“Iya mas…” kata mbak Narti.

Beberapa saat kemudian…
“Ini mbak…notanya…nanti sore baru bisa diambil mbak” kata tukang foto tadi..
“Eh mas…mumpung masih di sini.. saya mau beli itu… CDR…” kata Narti
“Ya mbak” jawab sang tukang foto.
“Berapa mas harganya?” tanya Narti
“Tujuh belas ribu tujuh ratus lima puluh rupiah” kata sang tukang foto

“OK..jadi saya beli…. Ini uangnya mas” kata Narti

Tukang foto mengambil CDR, membungkusnya dalam plastik dan menyerahkan kembalian..
“Ini mbak CDRnya dan ini kembaliannya” kata tukang foto.
“Mas..iseng nanya nih… dokternya masih di rumah ga?’ kata Narti
“Masih. Mbak mau periksa?” tanya tukang foto
“Iya mas… tenggorokanku lagi sakit nih, badan agak meriang..” kata Narti
“Sebentar ya mbak… ditunggu dulu..” kata tukang foto.
…………………………….

“Silakan masuk mbak” kata tukang foto yang saat ini berubah penampilannya memakai jas putih yang menandakan bahwa ia adalah seorang dokter.
“Lho masnya tadi kan yang memotret saya…trus ngelayanin beli obat… lha dokternya mana?” tanya Narti dengan nada tidak percaya.

”Dokternya saya sendiri mbak.. mas yang biasa memotret hari ini sedang ada keperluan… jadi saya yang memotret… sedang mbak yang biasa ngelayanin toko..sedang membantu istri saya belanja di kota….”

“Oooooooo three in one = tukang foto, pelayan toko dan dokter” bahasa suroboyoannya : “Wong siji ngrangkep telu”

glodak tenan!!!

Sekarang, bisnis sang dokter ini berkembang pesat, ada toko swalayan, apotik, studio foto dan…
Praktik pribadi tetap jalan.

Ini benar-benar pendapat pribadi..
kalo dokter ingin benar-benar tulus ketika praktik atau memberikan yang terbaik kepada pasien-pasiennya.
Salah satu solusinya adalah mempunyai usaha yang sudah bisa menghasilkan uang tanpa kehadirannya.
Jadi ketika praktik tidak ada harapan bahwa satu-satunya sumber pendapatannya adalah dari praktik itu….

Core Bisnis Dokter : Menyembuhkan Orang Sakit atau Fasilitasi Orang untuk Memproduksi Kesehatan?

Sumber pendapatan sebagian besar dokter kita saat ini berasal dari aktivitas tradisionalnya yaitu jasa yang diperoleh dari pasien sakit yang datang berobat. Pelaku aktivitas tradisional ini bisa praktek pribadi, praktek bersama, klinik dokter spesialis, ataupun rumah sakit. Dari aktivitas tradisional ini, bisnis berkembang di sekitarnya, yaitu bisnis produksi obat, distribusinya mulai dari pedagang besar farmasi hingga di apotek-apotek yang tersebar merata dan bahkan saling berhadap-hadapan atau berdampingan. Suatu bisnis yang lebih dikenal dengan bisnis farmasi. Bahkan bisnis ini nilainya sangat besar, mungkin bisa melebihi uang yang diberikan pasien kepada dokternya, bila bisnis obat OTC dimasukkan di dalamnya. Sebagai gambaran, nilai pasar total farmasi 2004 mencapai 22.5 triliun1 [bandingkan dengan nilai pasar barang elektronik pada tahun yang sama yaitu sebesar 14 triliun; berarti anggaran untuk obat bagi orang Indonesia Rp. 8 triliun lebih banyak atau melebihi anggaran untuk beli barang elektronik seperti TV, AC, Kulkas, CD Player dan sejenisnya2] – kurang dari setengah persen pasar farmasi dunia yang US$ 550 miliar.1 Nilai pasar total ini, tentunya termasuk biaya yang digunakan perusahaan farmasi untuk mensponsori berbagai kegiatan yang dilakukan dokter secara pribadi atau bersama-sama. Aktivitas bisnis lain dalam skala kecil adalah bisnis percetakan, kertas, alat tulis hingga yang relatif besar adalah jasa konstruksi bangunan beserta arsitekturnya untuk wujud bangunan klinik, rumah sakit dan institusi layanan kesehatan lainnya.

Sebenarnya, apakah sumber pendapatan dokter harus berasal dari bisnis menyembuhkan orang sakit? Atau, apakah satu-satunya pendapatan dokter harus berasal dari jasa yang diberikan kepada pasien sakit yang datang berobat kepadanya? Hingga sering kita dengar isu dokter rebutan pasien, atau hubungan antar teman sejawat menjadi renggang gara-gara masalah berebut pasien? Sangat tidak etis memang. Atau ada pula sering kita dengar dokter bila memberikan resep sangat “manjur”, yang dipersepsi demikian oleh pasien melihat dari mahalnya obat yang diresepkan. Dan ujung-ujungnya sudah menjadi rahasia umum, mendapatkan insentif dari perusahaan farmasi.

Merumuskan Definisi Bisnis Profesi Dokter
Menurut Grossman, pada dasarnya setiap individu adalah produsen kesehatan bagi dirinya sendiri. Kesehatan sebagai output, mempunyai input meliputi perumahan yang sehat, pendidikan kesehatan yang memadai, status pekerjaan yang jelas serta nutrisi atau gizi yang berimbang dan bermutu, disamping layanan kesehatan yang dia kunjungi saat sakit. Diasumsikan bahwa individu berusaha untuk memaksimalkan utilitas fungsional waktu hidupnya, dalam arti memaksimalkan jumlah [maupun kualitas] hari-hari sehatnya dari waktu ke waktu sepanjang hidupnya hingga individu tersebut meninggal. 3

Dengan melihat definisi Grossman di atas, layanan kesehatan termasuk dokter di dalamnya hanyalah salah satu input yang dibutuhkan oleh individu untuk memproduksi kesehatannya. Karena itu kalau orientasi atau definisi bisnis dokter hanya fokus pada menyembuhkan orang, maka terlalu sempit definisinya. Dari fokus menyembuhkan penyakit orang, memang sudah luas cakupannya. Hingga saat ini telah ada 20 spesialisasi, yang semuanya berfokus pada menyembuhkan penyakit orang. Itupun masih banyak yang mempertanyakan mengenai efektivitas dan efisiensi praktek kedokteran yang dijalankan. Bagaimana tidak efisien? Diceritakan, seorang psikiater dari RRC yang menghadiri kongres American Psychiatrists Association di Philadelphia pada tahun 2002 mengakui bahwa biaya perjalanannya dibiayai oleh perusahaan farmasi. Berapa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan farmasi untuk membiayai dokter tersebut? Pasti sangat mahal. Dan tentunya uang tersebut berasal dari kantong pasien juga.4

Dari sini dapat disimpulkan bahwa dokter dan perusahaan farmasi memperlambat atau menambah beban seorang individu untuk memperoleh kesehatannya kembali. Berarti input yang diperoleh untuk memproduksi kesehatannya tidak efisien secara biaya. Orientasi sempit menyembuhkan pasien dan mengkomersialisasinya berubah menjadi faktor inefisiensi bagi pasien dalam memaksimalkan hari-hari sehat, untuk mengisi sisa hidupnya dengan karya-karya yang produktif.

Dengan orientasi definisi bisnis bagi profesi dokter yang lebih luas, dapat kita lihat input-input lain yang diperlukan oleh individu untuk memproduksi kesehatannya. Input-input tersebut bisa lebih luas, tergantung pada kreativitas dokter dalam menerjemahkannya dalam aplikasi yang bisa dikonsumsi oleh individu dengan tetap memberikan keuntungan bagi dokter. Serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi individu memproduksi kesehatannya.

Salah satu input yang selama ini sudah banyak dilakukan dan memberikan keuntungan bagi dokter, adalah pendidikan kesehatan yang memadai bagi individu. Dikatakan oleh Grossman pula3, bahwa pendidikan kesehatan yang memadai akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi seorang individu dalam memproduksi kesehatannya. Dalam konteks ini, beberapa nama yang sudah menasional adalah dr. Boyke. Pendidikan kesehatan yang dilakukannya melalui “road show” ceramah kesehatan di daerah, telah mencerahkan banyak orang tentang perilaku hidup sehat. Mungkin pendapatan yang diperoleh dari “road show” ini, jauh lebih banyak ketimbang pendapatan yang berasal dari praktek pribadinya sebagai dokter Obs-Gyn. Bentuk pendidikan kesehatan lain adalah menerbitkan buku-buku kesehatan, seperti yang dilakukan oleh dr. Syamsyurijal Jauzi Ahli Penyakit Dalam, serta ceramah-ceramah kesehatan yang beliau lakukan di berbagai media, adalah salah satu bentuk service dokter agar individu tercerahkan sehingga dapat lebih memproduksi kesehatannya secara efektif dan efisien. dr. Utami Roesli Ahli Anak pun juga melakukan hal serupa, melalui pendidikan pijat bayi, pendidikan ASI, baik dalam buku maupun CD, juga mencerahkan para ibu-ibu dan bapak-bapak muda yang baru mempunyai anak, sehingga dapat merawat putra-putrinya dengan sesedikit mungkin melakukan hal-hal yang tidak diperlukan dan pemborosan.

Input lain, terutama sangat relevan dengan kehidupan modern, yang penuh ketegangan dan stressful live event, dalam mencegah terjadinya penyakit kecemasan, depresi dan psikosomatik adalah klinik meditasi dan relaksasi. Jam kerja yang panjang, serta tuntutan yang tinggi, orientasi kerja yang hanya untuk orang lain, semakin meninggikan ketegangan emosional. Keadaan ini, dalam jangka panjang akan berdampak buruk bagi kesehatan. Karena itu, saat ini mendesak terpenuhinya kebutuhan emosional untuk diri sendiri. Banyak barang dan jasa yang saat ini disajikan untuk pemenuhan ruang emosional diri ini. Dalam hal ini kaum pria dalam mencari saat-saat sendiri lebih menyukai menyendiri dalam kamar yang dilengkapi dengan komputer pribadi, sound system premium, atau home theater. Bagi konsumen wanita, serta mulai diminati pria, marak klinik-klinik spa, bahkan di Amerika mulai banyak klinik spa yang ditangani oleh seorang yang bergelar M.D. (Doctor of Medicine) kalau di negara kita dokter. Mereka (para konsumen tadi) merasa tidak begitu takut dalam lingkungan yang menyenangkan dan non klinis daripada yang mereka rasakan di rumah sakit, dan mereka senang dengan harga rendah berkaitan dengan spa ketika dibandingkan dengan pelayanan penuh rumah sakit. 5 Walaupun sebenarnya layanan jasa ini belum tentu efektif dalam menghilangkan ketegangan emosional yang selama ini mereka hadapi.

Dan banyak input lain yang bisa digali oleh dokter untuk memaksimalkan hari-hari sehat individu. Yang dapat disimpulkan disini adalah core bisnis dokter tidak hanya melulu pada menyembukan orang sakit, tetapi lebih luas cakupannya memfasilitasi orang dalam memproduksi kesehatannya. Harapan terakhirnya pasien atau setiap individu dapat memproduksi kesehatannya dari input-input yang diperoleh dengan efektif dan efisien.

Wallahua’lam


Daftar Rujukan
1. Warta Ekonomi Edisi 08 Tahun XVII 18 April 2005; liputan hal 20 ; Bisnis Farmasi Ini Dia Para Penguasanya
2. SWAplus, Majalah SWAsembada no. 09/XXI/28 April – 11 Mei 2005
3. Ann Clewer and David Perkins, 1998; Economics for Helath Care Management, Prentice Hall Europe 1998, p 7.
4. Laksono Trisnantoro, 2005, Aspek Strategis dalam Manajemen Rumah Sakit, Penerbit Andi Yogyakarta, 2005 hal 25
5. Michael J. Silverstein and Neil Fiske, 2003; Trading Up: Why Consumers Want New Luxury Goods – and How Companies Create Them, edisi Indonesia; Trading Up: Cerita Produk-produk Supermahal yang Diburu Konsumen dan Bagaimana Perusahaan Menciptakannya; penerjemah : Kristina Wasiyati, Penerbit B-first, Desember 2005 hal 52,55, 61